SEBAB-SEBAB MERAIH
KEAMANAN DAN KETENANGAN DALAM KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA, BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
االحمد لله رب
العالمين, والعاقبة للمتقين, وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا
شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. أما بعد:
Diantara sebab-sebab
tergapainya keamanan dan ketentraman dalam berumah tangga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara adalah:
1. Berislam (Memeluk
Agama Islam).
Bila seseorang telah
memeluk agama Islam dan menjalankan segala macam aturan-aturan dan
syari'at-syari'atnya maka dia telah berada di puncaknya kenikmatan, yang
kenikmatan tersebut meliputi ketenangan, keamanan dan ketentraman hidup, Allah
Ta'ala berkata tentang agama Islam yang telah sempurna ini:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا [المائدة/3]
"Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu". (Al-Maidah:
3).
Syari'at Islam telah
memberikan jaminan kepada siapa saja yang mau memeluk Islam dengan jaminan
keamanan dan ketenangan hidup, di dalam "Ash-Shahihain" dari Abu
Hurairah Radhiayallahu 'Anhu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«أُمِرْتُ أَنْ
أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ،
فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ
بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ».
"Aku diutus untuk
memerangi manusia sampai mereka bersaksi: Tidak ada sesembahan yang berhaq
disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakan shalat,
menunaikan zakat, jika mereka mengerjakan yang demikian itu maka terlindungi
dariku darah-darah mereka, harta-harta mereka kecuali dengan haq Islam, dan
perhitungan mereka kepada Allah".
2. Bertauhid dan
Beriman
Allah Ta'ala berkata:
وَعَدَ اللَّهُ
الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي
الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ
دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ
أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ [النور/55].
"Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan
Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang
yang fasik". (An-Nuur: 55).
3. Bertaqwa dan
Bertawakkal
Allah Ta'ala berkata:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ
يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ
جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3) [الطلاق/2، 3]
"Barangsiapa
bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". (Ath-Thalaq:
2-3).
4. Dzikir (Mengingat
Allah).
Allah Ta'ala berkata:
الَّذِينَ آَمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ [الرعد/28]
"Orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (Ar-Ra'd: 28).
5. Berpegang Teguh
dengan Kebenaran
Berpegang teguhnya
seseorang kepada suatu kebenaran maka dengan sebab itu akan lenyap darinya
segala macam yang tidak mencocoki dirinya dan tidak mencocoki kebenaran itu,
juga akan memunculkan kebaikan yang dia senangi, baik itu berupa ketenangan,
ketentraman dan kebahagian hidup, hal ini disebabkan dengan berkibarnya
kebenaran dan lenyapnya kebatilan yang selalu mempengaruhi hidupnya, Allah Ta'ala
berkata:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ
وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (81) وَنُنَزِّلُ مِنَ
الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ
الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا (82) [الإسراء/81، 82].
"Dan katakanlah:
"Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya
yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Dan Kami turunkan dari
Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian". (Al-Isra': 81-82).
Kebenaran yang
bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang barang siapa berpegang teguh
kepadanya maka Allah Ta'ala akan memberinya penerang (cahaya) kejalan jalan
yang lurus, yang dipenuhi dengan ketenangan dan ketentraman ketika seseorang
mengikuti jalan tersebut, Allah Ta'ala berkata:
﴿رَسُولًا يَتْلُو
عَلَيْكُمْ آَيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آَمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ
وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا﴾ [الطلاق/11]
"(Dan mengutus)
seorang Rasul yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah yang menerangkan
segala sesuatu, supaya dia mengeluarkan orang-orang yang yang beriman dan yang
mengerjakan amal shalih dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Dan
barang siapa beriman kepada Alloh dan mengerjakan amal shalih niscaya Allah
akan memasukannya ke dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, sesungguhnya Alloh
memberikan rizqi yang terbaik baginya". (Ath-Thalaq: 11). Allah Ta'ala
juga berkata:
﴿هُوَ الَّذِي
يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ﴾ [الحديد/9].
"Dialah yang
menurunkan kepada hamba-Nya Ayat-ayat yang terang (Al-Quran), supaya Dia
mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Alloh
benar-benar Ar-Rauuf lagi Ar-Rohiim terhadap kalian". (Al-Hadiid: 9).
Allah Ta'ala juga
berkata:
﴿هُوَ الَّذِي يُصَلِّي
عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا﴾ [الأحزاب/43].
"Dia-lah yang
memberi rahmat kepada kalian dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk
kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang
terang). dan adalah Dia Ar-Rahiim kepada orang-orang yang beriman".
(Al-Ahzab: 43). Allah Ta'ala juga berkata:
﴿وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا
مُوسَى بِآَيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ
شَكُورٍ﴾ [إبراهيم/5].
"Dan Sesungguhnya
Kami telah mengutus Musa dengan membawa Ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan
kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari kegelapan yang menggulita kepada
cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah".
Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
setiap orang penyabar dan banyak bersyukur". (Ibrohim: 5). Allah Ta'ala
berkata:
﴿الر. كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ﴾ [إبراهيم/1].
"Alif, Laam Raa.
(ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia
dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Robb mereka,
(yaitu) menuju jalan Robb yang Al-'Aziz lagi Al-Hamiid". (Ibrohim: 1).
Allah Ta'ala juga berkata:
﴿يَهْدِي بِهِ اللَّهُ
مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ﴾
[المائدة/16].
"Dengan kitab
Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus". (Al-Maidah: 16). Allah Ta'ala juga
berkata:
﴿اللَّهُ وَلِيُّ
الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى
الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ [البقرة/257].
"Allah pelindung
orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah
syaithan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (Al-Baqarah: 257).
Dan barang siapa
melepaskan dirinya dan berpaling dari kebenaran yang ada di dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah serta tidak melaksakan apa yang disyari'atkan maka hidupnya tidak
akan tenang baik di dunianya maupun diakhiratnya, Allah Ta'ala berkata:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ
ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
(124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ
كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126)
وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ
الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127) [طه/124، 127].
"Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta". Orang tersebut berkata: "Ya Robbku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat?" Allah berkata: "Demikianlah, telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun
dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan
tidak percaya kepada ayat-ayat Robbnya. dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih
berat dan lebih kekal". (Thaahaa: 124-127).
6. Beramal Shalih.
Dengan amalan shalih
seseorang akan dapat meraih ketenangan hidup di dunia dan akan terjaga serta
terpelihara jiwa raga, harta benda dan kehormatannya, dan akan anak
keturunannya pun akan merasakan kebaikan tersebut, Allah Ta'ala berkata:
وَأَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ
لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا
أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ [الكهف/82].
"(Berkata Khidhir
kepada Musa): Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di
kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang
bapaknya adalah orang shalih, maka Robbmu menghendaki agar supaya mereka sampai
kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari
Robbmu". (Al-Kahfi: 82).
Demikianlah pengaruh
amal shalih terhadap pelakunya di dunia ini. Tidak hanya itu, namun diakhirat
pun dia dapatkan kebaikan dan pengaruhnya, Allah Ta'ala berkata:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا
مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [النحل/97].
"Barangsiapa yang
beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan dia beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan". (An-Nahl: 94).
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ
الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا [النساء/124].
"Barangsiapa yang
mengerjakan amal-amal shalih, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang
beriman, maka mereka itu masuk ke dalam Jannah dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun". (An-Nisa': 124).
7. Keharusan bagi
Muslimah yang Safar untuk Ditemani Mahramnya
Diriwayatkan oleh
Al-Imam Al-Bukhariy dalam "Shohihnya" dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu
'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata:
﴿لا تسافر المرأة إلا
مع ذي محرم ولا يدخل عليها رجل إلا ومعها محرم﴾.
"Tidak boleh bagi
wanita melakukan safar kecuali bersama mahrom dan tidak boleh bagi seseorang
masuk (menemui) wanita kecuali wanita tersebut bersama mahramnya".
Demikianlah indahnya
syari'at Islam yang telah memposisikan kaum Hawa (para wanita) pada posisi yang
paling mulia. Tidaklah syari'at membuat aturan semisal itu melainkan untuk
kemaslahatan dan terjaganya kehormatan kaum Hawa, bila aturan tersebut ditaati
maka buah yang akan dipetik adalah ketenangan, ketentraman, kedamaian dan
kebahagian hidup baik di dunia ini maupun diakhirat kelak, dan dila dilanggar
maka kenistaan, penderitaan dan kesengsaraan yang akan dirasa, Allah Ta'ala
berkata:
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً
فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ
حِسَابٍ [غافر/40].
"Barangsiapa
mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding
dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang shalih baik
laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan
masuk Jannah (surga), mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab".
(Ghaafir: 40).
Dan bila syariat dan
aturan-aturannya tersebut dilanggar dan diselisihi maka petaka, penderitaan dan
bencana akan Allah Ta'ala timpakan, Allah Ta'ala berkata:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ
يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ [النور/63]
"Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa
azab yang pedih". (An-Nuur: 63).
Dan merupakan perkara
yang sangat memilukan adanya sekelompok anak Adam yang dianggap sebagai pegiat
dakwah, atau tidak tanggung-tanggung melabeli namanya dengan gelar Al-Ustadz
atau bahkan tidak malu-malu berlagak sebagai anggota ulama' (anggota masyayikh)
yang berani-baraninya mendirikan tempat penampung khusus kaum Hawa, yang mereka
namai dengan TN (Tarbiyatun Nisa') padahal lebih pastasnya dinamai dengan TN
(Tadhribun Nisa'), yang sarang atau tempat penampung seperti itu tidak satu pun
dari kalangan salafush shalih mendirikannya, tidak pula mereka menjadi para
pengajarnya, dan tidak pula menjadi pengurusnya. Dan didapati pada TN
(Tarbiyatun Nisa') ini penyelisihan syariat bermodel-model ragamnya,
diantaranya:
- Safaranya para
wanita ke TN tersebut dengan tanpa ditemani mahram.
- Tinggal di asrama TN
berkumpul sesama kaum wanita dan bila dari mereka ada yang sakit maka mahram
kontrak (pak ustadz) ikut melibatkan diri, atau kalau ada halangan maka
menunjuk asistennya untuk menanganinya, baik diterapi (ruqyah) atau diantar ke
Rumah Sakit dengan tanpa mahram.
- Pada waktu-waktu
tertentu (liburan) pak ustadz yang jahat dan jelek mengajak para wanita-wanita
di TN-nya untuk melakukan rekreasi bersamanya, baik rekresinya ke tempat yang
sepi semisal rekreasi ke gunung-gunung. Atau rekreasi ke tempat keramaian
semisal ke kolam renang, ke kebun binatang dan ke tempat lainnya, yang para
orang tua dan para mahram wanita-wanita tersebut tidak mengetahui keberadaan
putri-putrinya yang dipermainkan oleh ustadz-ustadz tolol lagi jahat itu.
8. Menghadiri Majelis
Ilmu
Allah Ta'ala berkata:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ
اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ
آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [المجادلة/11]
"Hai orang-orang
beriman apabila dikatakan kepada kalian: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk
kalian. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kalian", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Al-Khabiir
atas apa yang kalian kerjakan". (Al-Mujadilah: 11).
Diriwayatkan oleh
Al-Imam Muslim dalam "Shahihnya" dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata:
ومن سلك طريقا يلتمس
فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون
كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم
الملائكة.
"Dan barangsiapa
yang menempuh suatu jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju jannah, dan tidaklah berkumpul suatu kaum di
rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) yang mereka membaca kitab Allah
(Al-Qur'an) dan mereka saling mengajarkannya diantara mereka melainkan akan
turun kepada mereka ketenangan, dan diliputi rahmat dan dinaungi oleh
malaikat".
9. Mentaati Ulil Amri
(Penguasa dan Ulama) dan Mengembalikan Probkematika Umat Kepada Mereka
Allah Ta'ala berkata:
وَإِذَا جَاءَهُمْ
أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى
الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ
يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ
لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا [النساء/83]
"Dan apabila
datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka
lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri
di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikut syaithan,
kecuali sebahagian kecil saja (di antara kalian)". (An-Nisa': 83).
Allah Ta'ala berkata:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ
كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلًا (59) [النساء/59]
"Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya". (An-Nisa': 59).
10. Membenci dan
Berlepas Diri dari Kaum Hizbiyyah dan Fitnah-fitnah yang Mereka Tebarkan. Sudah merupakan
perkara yang dimaklumi bahwa keberadaan kaum hizbiyyah di manapun mereka berada
akan melahirkan perpecahan dan menimbulkan ketidak tenangan dalam segala aspek
kehidupan, lebih-lebih di bidang pendidikan, akan mengalami pengaruh akibat
dari makar dan prilaku kaum hizbiyyah tersebut, sekedar contoh di markiz Darul
Hadits Dammaj awalnya para penuntut ilmu dari berbagai negara dan suku, hidup
penuh dengan ketenangan, ketentraman dan kebaikan yang banyak, namun kemudian
muncul sekelompok kaum hizbiyyin yang dikomandai oleh Abdurrahman Al-Adeniy
melakukan upaya perpecahan, provokator massa, dan berbagai macam makar, yang
tidak sedikit dari para penuntut ilmu menjadi korban kejahatannya, yang pada
akibatnya mereka sendiri menjadi korbannya, begitu pula orang-orang yang
fanatik dan taklid kepada mereka merasakan kepedihannya, pendidikannya
terbengkalai, sebagiannya terusir dengan hina dari Darul Hadits Dammaj,
sebagiannya lagi terus menjadi bebek dan beo (baca; taqlid). Maka sungguh
kebahagian bagi siapa saja yang tidak ikut melibatkan diri dalam hizbiyyahnya
mereka, betapa benar apa yang diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud dari Miqdad
bin Aswad, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«إن السعيد لَمَن
جُنِّبَ الفِتَن، إن السعيد لَمَن جُنِّبَ الفِتَن، إن السعيد لَمَن جُنِّبَ
الفِتَن، ولَمن ِابْتُلِي َفصبر، فَواها (أي فوا عجبا له».
"Sesungguhnya
orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang
yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang yang
bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, dan juga diberi cobaan maka
dia bersabar, maka betapa mengagumkan kebahagian yang dimilikinya)".
Allah Ta'ala berkata:
وَمَا بِكُمْ مِنْ
نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
[النحل/53]
"Dan apa saja
nikmat yang ada pada kalianu, maka itu datangnya dari Allah, dan bila kalian
ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya (kepada-Nya-lah kalian meminta
pertolongan". (An-Nahl: 53)
0 komentar:
Posting Komentar