Di Mana Kedudukan Kita Di Antara Mereka?
Inilah beberapa golongan orang ketika ditinggalkan bulan Ramadhan. Kita termasuk golongan yang mana?
Telah berlalu bulan Ramadhan hingga datanglah Iedul Fithri. Baru
sebentar rasanya kita berada dalam kegembiraan Iedul Fithri, namun kini
hari raya tersebut pun berlalu meninggalkan kita. Demikian cepat waktu
berlalu, demikian singkat hari-hari melintas, inilah sunnatullah yang
berlaku pada makhluk-Nya.
Ingatlah! Di alam semesta ini, segala sesuatu ada masa datangnya, ada
pula masa perginya. Ada awal, ada akhir, ada kehidupan, ada kematian.
Sobat, camkanlah, setidaknya keadaan manusia usai Ramadhan terbagi
menjadi lima golongan:
Golongan pertama
Golongan yang saat datang dan perginya Ramadhan, kondisi mereka sama.
Tidak ada sesuatu pun yang berubah dari mereka. Bahkan, kemungkinan
dosa mereka bertambah, kesalahan mereka menjadi lebih besar, catatan
amal mereka bertambah hitam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.
Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah mengatakan,
ومنهم مَنْ وافاه الشهر وهو مقيمٌ على
المعاصي من فعل المحرمات، وترك الواجبات، وإضاعة الصلاة، فلم يتغيَّر حاله،
ولم يَتُبْ إلى الله من سيئاته. أو تاب منها توبةً مُؤقَّتة في رمضان،
ولمَّا انتهى عاد إليها، فهذا هو الخاسر الذي خسِرَ حياته. وضيَّع أوقاته،
ولم يستفِدْ من هذا الشهر إلا الذنوب والآثام، وقد قال جبريل للنبي -عليهما
الصلاة والسلام-: “ومَنْ أدركه شهرٌ رمضان، فلم يُغْفَر له فأبْعَده الله
قُل آمين، فقال النبي -صلى الله عليه وسلم-: آمين”.
“Di antara mereka ada yang didatangi bulan Ramadhan, namun ia
tenggelam dalam kemaksiatan dengan melakukan hal-hal yang diharamkan,
meninggalkan kewajiban-kewajiban, menelantarkan shalat, hingga kondisi
imanya pun tak berubah. Ia tidak bertaubat kepada Allah dari
dosa-dosanya atau bertaubat darinya, namun dengan taubat sementara di
bulan Ramadhan saja, akan tetapi ketika usai bulan Ramadhan, ia kembali
melakukan dosa-dosa. Orang yang seperti ini adalah orang yang merugi,
rugi hidupnya dan iapun membuang-buang waktunya. Ia hanya mendapatkan
bulan Ramadhan sebatas tempat berbuat dosa, padahal Jibril telah berkata
kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,
ومَنْ أدركه شهرٌ رمضان، فلم يُغْفَر له فأبْعَده الله قُل آمين، قل: آمين
“Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan namun tidak diampuni
dosanya, maka akan Allah jauhkan dia, katakan: ‘Amin’, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda ‘Amin’”
Golongan kedua
Orang-orang yang sebelum Ramadhan berada dalam kelalaian dan
kemaksiatan, tatkala tiba bulan Ramadhan, mereka tekun beribadah, puasa,
shalat, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan ibadah yang lainnya, namun
sayangnya, begitu Ramadhan berlalu mereka kembali lagi seperti
sebelumnya, kembali kepada dosa dan maksiat.
Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah mengatakan,
أما من تاب من المعاصي في وقت محدَّدٍ كشهر رمضان، وفي نيته أن يعود عليها في وقت آخر، كبعد رمضان فتوبتُه غير مقبولة
“Adapun orang yang bertaubat dari kemaksiatan di waktu tertentu,
seperti di bulan Ramadhan, sedangkan ia berniat ingin mengulangi lagi
melakukan kemaksiatan tersebut di waktu lain, yaitu sesudah Ramadhan,
maka taubatnya tidak diterima.”
Beliau juga berkata:
والمخذول من يعتبر شهر رمضان سجناً ثقيلاً يستطيل أيامه، وينتظر نهايته لينطلق إلى العصيان، وطاعة النفس والشيطان
“Orang yang tidak ditolong (oleh Allah) adalah orang yang menganggap
bulan Ramadhan sebagai penjara yang berat, terasa lama menjalani
hari-hari di dalamnya, ia menanti-nanti kapan selesainya, agar bisa
memulai melakukan kemaksiatan dan ketaatan kepada hawa nafsu dan setan”.
Golongan ketiga
Golongan ketiga ini adalah orang-orang yang tatkala bulan Ramadhan tiba mereka menjadikannya sebagai Madrasah Imaniyyah
dan kesempatan emas untuk memperbanyak kebaikan, menggapai rahmat dan
maghfirah Rabb mereka. Tidaklah Ramadhan berlalu kecuali mereka telah
memperoleh bekal yang besar untuk semakin meningkatkan ketakwaan dan
kedekatan dengan Rabb mereka.
Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah mengatakan,
فمنهم مَنْ وافاه هذا الشهر وهو مستقيمٌ على
الطاعة، محافظٌ على صلاة الجمع والجماعة، مبتعدٌ عن المعاصي، ثم اجتهد في
هذا الشهر بفعل الطاعات، فكان زيادة خير له؛ فهذا تناله رحمة الله؛ لأنَّه
محسنٌ في عمله، وقد قال تعالى:إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (الأعراف: 56)
“Di antara mereka ada yang didatangi Ramadhan dan ia dalam keadaan
lurus di atas ketaatan, menjaga shalat jum’at dan shalat berjama’ah, dan
menjauhi kemaksiatan. Mereka bersungguh-sungguh saat bulan Ramadhan
dalam melakukan berbagai ketaatan. Hal ini menjadi tambahan kebaikan
baginya. Orang yang seperti ini akan mendapatkan rahmat Allah karena ia
terrmasuk orang yang melakukan perbuatan baik. Allah Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik’ (QS. Al-A’raaf: 56)”.
Golongan keempat
Golongan yang keempat ini dijelaskan oleh Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah:
ومنهم مَنْ وافاه هذا الشهر، فصام نهاره،
وقام ما تَيسَّرَ من ليله، وهو قبل ذلك محافظٌ على أداء الفرائض وكثيرٍ من
الطاعات، لكن عنده ذنوبٌ دون الكبائر؛ فهذا تناله مغفرة الله، قال تعالى: إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا (النساء: 31)
“Di antara mereka ada yang didatangi Ramadhan, ia pun berpuasa siang
harinya, malamnya melakukan shalat malam, sedangkan ia sebelum bulan
Ramadhan, termasuk orang yang melaksanakan kewajiban-kewajibannya dan
ketaatan dengan baik, akan tetapi ia memiliki dosa-dosa, namun tidak
sampai tingkatan dosa besar, maka orang seperti ini mendapatkan ampunan
Allah.
Allah Ta’ala berfirman, ‘Jika kalian menjauhi
dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosamu yang kecil)
dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (Surga)’ (QS. An-Nisaa`: 31).”
Golongan kelima
Adapun golongan yang kelima ini, dijelaskan oleh Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah
ومنهم مَنْ وافاه شهر رمضان وعنده ذنوبٌ
كبائر، لكنها دونَ الشركِ، وقد استوجبَ بها دخول النار، ثم تاب منها، وصام
هذا الشهر، وقام ما تيسر منه، فهذا يناله الإعتاق من النار بعد ما استوجب
دخولها
“Di antara mereka ada orang yang didatangi Ramadhan, sedangkan ia
dalam keadaan memiliki dosa-dosa besar, namun tidak sampai tingkatan
dosa syirik yang menyebabkannya terancam masuk kedalam Neraka, lalu
iapun bertaubat darinya, berpuasa Ramadhan dan melakukan amal shalih
yang mudah dilakukan olehnya. Orang seperti ini mendapatkan anugerah
pembebasan dari api neraka setelah sebelumnya terancam masuk
kedalamnya”.
0 komentar:
Posting Komentar