Seorang sedang mendaki gunung bersalju. semakin ia mendaki, ia merasa kakinya makin lama semakin beku.
Ia ingin sekali berhenti dan berbaring di salju. Namun,ia sadar jika ia berhenti mendaki dalam kondisi seperti itu maka itu berarti kematian.
Sementara ia berjuang untuk terus berjalan , kaki nya terantuk sebuah gundukan, ternyata, gundukan itu adalah tubuh manusia.
Ia lantas membalik orang itu, ternyata
dia masih hidup, dengan sisa tenaga Ia mengangkat orang tersebut dan menaruhnya di
punggungnya dan kembali melanjutkan perjalanan.
Tak lama kemudian ia mulai berkeringat dan merasakan aliran darahnya mulai mengalir lebih lancar , demikian pula dengan orang yang ditolongnya, ia telah sadar dari pingsannya dan mengucapkan terimakasih kepada sang pendaki yang telah menyelamatkannya.
“saya juga berterima-kasih kepada Anda, Sebenar nya ketika saya menolong Anda tadi, saya juga telah menyelamatkan nyawa saya sendiri”.
Sebenarnya, ketika kita menolong orang lain, kita juga sedang menolong diri kita sendiri.
Pertanyaannya adalah; berapa banyak dari kita yang mau melakukannya?
Berapa banyak dari kita yang mau menolong sesama ?
umumnya kita akan berpikir.”saya saja sedang susah, kenapa harus pusing-pusing menolong dan memperhatikan orang lain?”
padahal, ketika kita menghibur teman, kita sebenarnya sedang menguatkan diri sendiri.
Ketika kita berkorban waktu,tenaga, dan uang, kita pun sedang memberkati diri kita sendiri karena orang yang menabur pasti akan menuai.
Jadi, tebarkan hal-hal yang positif dan bersiaplah untuk meraih hal-hal yang terbaik .
Selamat berbuat kebaikan bagi sesama
Salam Kebajikan,
Adm10
0 komentar:
Posting Komentar