Akhlaq Sabar dan bertahan dalam ujian. Di antara akhlaq baik seorang muslim ialah sabar. Sabar ialah menahan diri terhadap apa yang dibencinya, atau menahan sesuatu yang dibencinya dengan ridho dan rela. Jadi orang muslim menahan diri terhadap apa yang dibencinya seperti beribadah kepada Allah Ta’ala, dan taat kepada Nya. Ia mewajibkan sifat tersebut pada dirinya, menahan dirinya dari bermaksiat kepada Allah Ta’ala dengan tidak mengizinkan mendekati kemaksiatan, dan mengerjakannya kendati dirinya menghendaki. Ia menahan diri terhadap ujian yang menimpanya dengan tidak membiarkannya berkeluh kesah, atau marah,
sebab keluh kesah terhadap sesuatu yang telah hilang adalah penyakit, dan keluh kesah terjhadap sesuatu yangakan terjadi adalah tidak ridho, sedang tidak ridho terhadap takdir, berarti mengecam Allah yang Maha Esa, dan Maha Perkasa. Dalam bersabar terhadap itu semua, orang muslim bersenjatakan diri dengan ingat pahala ketaatan yang besar dari Allah Ta’ala, dan ingat siksa pedih Allah Ta’ala untuk orang-orang yang dimurkai Nya, dan orang-orang yang berkasiat kepada Nya. Selain itu, iai ingat bahwa takdir-takdir Allah akan senantiasa berlangsung, keputusan Nya adalah adil, dan hukumnya pasti terjadi, meski seorang hamba bersabar atau tidak bersabar. Hanya saja sabar itu menjanjikan pahala dan tidak sabar itu menjanjikan dosa. Karena sabar dan tidak sabar adalah akhlaq yang didapatkan dengan pelatihan dan mujahadah (usaha maksimal), maka setelah orang muslim meminta Allah Ta’ala memberinya sifat sabar, ia ingat sifat sabar dengan ingat perintah kepada sabar dan ingat pahala yang dijanjikan bagi orang sabar, misalnya dalil-dalil berikut:Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. Qs. Ali Imron: 200
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`”. Qs. Al Baqoroh: 45
Artinya: “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. Qs. An-Nakhl: 127
Artinya: “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. Qs. Luqman: 17
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. Qs. Al Baqoroh: 155-157
Artinya: “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. Qs. An Nahl: 96
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. Qs. As Sajdah: 24
Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. Qs. Az Zumar: 10
Sabda Rosul SAW yang artinya: “Sabar adalah cahaya”
Sabda Rosul SAW , yang artinya: “Dan barang siapa menahan diri (dari hal-hal haram dan dari meminta-minta pada manusia), maka Allah membuatnya suci.
Barang siapa meminta kaya maka Allah akan mengkayakannya. Dan barang siapa meminta sabar maka Allah menyabarkannya. Seseorang tidak diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada pemberian berupa sabar” HR Muslim
Sabda Rosul SAW, Artinya: “Luar biasa urusan orang mu’min. Sesungguhnya semua urusannya itu baik, dan itu semua tidak dimiliki kecuali oleh orang mu’min. jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu sangat baik baginya. Jika ia ditimpa cobaan, ia bersabar, dan itu sangat baik baginya” HR Al Bukhary
Ketika salah satu putri Rosul SAW mengutus seseorang kepada beliau untuk meminta kedatangan beliau sebab anak putrinya meninggal dunia, maka beliau bersabda kepada utusan putrinya, “Sampaikan salamku kepadanya dan katakana kepadanya, ‘Sungguh Allah berhak atas apa yang telah Dia ambil, dan berhak atas apayang pernah Dia berikan. Segala hal di sisi-Nya itu sesuai dengan ajal yang telah ditentukan. Olehkarena itu, hendaklah ia bersabar, dan mengharapkan pahala-Nya’.” HR Al Bukhary
Sabda Rosul SAW, “Allah azza wa jalla berfirman, ‘jika Aku menguji hambaku dengan kedua orang anaknya, kemudian ia bersabar, Aku akan mengganti keduanya dengan syurga’.” HR Al Bukhary
Sabda Rosul SAW, “Barang siapa Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Dia mengujinya.” HR Al Bukhary
Sabda Roasul SAW, “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Maka barang siapa ridho maka ia mendapatkan keridhoan dan barang siapa murka maka ia mendapatkan kemurkaan.” HR At Tirmidzi dan Ibnu Majah
Sabda Rosul SAW “Ujian senantiasa menimpa seorang mu’min pada jiwa, anak, dan hartanya, hingga ketika ia menghadap Allah,ia tidak mempunyai kesalahan.” HR At Tirmidzi
Adapun bertahan terhadap gangguan, maka termasuk sabar, namun lebih sulit. Bertahan terhadap gangguan adalah komoditi orang- orang yang jujur, dan symbol orang-orang sholih. Bertahan terhadap gangguan ialah seorang muslim disiksa di jalan Allah Ta’ ala, kemudia ia bersabar, bertahan, tidak membalas dengan kejahatan yang sama, tidak balas dendam untuk dirinya sendiri, tidak mendahulukan kepentingan dirinya sendiri selagi penyiksaan tersebut terjadi di jalan Allah Ta’ala, dan tetap berjalan menuju keridhoaan-Nya. Suri tauladan baginya dalam hal ini ialah para Rosul yang sholih, sebab jarang sekali di antara mereka yang tidak disiksa di jalan Allah Ta’ala dan tidak diuji dalam perjalanan mereka kepadanya. Abdulloh bin Mas’ud Radhiyallaah ‘Anhu berkata, “Sepertinya aku melihat Rosul SAW bercerita tentang salah seorang nabi yang dipukuli kaumnya hingga terluka, kemudian nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sambil berkata, “Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui’.” Itulah salah satu daya tahan terhadap siksaan yang dimiliki Nabi Allah. Contoh lain ialah: pada suatu hari Rosul saw membagi harta, kemudian salah seorang ‘Arab dusun berkata, “Ini pembagian yang tidak dimaksudkan untuk mencari keridhoaan Allah.” Ucapan tersebut terdengar oleh Rosul SAW dan wajah beliau seketika merah karenanya, kemudian beliau bersabda, “semoga Allah merahmati saudaraku Musa, ia disiksa lebih keras dari ini semua, namun ia tetap bersabar”. Muttafaqun ‘Alaihi Khobab bin Al ‘Aroth Radhiyallaah ‘Anhu berkata: “kami mengadu kepada Rosul saw yang ketika itu sedang bersandar di bawah kain Ka’bah, dan kami berkata, ‘Kenapa engkau tidak meminta untuk kita?’, ‘Kenapa engkau tidak berdo’a untuk kita?’ Rosul SAW bersabda, ‘Sungguh salah seorang sebelum kalian ditangkap, dibuatkan galian, ia dimasukkan ke dalamnya, gergaji didatangkan kepadanya, kemudian diletakkan di kepalanya hingga kepalanya terbelah menjadi dua, dan ia disisir dengan sisir dari besi yang menyisir daging dan tulangnya, namun hal tersebut tidak memalingkannya dari agama Allah.” HR Al Bukhary Allah Ta’ala bercerita kepada kita tentang para rasul, dan tentang ucapan mereka ketika mereka bertahan terhadap siksaan yang mendera mereka, “Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri”. Qs. Ibrohim: 12 ‘Isa bin Maryam berkata kepada Bani Israel, “Telah dikatakan kepada kalian sebelum ini bahwa gigi dibalas dengan gigi, dan hidung dibalas dengan hidung. Sekarang aku katakan kepada kalian, ‘Janganlah kalian membalas keburukan dengan keburukan yang sama. Barangsiapa memukul pipi kananmu maka berikan pipi kirimu kepadanya. barangsiapa mengambil bajumu maka berikan sarungmu kepadanya” Sebagian shahabat-shahabat Rosul SAW berkata, “Dulu kami tidak menganggap keimanan seseorang itu sebagai keimanan jika ia tidak bersabar terhadap siksa.” Berdasarkan contoh-contoh hidup tentang sabar ini, orang muslim hidup dengan sabar, mengharap ridho Allloh SWT, bertahan, tidak mengeluh, tidak cemberut, tidak membalas keburukan dengan keburukan yang sama namun membalas kejahatan dengan kebaikan, mema’afkan, dan sabar.
Allah Ta’ala berfirman, “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” Qs. Asy Syura’: 43
0 komentar:
Posting Komentar