Penghalang Hidayah
Penjelasan tentang penghalang hidayah bisa kita gali dari sejarah
kaum para nabi dan rasul yang tidak mau beriman dan menolak ajakan
bertauhid. Ada beberapa sebab yang menghalangi mereka menerima hidayah.
Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Taklid buta dan fanatik kepada adat nenek moyang.
Ini adalah penghalang terbesar dan argumentasi kuno seluruh orang kafir dari dahulu sampai akhir zaman.
Ini adalah penghalang terbesar dan argumentasi kuno seluruh orang kafir dari dahulu sampai akhir zaman.
Allah l berfirman:
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (az-Zukhruf: 23) Lafadz ﭗ (negeri) dan ﭙ (pemberi peringatan) pada ayat di atas bentuknya nakirah (نَكِرَةٌ) dan terletak setelah konteks نَفْيٌ (peniadaan). Menurut kaidah ushul, mengandung makna umum, mencakup semua negeri dari masa ke masa dan semua pemberi peringatan dari zaman ke zaman. Asy-Syaikh as-Sa’di t menegaskan, “Argumentasi kaum musyrikin yang sesat dengan taklid kepada bapak-bapak mereka yang sesat juga, tidaklah bermaksud mengikuti kebenaran dan petunjuk. Itu adalah fanatisme semata untuk membela kebatilan mereka.” (Taisir al-Karim ar-Rahman)
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (az-Zukhruf: 23) Lafadz ﭗ (negeri) dan ﭙ (pemberi peringatan) pada ayat di atas bentuknya nakirah (نَكِرَةٌ) dan terletak setelah konteks نَفْيٌ (peniadaan). Menurut kaidah ushul, mengandung makna umum, mencakup semua negeri dari masa ke masa dan semua pemberi peringatan dari zaman ke zaman. Asy-Syaikh as-Sa’di t menegaskan, “Argumentasi kaum musyrikin yang sesat dengan taklid kepada bapak-bapak mereka yang sesat juga, tidaklah bermaksud mengikuti kebenaran dan petunjuk. Itu adalah fanatisme semata untuk membela kebatilan mereka.” (Taisir al-Karim ar-Rahman)
2. Menolak hidayah karena pengikutnya sedikit, sedangkan pengikut
kebatilan banyak jumlahnya dari segi harta, anak, maupun jumlah massa. Ini juga salah satu sebab terbesar yang menghalangi hidayah. Cermatilah ayat berikut ini. Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan
pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata,
“Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya.” Dan mereka berkata, “Kami lebih banyak mempunyai harta
dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.”
(Saba: 34-35)
Perhatikan pula ucapan kaum Nabi Shalih q kepada beliau dalam ayat berikut ini. “Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia saja di antara kita?
Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat
dan gila.” (al-Qamar: 24) Simak juga ucapan Fir’aun kepada kaumnya tentang Nabi Musa q dan kaum beliau dalam ayat berikut. (Fir’aun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil.” (asy-Syu’ara: 54) Semua ucapan di atas bertujuan menolak kebenaran dan hidayah.
3. Menolak hidayah karena pengikutnya adalah orang-orang lemah dan
jelata, sedangkan pengikut kebatilan adalah orang-orang terpandang,
kuat, dan ningrat. Inilah yang menghalangi kaum Nabi Nuh dari hidayah. Allah l menyebutkan dalam Al-Qur’an: Mereka berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” (asy-Syu’ara: 111) Kaum Nuh q juga mengatakan sebagaimana dalam ayat: Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak
melihat kamu melainkan seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami
tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang
hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak
melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami
yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (Hud: 27) Orang-orang kafir Quraisy juga memiliki alasan serupa untuk menolak hidayah. Allah l berfirman: Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang
(maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang
yang beriman, “Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang
lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)?”
(Maryam: 73) Sebab-sebab penghalang hidayah yang lain masih banyak, bisa ditelaah
dalam kitab Masail al-Jahiliyah karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul
Wahhab an-Najdi t. Meskipun ayat-ayat di atas berbicara tentang kaum-kaum terdahulu, namun
lafadz-lafadznya umum, mencakup siapa pun yang memiliki perangai serupa
hingga hari penghabisan. Selain itu, ayat-ayat di atas disebutkan dalam
Al-Qur’an untuk diambil ibrah bagi umat sekarang. Di samping itu, ada pula sebab-sebab penghalang hidayah yang tidak
diambil dari sejarah umat terdahulu. Orang yang mengkaji ayat-ayat
Al-Qur’an akan menemukan banyak sebab lain. Silakan periksa ayat-ayat
yang menyebutkan lafadz هُدًى, يَهْدِي, يَهْتَدِي, يَهِدِّي,
مُهْتَدُونَ, dan pecahan-pecahan katanya.
Wallahul muwaffiq
0 komentar:
Posting Komentar