Stop At The Top
Para malaikat sedang sibuk mengadakan rapat untuk menentukan cara-cara
mati yang baru untuk daftar manusia yang akan mati bulan ini. Tiba-tiba
dikejutkan dengan masuknya salah
satu asisten pribadi malaikat pencabut nyawa. “Interupsi…interupsi…
yang mulia”, teriak sang asisten dengan terengah-engah. “ Ada apa
asisten, kenapa engkau menganggu rapat kami”, tegur sang malaikat
pemimpin rapat merasa terganggu.
“ Ada seorang hamba yang seharian berdoa meminta mati hari ini yang mulia”, kata sang asisten dengan muka sangat serius.
“Hah… manusia macam apa yang meminta mati dalam doanya, apakah sudah sedemikian susah hidupnya ?”, Tanya sang malaikat dengan penuh tanda tanya .
“Sepanjang yang saya saksikan manusia ini kehidupannya sangat baik yang mulia, harta kekayaannya berlimpah dan selalu beramal, ilmunya sangat tinggi dan selalu mengajarkannya kepada orang lain, setiap saat saya dengar dari hatinya mengingat Tuhan dan memohon ampunan tanpa henti. Keluarganya sangat berbahagia dan membanggakan dirinya dan bersyukur atas keberadaan orang ini.”, cerita sang asisten dengan berapi-api.
“Wah… tapi mengapa orang ini berdoa memohon kematian”, renung sang malaikat.
Akhirnya dalam tanda tanya yang besar sang malaikat pemimpin rapat mengutus salah satu malaikat untuk turun ke dunia dan menanyakan langsung.
“Mohon maaf menganggu waktu anda wahai hamba yang baik”, sapa sang malaikat utusan. Dilihatinya wajah manusia di depannya, seraut wajah yang sangat bersinar. Dari raut wajahnya nampak bahwa orang ini belum terlalu tua, mungkin sekitar 40 tahun umurnya, sinar matanya pun teduh dan nampak sedikit berkaca-kaca. “Perkenankan saya bertanya, mengapa kamu memohon mati padahal kehidupan kamu sangat baik ?, lanjut sang malaikat.
“Wahai malaikat, mengapa aku memohon mati hari ini, karena aku merasa inilah waktu yang tepat untuk kematianku. Inilah saat terbaik dalam kehidupanku dimana hampir seluruh sendi kehidupanku berada dalam kebaikan. Hartaku sudah berlimpah ruah, keimananku sedang berada dalam cinta terbesar atas Tuhanku, kehidupan keluargaku begitu membahagiakan, ibadahku berada dalam kekhusu’kan yang amat menggetarkan,…………”, orang ini terus bercerita tentang semua keindahan kehidupannya seperti air bah yang datang tanpa berhenti dan membuat sang malaikat terpana karena belum pernah disaksikannya seorang manusia yang sedemikian hebat mensyukuri kehidupan.
“ Ada seorang hamba yang seharian berdoa meminta mati hari ini yang mulia”, kata sang asisten dengan muka sangat serius.
“Hah… manusia macam apa yang meminta mati dalam doanya, apakah sudah sedemikian susah hidupnya ?”, Tanya sang malaikat dengan penuh tanda tanya .
“Sepanjang yang saya saksikan manusia ini kehidupannya sangat baik yang mulia, harta kekayaannya berlimpah dan selalu beramal, ilmunya sangat tinggi dan selalu mengajarkannya kepada orang lain, setiap saat saya dengar dari hatinya mengingat Tuhan dan memohon ampunan tanpa henti. Keluarganya sangat berbahagia dan membanggakan dirinya dan bersyukur atas keberadaan orang ini.”, cerita sang asisten dengan berapi-api.
“Wah… tapi mengapa orang ini berdoa memohon kematian”, renung sang malaikat.
Akhirnya dalam tanda tanya yang besar sang malaikat pemimpin rapat mengutus salah satu malaikat untuk turun ke dunia dan menanyakan langsung.
“Mohon maaf menganggu waktu anda wahai hamba yang baik”, sapa sang malaikat utusan. Dilihatinya wajah manusia di depannya, seraut wajah yang sangat bersinar. Dari raut wajahnya nampak bahwa orang ini belum terlalu tua, mungkin sekitar 40 tahun umurnya, sinar matanya pun teduh dan nampak sedikit berkaca-kaca. “Perkenankan saya bertanya, mengapa kamu memohon mati padahal kehidupan kamu sangat baik ?, lanjut sang malaikat.
“Wahai malaikat, mengapa aku memohon mati hari ini, karena aku merasa inilah waktu yang tepat untuk kematianku. Inilah saat terbaik dalam kehidupanku dimana hampir seluruh sendi kehidupanku berada dalam kebaikan. Hartaku sudah berlimpah ruah, keimananku sedang berada dalam cinta terbesar atas Tuhanku, kehidupan keluargaku begitu membahagiakan, ibadahku berada dalam kekhusu’kan yang amat menggetarkan,…………”, orang ini terus bercerita tentang semua keindahan kehidupannya seperti air bah yang datang tanpa berhenti dan membuat sang malaikat terpana karena belum pernah disaksikannya seorang manusia yang sedemikian hebat mensyukuri kehidupan.
“Wahai malaikat karena itulah aku meminta mati hari ini, karena aku menyaksikan banyak sekali hamba yang justru menjadi rakus akan kenikmatan yang dia peroleh. Mereka bertambah haus saat berkuasa, mereka bertambah dahaga saat menjadi kaya raya, mereka semakin terpana atas kehebatannya. Dan aku menyaksikan bahwa sebagian besar dari mereka mengakhiri kehidupannya dalam kesendirian dan ketidak berdayaan.
Semua teman dan
sahabat menjauhinya saat mereka tidak lagi berkuasa dan memiliki
pengaruh yang besar”, suara orang ini mantap dan penuh keyakinan.
Perlahan-lahan tangan orang ini menjulur ke depan dan menyentuh bahu
sang Malaikat. “Hanya kepada engkau Tuhan menganugerahkan konsistensi
tanpa gangguan apapun, wahai malaikat. Terhadapku Tuhan memberikan
keleluasaan terhadap godaan dan pilihan. Aku tidak yakin apakah aku
masih akan bersyukur pada saat DIA mencabut semua kelimpah ruahan ini.”
Sang Malaikat masih saja terpana. Dari singgasanaNYA Tuhan tersenyum
menikmati keindahan sang Hamba. Dengan kuasaNYA Tuhan berbisik kepada
sang Malaikat, “Biarkan dia hidup lebih lama lagi karena Aku masih
ingin menikmati Keindahannya".
0 komentar:
Posting Komentar