Perbanyak Berbicara Kepada Allah SWT
Saudaraku..
Muadz bin Jabal ra pernah berpesan kepada kita:
Muadz bin Jabal ra pernah berpesan kepada kita:
كَلِّمِ النَّاسَ قَلِيْلاً وَكَلِّمْ رَبَّكَ كَثِيْرًا لَعَلَّ قَلْبَكَ يَرَى اللَّهَ تَعَالَى
“Kurangi pembicaraanmu dengan manusia dan perbanyak berbicara dengan
Tuhanmu. (dengan demikian) mudah-mudahan hatimu mengenal Allah swt.”
(Mawa’izh as shahabah, Shalih Ahmad al Syami).
Saudaraku..
Kita kuat dan biasa berpuasa sehari penuh; menahan diri dari makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis. Tapi barangkali kita tak akan sanggup berpuasa dalam sehari atau setengah hari saja dalam keadaan terjaga, untuk menahan diri dari tidak berbicara dengan orang-orang di sekitar kita.
Kita kuat dan biasa berpuasa sehari penuh; menahan diri dari makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologis. Tapi barangkali kita tak akan sanggup berpuasa dalam sehari atau setengah hari saja dalam keadaan terjaga, untuk menahan diri dari tidak berbicara dengan orang-orang di sekitar kita.
Padahal semakin banyak kita berbicara, maka semakin membuka peluang
untuk mengukir kesalahan dan ketergelinciran yang diperbuat oleh lisan
kita yang tak bertulang. Pembicaraan yang dilarang, seperti;
menggunjing, perkataan dusta, fitnah, curang dan yang senada dengan itu,
sudah jelas keharamannya.
Pembicaraan yang mubah, terkadang juga menyeret kita kepada perkataan yang sia-sia, tanpa faedah dan berujung pada kekhilafan.
Saudaraku..
Di kala sepi, jika kita berbicara dengan-Nya, maka hal itu pertanda bahwa kita telah bermunajat dan berdua-duaan dengan-Nya. Itu menjadi amalan rahasia yang dapat mengalirkan cinta-Nya.
Di kala sepi, jika kita berbicara dengan-Nya, maka hal itu pertanda bahwa kita telah bermunajat dan berdua-duaan dengan-Nya. Itu menjadi amalan rahasia yang dapat mengalirkan cinta-Nya.
Namun jika kita di tempat sepi, berbicara dengan orang-orang dekat
lewat dunia maya. Terlebih, ia berlainan jenis dengan kita dan ia belum
menjadi milik kita dan bukan mahram kita, maka berkhalwat dan
berdua-duaan dengannya akan membuka pintu dosa dan maksiat. Minimal zina
hati tak mampu kita hindari.
Saudaraku..
Saat kita lemah, sakit, terjepit, terhimpit, galau dan menjerit menahan
perihnya cobaan hidup. Saat kita mengadu kepada Allah dan mengakui
kelemahan kita. Maka itu pertanda, baik dan tebalnya iman kita.
Sebaliknya, saat kondisi kita lemah, dirundung duka dan ambruk, lalu
kita banyak mengadu kepada makhluk ciptaan-Nya, maka hal itu perlambang
lemah dan dangkalnya keyakinan kita.
Saudaraku..
Saat karunia dan nikmat akrab menyapa kita, lalu kita banyak bercerita kepada orang-orang di sekeliling kita, bisa jadi ada sebagian dari mereka yang iri hati dan cemburu dengan kesuksesan kita. Dan tak jarang, yang mengatakan kita pamer, sombong dan seterusnya.
Saat karunia dan nikmat akrab menyapa kita, lalu kita banyak bercerita kepada orang-orang di sekeliling kita, bisa jadi ada sebagian dari mereka yang iri hati dan cemburu dengan kesuksesan kita. Dan tak jarang, yang mengatakan kita pamer, sombong dan seterusnya.
Tapi, jika kesuksesan yang menyapa kita dan membuat kita semakin
dekat dengan-Nya, berbicara dengan-Nya. Itu pertanda selaksa kesyukuran
kita gemakan untuk-Nya. Yang dengan semakin mendekatkan kita kepada
cinta-Nya.
Saudaraku..
Mari kita mulai dari hari ini untuk mengurangi pembicaraan kita terhadap sesama. Terlebih pembicaraan yang tiada berfaedah. Dan kita membuka pembicaraan hari ini dengan menyebut nama-Nya, berterima kasih atas segala karunia-Nya. Dan memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Agar setiap detik dan waktu yang kita lewati berada dalam cinta dan ridha-Nya.
Mari kita mulai dari hari ini untuk mengurangi pembicaraan kita terhadap sesama. Terlebih pembicaraan yang tiada berfaedah. Dan kita membuka pembicaraan hari ini dengan menyebut nama-Nya, berterima kasih atas segala karunia-Nya. Dan memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Agar setiap detik dan waktu yang kita lewati berada dalam cinta dan ridha-Nya.
Wallahu a’lam bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar