Jumat, 16 Mei 2014

Anak Bebek

Citra Diri Anak Bebek
Pengalaman Masa Kecil Yang Mengajarkan Citra Diri Saat saya masih kecil, kakek dan nenek saya suka memelihara ayam kampung. Kadang-kadang saya membantu nenek memberi makan ayam-ayam peliharaan nenek. Memelihara ayam kampung berbeda dengan ayam negeri. Ayam kampung pada siang hari sengaja dilepas untuk mencari makan sendiri, sebagai makanan tambahan. 


Suatu saat salah satu ayam betina sedang bertelur. Nenek menyediakan sarang untuk tempat bertelur, sebab jika tidak disediakan sarang, ayam tersebut bisa bertelur di mana saja. Kebetulan nenek ingin menetaskan telur-telur tersebut. Sambil menetaskan telur ayam, nenek juga ingin menetaskan telur bebek. Telur bebek tersebut “dititipkan” di sarang ayam tadi. Telur ayam dan telur bebek akhirnya sama-sama dierami oleh ayam sampai menetas.

Waktu itu saya sempat terpukau, biasanya ayam dan bebek bermusuhan, tetapi kali ini tidak. Ayam tersebut memelihara dengan baik anak-anaknya termasuk anak bebek tersebut. Anak bebek tersebut mendapat perlakukan yang sama, dicarikan makan dan dilindunginya. Begitu juga dengan anak-anak bebek, mereka bertingkah laku seperti ayam. Mencari makan seperti ayam dan menganggap induk ayam tersebut ibunya.
Keadaan ini berlangsung sampai “disapih”, yaitu istilah proses pemisahan anak-anak ayam dan ibunya. Penyapihan dilakukan pada usia anak ayam tertentu dimana anak ayam tersebut sudah bisa mandiri. Anak-anak bebek yang sudah menjelang dewasa disatukan lagi dengan komunitas bebek lainnya.

Setelah anak-anak bebek tersebut bergabung dengan komunitas bebek lainnya, mungkin mereka sadar kalau mereka itu bebek sehingga tingkah laku mereka pun menjadi tingkah laku bebek pada umumnya.

Anak bebek akan bertingkah seperti ayam saat menganggap dirinya ayam. Sebaliknya anak bebek bertingkah laku sebagai mana bebek lainnya saat dia sadar kalau dia itu bebek. Fenomena ini juga berlaku pada manusia, dia akan bertingkah sesuai dengan anggapan pada dirinya sendiri.

Anda Akan Bertingkah Sesuai Dengan Citra Diri Anda

Sederhananya seperti ini, saat Anda mengatakan tidak bisa, maka Anda akan berhenti. Anda tidak akan mencoba seperti orang yang tidak bisa. Pertanyaanya, betulkah Anda tidak bisa? Banyak yang awalnya merasa tidak bisa menjadi bisa. Dulu saya menganggap saya tidak akan bisa bahasa pemograman karena saya pikir saya tidak teliti. Bahasa pemograman bisa tidak jalan jika ada salah titik atau koma, tapi sekarang saya menjadi web designer yang membutuhkan kemampuan pemograman.

Saat saya menganggap diri saya tidak bisa membuat website, saya tidak pernah membuatnya. Saat saya sudah sadar bahwa saya bisa, maka sudah puluhan website saya buat.

Membentuk Citra Diri

Bisakah citra diri dibentuk? Saya pernah mempersiapkan ujian matematika, saya sudah berlatih begitu banyak dan saya sudah mahir. Saya optimis saya akan mendapatkan nilai A. Semua soal sudah saya jajaki dan saya bisa menyelesaikannya. Ujian pun datang, saya mengerjakan soal dengan percaya diri. Semuanya saya bisa.

Setelah pengumuman nilai datang, dengan antusias saya melihatnya dan benar saja, alhamdulillah saya dapat nilai A. Tapi ada satu hal yang mengurangi kegembiraan saya, jika dilihat dari score, nilai saya tidak sempurna, tidak mencapai angka 100. Nilai saya memang masuk ke kategori A, tetapi tidak sempurna. Nilai saya berkurang bukan karena tidak bisa, tetapi karena tidak teliti.

Apa yang saya katakan pada diri saya?

Saat itu saya berkata, “Saya memang bukan tipe orang yang teliti!” Sehingga saya berpikir bahwa saya tidak cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian seperti programer. Dan hal ini berlangsung lama.

Seperti sudah menjadi fakta dan bukti tidak terbantahkan, berdasarkan pengalaman. Dan saya memang tidak pernah mendapatkan nilai 100 setiap ujian yang membutuhkan ketelitian. Sepertinya ini sudah menunjukan siapa saya. Citra diri saya dibentuk dari pengalaman saya dan akan menghasilkan pekerjaan sesuai dengan citra diri tersebut. Hasil pekerjaan ini, karena sesuai dengan citra diri, maka akan menguatkan citra diri. Dan, begitulah seterusnya.

Anda Harus Mematahkan Citra Diri Saat Ini

Saat anak bebek sudah digabungkan dengan anak bebek lainnya, dia bertingkah laku seperti bebek sebagaimana mestinya. Dia sadar bahwa dia bukan seekor ayam, tetapi seekor bebek yang biasa berenang. Yang membuat si bebek menjadi bebek adalah karena dia sadar kalau dia memang bebek.

 Maka, untuk mematahkan citra diri Anda saat ini, Anda harus sadar bahwa citra diri Anda bisa lebih baik dari itu. Bagaimana caranya? Dengan sebuah pembuktian baru, saya membuktikan bahwa saya bisa teliti.

Maka citra diri saya berubah, yang asalnya: “Saya adalah tipe orang yang tidak bisa teliti.” berubah menjadi “Saya ternyata bisa teliti.” Kehidupan saya pun berubah, setelah citra diri saya berubah.


 

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution