Cerita Cinta Tiga Pertanyaan Sebelum Menikah
Perkawinan
merupakan komitmen di antara dua orang yang tidak boleh disalahgunakan.
Pastikan Anda menikah untuk alasan yang tepat, bukan untuk alasan yang
salah.
Manusia dilahirkan dengan keinginan untuk dicintai dan mencintai. Tetapi, cinta tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan untuk menikah. Kedengarannya memang romantis, ya, jika ada pasangan yang memutuskan untuk menikah karena tergila-gila satu sama lain. Tetapi, keberhasilan suatu perkawinan didasarkan pada persahabatan yang kuat yang dibangun oleh masing-masing pasangan. Fondasi yang kuat untuk sebuah perkawinan termasuk kecocokan, kepercayaan, dan komunikasi.
TIGA PERTANYAAN SEBELUM MENIKAH
Rasanya tak ada salahnya Anda mengajukan tiga pertanyaan berikut pada diri sendiri sebelum memutuskan naik pelaminan.
Pertama: Apakah Anda berdua saling cocok?
Di
dalam sebuah perkawinan, definisi kecocokan agak sedikit berbeda dan
artinya lebih dari hanya memiliki kesamaan hobi, gemar makanan yang
sama, film dan musik yang sama, dan seterusnya. Cocok di dalam sebuah
perkawinan adalah memiliki kemampuan beradaptasi untuk berubah.
Kedua: Apakah Anda berdua saling percaya?
Kedua: Apakah Anda berdua saling percaya?
Perkawinan tanpa rasa saling percaya bisa ditebak merupakan perkawinan yang akan berakhir dengan perceraian. Memiliki kepercayaan dari pasangan merupakan suatu keharusan di dalam suatu hubungan. Bila ada keragu-raguan satu dan lainnya, berarti tidak ada rasa percaya.
Ketiga: Adakah komunikasi?
Tidak adanya komunikasi dapat menghancurkan suatu hubungan. Orang yang menikah perlu berkomunikasi setiap saat. Berbicara hanya pada saat genting atau tidak berbicara sama sekali hanya menyakiti hubungan tadi. Tidak adanya komunikasi juga membawa pernikahan pada perceraian.
Nah, bila Anda dan pasangan dapat menjawab ketiga pertanyaan di atas secara jujur dan saling memberikan jawaban yang memuaskan satu sama lain, mungkin perkawinan merupakan ide yang baik bagi Anda berdua. Memiliki kecocokan, saling percaya, dan komunikasi di dalam suatu hubungan akan membangun fondasi yang kuat dari hubungan yang diperlukan untuk sebuah perkawinan. Perkawinan di antara dua manusia harus berlangsung hanya bila memiliki ketiga faktor di atas.
PIKIR KEMBALI JIKA...
Rasanya
bukan merupakan ide yang baik bila Anda menikah untuk alasan yang
salah. Alasan untuk tidak menikah termasuk menikah karena cinta pada
pandangan pertama, ketertarikan secara seksual, mengatasi rasa kesepian,
sebagai sikap berontak, karena keharusan, tekanan, kehamilan, dan untuk
alasan keuangan.
Cinta pada pandangan pertama
Cinta pada pandangan pertama
Menikah
didasari pada cinta saja merupakan alasan utama untuk tidak menikah.
Cinta pada pandangan pertama merupakan perasaan sementara. Hanya cinta
saja, bukan merupakan fondasi yang cukup untuk menopang suatu
perkawinan. Menikah karena alasan cinta pada pandangan pertama merupakan
ide yang buruk, dan menikah karena ketertarikan secara seksual tidak
akan bertahan.
Mengatasi rasa kesepian
Mengatasi rasa kesepian
Menikah
hanya untuk menghindari perasaan kesepian jelas bukan termasuk alasan
yang tepat, baik bagi Anda maupun pasangan. Manusia takut kesepian dan
karena itu mereka cenderung melakukan pernikahan untuk menghindarinya.
Alasan ini tidak memiliki fondasi yang kuat untuk suatu persahabatan dan
perkawinan dan biasanya berakhir dengan ketidakbahagiaan yang mengarah
pada perceraian.
Sikap berontak
Sikap berontak
Menikah
sebagai ungkapan rasa berontak juga bukan merupakan ide yang baik. Hal
ini memperlihatkan sikap mementingkan diri sendiri. Menikah sebagai
bentuk pemberontakan hanya akan menyakiti orang yang Anda cintai dan
diri sendiri. Pemberontakan di dalam suatu perkawinan dapat memiliki
dampak yang negatif pada orang-orang yang terlibat.
Menikah dengan seseorang sebagai pelarian tidak adil bagi pasangannya. Orang yang jatuh cinta sebagai pelarian, cenderung menikahi orang yang salah. Menikah karena alasan sebagai pelarian dapat menyakiti pasangannya yang pada dasarnya memang betul-betul mencintainya.
Keterpaksaan
Menikah dengan seseorang sebagai pelarian tidak adil bagi pasangannya. Orang yang jatuh cinta sebagai pelarian, cenderung menikahi orang yang salah. Menikah karena alasan sebagai pelarian dapat menyakiti pasangannya yang pada dasarnya memang betul-betul mencintainya.
Keterpaksaan
Anda
tidak boleh merasa terpaksa ataupun memaksa seseorang untuk menikah.
Perkawinan semacam ini biasanya berakhir dengan perceraian. Tidak
sedikit orang yang menikah karena merasa terpaksa atau merasa bersalah
untuk menolaknya. Menikahi seseorang untuk menyenangkan pasangannya
bukan merupakan ide yang baik. Mengikuti kehendak orangtua, keluarga,
ataupun teman-teman, hanya akan membuat Anda tidak bahagia.
Status
Status
Menikah
untuk menghindari status orang tua tunggal atau perawan tua bukan
merupakan ide yang baik. Banyak orang percaya kehamilan dapat mengikat
seseorang untuk menikahinya, namun ia tidak menyadari bahwa hal ini
merupakan cara yang salah. Memang betul seorang anak memerlukan sosok
dua orang tua yang utuh, tetapi bila perceraian dapat dihindari,
demikian juga halnya dengan pernikahan yang terpaksa. Perceraian dapat
memberikan dampak negatif pada anak-anak.
Alasan ekonomi
Alasan ekonomi
Banyak
pria maupun wanita yang menikah karena alasan keuangan, yaitu menikah
dengan seseorang agar dapat mengatasi masalah keuangan yang mereka
hadapi. Hal ini merupakan alasan yang paling egois untuk menikahi
seseorang
0 komentar:
Posting Komentar