Jumat, 26 September 2014

Tiga Pertanyaan

Cerita Cinta Tiga Pertanyaan Sebelum Menikah

Perkawinan merupakan komitmen di antara dua orang yang tidak boleh disalahgunakan. Pastikan Anda menikah untuk alasan yang tepat, bukan untuk alasan yang salah.


Manusia dilahirkan dengan keinginan untuk dicintai dan mencintai. Tetapi, cinta tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan untuk menikah. Kedengarannya memang romantis, ya, jika ada pasangan yang memutuskan untuk menikah karena tergila-gila satu sama lain. Tetapi, keberhasilan suatu perkawinan didasarkan pada persahabatan yang kuat yang dibangun oleh masing-masing pasangan. Fondasi yang kuat untuk sebuah perkawinan termasuk kecocokan, kepercayaan, dan komunikasi.

TIGA PERTANYAAN SEBELUM MENIKAH

 
Rasanya tak ada salahnya Anda mengajukan tiga pertanyaan berikut pada diri sendiri sebelum memutuskan naik pelaminan.

Pertama: Apakah Anda berdua saling cocok? 
 
Di dalam sebuah perkawinan, definisi kecocokan agak sedikit berbeda dan artinya lebih dari hanya memiliki kesamaan hobi, gemar makanan yang sama, film dan musik yang sama, dan seterusnya. Cocok di dalam sebuah perkawinan adalah memiliki kemampuan beradaptasi untuk berubah.

Kedua: Apakah Anda berdua saling percaya? 
 
Perkawinan tanpa rasa saling percaya bisa ditebak merupakan perkawinan yang akan berakhir dengan perceraian. Memiliki kepercayaan dari pasangan merupakan suatu keharusan di dalam suatu hubungan. Bila ada keragu-raguan satu dan lainnya, berarti tidak ada rasa percaya.

Ketiga: Adakah komunikasi? 
 
Tidak adanya komunikasi dapat menghancurkan suatu hubungan. Orang yang menikah perlu berkomunikasi setiap saat. Berbicara hanya pada saat genting atau tidak berbicara sama sekali hanya menyakiti hubungan tadi. Tidak adanya komunikasi juga membawa pernikahan pada perceraian.

Nah, bila Anda dan pasangan dapat menjawab ketiga pertanyaan di atas secara jujur dan saling memberikan jawaban yang memuaskan satu sama lain, mungkin perkawinan merupakan ide yang baik bagi Anda berdua. Memiliki kecocokan, saling percaya, dan komunikasi di dalam suatu hubungan akan membangun fondasi yang kuat dari hubungan yang diperlukan untuk sebuah perkawinan. Perkawinan di antara dua manusia harus berlangsung hanya bila memiliki ketiga faktor di atas.

PIKIR KEMBALI JIKA... 
 
Rasanya bukan merupakan ide yang baik bila Anda menikah untuk alasan yang salah. Alasan untuk tidak menikah termasuk menikah karena cinta pada pandangan pertama, ketertarikan secara seksual, mengatasi rasa kesepian, sebagai sikap berontak, karena keharusan, tekanan, kehamilan, dan untuk alasan keuangan.

Cinta pada pandangan pertama
 
Menikah didasari pada cinta saja merupakan alasan utama untuk tidak menikah. Cinta pada pandangan pertama merupakan perasaan sementara. Hanya cinta saja, bukan merupakan fondasi yang cukup untuk menopang suatu perkawinan. Menikah karena alasan cinta pada pandangan pertama merupakan ide yang buruk, dan menikah karena ketertarikan secara seksual tidak akan bertahan.

Mengatasi rasa kesepian
 
Menikah hanya untuk menghindari perasaan kesepian jelas bukan termasuk alasan yang tepat, baik bagi Anda maupun pasangan. Manusia takut kesepian dan karena itu mereka cenderung melakukan pernikahan untuk menghindarinya. Alasan ini tidak memiliki fondasi yang kuat untuk suatu persahabatan dan perkawinan dan biasanya berakhir dengan ketidakbahagiaan yang mengarah pada perceraian.

Sikap berontak
 
Menikah sebagai ungkapan rasa berontak juga bukan merupakan ide yang baik. Hal ini memperlihatkan sikap mementingkan diri sendiri. Menikah sebagai bentuk pemberontakan hanya akan menyakiti orang yang Anda cintai dan diri sendiri. Pemberontakan di dalam suatu perkawinan dapat memiliki dampak yang negatif pada orang-orang yang terlibat.
Menikah dengan seseorang sebagai pelarian tidak adil bagi pasangannya. Orang yang jatuh cinta sebagai pelarian, cenderung menikahi orang yang salah. Menikah karena alasan sebagai pelarian dapat menyakiti pasangannya yang pada dasarnya memang betul-betul mencintainya.

Keterpaksaan
 
Anda tidak boleh merasa terpaksa ataupun memaksa seseorang untuk menikah. Perkawinan semacam ini biasanya berakhir dengan perceraian. Tidak sedikit orang yang menikah karena merasa terpaksa atau merasa bersalah untuk menolaknya. Menikahi seseorang untuk menyenangkan pasangannya bukan merupakan ide yang baik. Mengikuti kehendak orangtua, keluarga, ataupun teman-teman, hanya akan membuat Anda tidak bahagia.

Status
 
Menikah untuk menghindari status orang tua tunggal atau perawan tua bukan merupakan ide yang baik. Banyak orang percaya kehamilan dapat mengikat seseorang untuk menikahinya, namun ia tidak menyadari bahwa hal ini merupakan cara yang salah. Memang betul seorang anak memerlukan sosok dua orang tua yang utuh, tetapi bila perceraian dapat dihindari, demikian juga halnya dengan pernikahan yang terpaksa. Perceraian dapat memberikan dampak negatif pada anak-anak.

Alasan ekonomi
 
Banyak pria maupun wanita yang menikah karena alasan keuangan, yaitu menikah dengan seseorang agar dapat mengatasi masalah keuangan yang mereka hadapi. Hal ini merupakan alasan yang paling egois untuk menikahi seseorang



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution