Selasa, 21 Oktober 2014

Taman Surga (Roudloh )

ROUDLOH. 

Roudloh yaitu lokasi yang ada di dalam Masjid Nabawi, posisinya terletak antara Mimbar dan makam Nabi, yang sekarang ditandai oleh pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen yang khas sedangkan lantainya dilapisi permadani wool yang sangat indah dan unik. Roudloh juga disebut Taman Surga berdasarkan hadits Nabi yang berbunyi (artinya), ‘Diantara rumahku dan mimbarku adalah sebagian taman surga’ (Muttafaq ‘alaih). 


Pengertian Roudloh sebagai taman surga pada hadits di atas terdapat beberapa pendapat para ahli, antara lain sebagai berikut :

a. Bahwa Allah SWT menurunkan rahmat-Nya dan berbagai kebahagiaan di tempat itu, karena di tempat itu dilakukan zikir dan pemujaan kepada Allah, yang karenanya dijanjikan surga.

b. Tempat itu kelak setelah kiamat benar-benar akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga, sehingga ia menjadi bagian dari taman surga yang hakiki.

c. Orang-orang yang pernah berdoa di Roudloh akan melihatnya di surga.
 
Sesuai dengan hadits Nabi yang menyatakan bahwa letak Roudloh adalah antara rumah dan mimbar Nabi, maka luas Roudloh itu sekitar 22 m x 15 m, yakni jarak antara rumah Nabi dan mimbarnya kurang lebih 22 meter dan panjang ke belakang kurang lebih 15 meter.

Roudloh adalah satu tempat yang maqbul untuk berdoa, karenanya tempat ini selalu dipadati oleh jemaah. Tempat ini menjadi rebutan jemaah pria. Jemaah wanita tidak bisa sholat wajib di Roudoh karena seluruh shaf diisi oleh jemaah pria. Jemaah wanita diberi kesempatan untuk sholat sunat di Roudloh pada waktu Dhuha, dari pagi sampai menjelang sholat zhuhur.

Di Roudloh terdapat beberapa tiang (usthuwaanah) yang penting. Tiang-tiang tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tiang Siti Aisyah. Tiang ini yang disebut Usthuwaanah Aisyah, terletak di tengah Roudloh, yakni tiang yang ketiga dari mimbar dan dinding makam rasulullah SAW. Di tengah tiang ini terdapat tulisan dalam bahasa Arab : Usthuwaanah Aisyah.

b. Tiang taubah. Tiang ini disebut Usthuwaanah At-taubah. Tiang At-Taubah ini terletak antara tiang Aisyah dan tiang As-Sarir (dinding makam Rasulullah SAW). Tiang ini terkenal juga dengan tiang Abu Lubabah (Usthuwaanah Abu Lubabah).

c. Tiang As-Sarir (Usthuwaanah As-Sarir). As-Sarir artinya tempat tidur. Tiang As-sarir letaknya sebelah timur (disamping) tiang At-Taubah, menempel pada dinding makam Rasulullah SAW.

Tiang Al-Haras (Usthuwaanah Al-Haras). Tiang ini menempel pada dinding makam Rasulullah SAW sebelah utara tiang As-sarir. Tiang ini bersejarah karena di situlah para sahabat mengawal Nabi dan menjadikan tempat itu sebagai pos keamanan untuk keselamatan dan keamanan Rasulullah SAW, sampai dating jaminan keamanan dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW melalui firman-Nya :

وَ اللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ


Artinya, ‘Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia’ (QS Al-Maidah : 67)

e. Tiang Al-Wufud (Usthuwaanah Al-Wufud). Tiang ini terletak paling utara dari tiang As-Sarir dan tiang Al-Haras. Letaknya menempel pada dinding makam Rasulullah SAW. Tiang Al-Wufud ini asalnya adalah tempat Rasulullah menerima tamu-tamu pentingnya, baik para petinggi Arab maupun orang-orang mulia dan terkemuka dari para sahabat.

Semua tiang bersejarah itu hingga kini masih tetap dipelihara dan ada pada tempatnya. Setiap jemaah yang mengunjungi Masjid Nabawi dapat menyaksikannya.

Selain daripada itu, di Roudloh juga terdapat Mimbar Nabi. Mimbar Nabi ada tiga tingkat, terbuat dari kayu yang diambil dari sebuah hutan di bagian utara kota Madinah. Pada tahun 8 H, Rasulullah SAW memakai mimbar ini, duduk pada bagian yang paling atas kaki beliau di tingkat kedua. Pada waktu Abu Bakar Shiidiq RA menjadi khalifah, beliau duduk di tingkat kedua dan kakinya di bagian yang paling bawah. Dan Umar bin Khattab RA duduk di tingkat yang paling bawah dan kakinya menyentuh lantai. Usman bin Affan RA meniru cara duduk Umar bin Khattab RA selama 6 tahun, kemudian naik ke atas, duduk pada posisi duduk Nabi Muhammad SAW.

Pada saat Mu’awiyah pergi haji beliau menambahkan beberapa tingkat pada Mimbar Rasulullah SAW itu dan yang asli diletakkan pada bagian yang paling atas. Semuanya menjadi 9 tingkat dengan tempat duduknya. Para khalifah berdiri di tingkat yang ke 7, yaitu tingkat pertama Mimbar Rasu lullah SAW, kebiasaan ini terus berlanjut sampai terjadi kebakaran tahun 654 H / 1256 M yang sempat menyentuh mimbar ini.

Sejak saat itu orang tidak bisa lagi duduk di tempat berkah tersebut. Sebagai penggantinya dibuatlah mimbar oleh penguasa Yaman, Al-Muzhoffar tahun 656 H/1258 M dan pada tahun 666 H/1268 M diganti lagi dengan mimbar yang baru yang dikirim Azh-Zhohir Bibris. Dan kemudian terjadi beberapa kali pergantian, yaitu pada tahun 797 H oleh Barquq, tahun 820 H oleh Al-Muayyad. Terbakar lagi pada tahun 886 H/1481 M. Penduduk Madinah kemudian membuat mimbar baru dari batu bata yang dicat kapur dan inipun kembali diganti oleh Qoyit Bey dengan mimbar dari marmer tahun 888 H/1483 M.

Oleh Sultan Murad III, mimbar marmer itu dibawa ke Quba dan dikirim kubah baru tahun 998 H. Mimbar ini sangat bagus dan rapi, terbuat dari marmer tetapi luarnya dipoles emas dan berbentuk ukiran. Bagian atasnya berbentuk kubah dengan empat tiang penyangga. Di atas pintunya ada tulisan ayat Al-Quran yang selalu nampak seperti baru selesai disepuh emas. Pemerintah Arab Saudi mengecatnya dengan air emas asli. Mimbar ini diletakkan persis pada posisi Mimbar Rasulullah SAW, sebelah barat Mihrab Nabi Muhammad SAW. Berjumlah 12 tingkat (tangga), tiga di luar pintu mimbar dan 9 tingkat berada di dalamnya.

Dalam kitab Khulashoh Al-Wafa halaman 145 disebutkan ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahl Ibn Sa’ad ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Mimbarku adalah pintu (tir’ah) dari pintu-pintu surga’. Sahl Ibn Sa’ad menjelaskan bahwa kata tir’ah artinya pintu, tetapi ada juga yang berpandangan bahwa kata itu artinya sebuah taman yang berada di tempat yang tinggi, atau berarti sebuah tingkat.

Dalam kitab Akhbar Madinah Al-Rasul disebutkan, Mimbar Nabi mempunyai keutamaan karena disebut dalam sebuah hadits yang terkenal, ‘Antara rumah dan mimbarku adalah roudloh (taman) yang merupakan bagian dari taman surga, dan mimbarku berada di telagaku’.

Tiang Harum Mukhallaqah adalah tiang yang diletakkan pada 4 batang yang digunakan Rasulullah SAW berkhutbah sebelum dibuatnya mimbar. Dalam kitab Al-Wafa bi Ahwal al-Mushthafa Juz I halaman 490 diterangkan, Ibnu Buraidah menyebutkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW bila berdiri khutbah dan lama merasa berat, maka dibawalah sebatang korma yang ditancapkan di sampingnya, sehingga bila beliau berkhutbah dan lama berdiri bisa bersandar pada batang itu. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution