“Untuk Apa Kita Hidup…?”
Tafsir surat Adz-Dzariyat (51): 56
Kehadiran manusia ke bumi melalui proses kelahiran , sedangkan kematian sebagai pertanda habisnya kesempatan hidup di dunia dan selanjutnya kembali menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya semasa hidup di dunia.
Prakata
Rutinitas
hidup yang kita jalani terkadang menjebak kita yang membuat kita
berfikir bahwa hidup ini ibarat putaran atau siklus tiada henti. Dan
seakan-akan hidup ini hanya satu kesamaan dengan yang lain. Maksudnya
ketika lahir, kemudian sekolah, kawin, punya anak, tua kemudian menunggu
ajal. Setidaknya seperti itu yang selama ini kita jalani
Mencari Jawaban
Sulit
sekali bagi kita jika hanya mengandalkan logika untuk mencari jawaban
apa sebenarnya ini kehidupan kita. Namun jawaban yang tepat dapat kita
temukan dalam sebuah buku yang memang dibuat oleh si perancang kehidupan
ini sekaligus pemiliknya. Jawaban dapat diketemukan jika manusia
menyadari siapa yang menciptakan kehidupan dunia dan seisinya.
Dalam salah satu ayat dari surat Adz-Dzariat .ayat 56 :
Wama kholaqtul jin-na wal insana illa liya’buduni
‘Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku .”
Ternyata
pertanyaan diatas dengan gamblang telah dijelaskan Allah Swt dengan
dengan menghidupkan kita di dunia ini agar mengabdi / beribadah
kepadaNya.
Dan bukan sekedar untuk hidup kemudian menghabiskan jatah umur lalu mati. Lebih jauh Allah Swt mengingatkan pula dalam Surat Al-Mukminun (23) : 115
“ Afakhasib-tum an-nama kholaq-nakum ‘abatsan wa an-nakum ilaina laa turja’un ?”
“Apakah
kau (manusia) menyangka bahwa Aku ciptakan kamu dengan main-main dan
(kau kira) kamu tidak akan dikembalikan kepada KU?”
Dari dua
ayat di atas, dengan mudah kita bisa mendapat pencerahan bahwa
eksistensi kita di dunia adalah untuk melaksanakan ibadah / menyembah
kepada Allah Swt. dan tentu saja semua yang berlaku bagi kita selama ini
bukan sesuatu yang tidak ada artinya. Sekecil apapun perbuatan itu.
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar