Syirik dan Bahayanya
Syirik adalah menyamakan
selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya.
Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat
dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya
seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal
dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka. Hakikat syirik akbar
adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti
memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain Allah,
takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal
tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon
perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada
jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat
diwujudkan kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang,
meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah
yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih
hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
Thariq bin Syihab menuturkan bahwa
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya):
Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk
neraka karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya: Bagaimana hal
itu, ya Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan melewati
suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati
berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.
Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah
seorang dari kedua orang tersebut: Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia
menjawab: Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersem-bahkan
kepadanya. Mereka pun berkata kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun
seekor lalat. Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat, mereka pun
memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan.
Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian
berkatalah mereka kepada seorang yang lain: Persembahkanlah kurban
kepadanya. Dia menjawab: Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban
kepada selain Allah 'Azza wa Jalla. Kemudian mereka memenggal lehernya,
karenanya orang ini masuk surga. (HR. Imam Ahmad).
Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang
terkenal di zaman kita sekarang ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu
manakala mereka membeli rumah atau membangunnya, atau ketika menggali
sumur mereka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu
gerbangnya sebagai sembelihan (sesajen) karena takut dari gangguan jin.
(Lihat Taisirul Azizil Hamid, hal. 158).
Macam-macam
Syirik Besar
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu meminta kepada selain Allah,
disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam
kitab-Nya (yang terjemahannya):
"Dan orang-orang yang kamu seru selain
Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu
meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka
mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir:
13-14)
b. Syirik dalam sifat
Allah
Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali
mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta'ala telah membantah
keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua
yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri." (QS.
Al-An'am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan tentang hal yang ghaib
merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada
selain-Nya adalah syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah
(kecintaan)
Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya
layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk
dengan cintanya kepada Allah Ta'ala. Mengenai hal ini Allah Ta'ala
berfirman (yang terjemahannya):
"Dan di antara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul
ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang
dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang
dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa
Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh
diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali
ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta'ala. Seperti
mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta'ala,
atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.
Mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala
berfirman (yang terjemahannya) : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan
rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).
Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan
inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan
ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya):
Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq
(Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain
Allah Subhanahu wa Ta'ala, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib
seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa
mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada
mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS.
Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang
meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga
menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram,
bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal
tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):
"Janganlah seseorang dari kamu menghinakan
dirinya!" Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang menghinakan
dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: "Yaitu ia melihat hak Allah yang
harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata
kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini
dan begini?".
Ia menjawab: "Karena takut kepada
manusia!". Allah berkata: "Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut".
(HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat, takut yang timbul
karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada
orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja
seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat
dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya bahwa Allah menitis kepada
makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau
adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang
ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki
kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti
ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih
meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat
undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan
diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum
Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal
ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang,
serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut
dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
a. Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada
Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada
selain Allah, maka ia termasuk Musyrik.
b. Tawakkal dalam perkara yang mampu
dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan
kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik
ashghar.
c. Tawakkal dalam arti kata mewakilkan
urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya.
Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini
diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada
Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan maksud
Yaitu beribadah dengan maksud mencari
pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala
berfirman (yang terjemahannya):
"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat
kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS.
Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum
munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal
Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian
dan Kehidupan Manusia.
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: "Pagi ini
di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir.
Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan
rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang.
Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan
bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang".
(HR, Bukhari).
Lihat Fathul Bary, 2/333).
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai
astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di koran dan
majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan planet-planet
terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya sekedar untuk
hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak
dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Disamping
setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya
kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan
jalan menuju kemusyrikan.
2. Syirik Ashghar
Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang
dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia
merupakan dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar.
Macam-macam syirik asghar:
a. Zhahir (nyata)
Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda
(yang terjemahannya): "Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama
Allah, maka ia telah berbuat syirik". (HR. Ahmad, Shahih).
Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang
terjemahannya): "Janganlah kamu berkata: Atas kehendak Allah dan
kehendak Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian kehendak
Fulan". (HR. Ahmad, Shahih).
Berupa amalan, seperti: Memakai gelang,
benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika
ia meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak
atau tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda
itulah yang menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar.
Imran bin Hushain radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat
seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau
bertanya (yang terjemahannya): "Apakah ini?".
Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi
pun bersabda: "Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan
pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada
tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya". (HR. Imam Ahmad
dengan sanad yang bisa diterima).
Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin
Amir dalam hadits marfu (yang terjemahannya): Barang siapa
menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak mengabul-kan keinginannya;
dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah tidak memberi
ketenangan pada dirinya. Disebutkan dalam riwayat lain: Barang siapa
menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.(Tamimah adalah
sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak sebagai penangkal atau
pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang
dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi); syirik yang
bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
BAHAYA SYIRIK
1. Syirik Ashghar (tidak
mengeluarkan dari agama).
a. Merusak amal yang tercampur dengan
syirik ashghar.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu
(yang terjemahannya): Allah berfirman: "Aku tidak butuh sekutu-sekutu
dari kalian, barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia
menyekutukan-Ku padanya selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan
persekutuannya". (Riwayat Muslim, kitab az-Zuhud 2985, 46).
b. Terkena ancaman dari dalil-dalil tentang
syirik, karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan
syirik akbar untuk syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124).
c. Termasuk dosa besar yang terbesar.
2. Syirik Akbar
a. Kezhaliman terbesar.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
"Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar". (QS. Luqman: 13).
b. Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
"Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang yang rugi". (QS. Az-Zumar: 65).
c. Jika meninggal dalam keadaan syirik,
maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Firman Allah Ta'ala (yang
terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika
disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang
(Dia) kehendaki. (QS. An-Nisa: 48, 116).
d. Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
"Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah
mengharamkan jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun". (QS. Al-Maidah: 72).
e. Kekal di dalam neraka.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
"Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu
adalah seburuk-buruk makhluk". (QS. Al-Bayyinah: 6).
f. Syirik adalah dosa paling besar.
Firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi
siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya". (QS. An-Nisa: 116).
g. Perkara pertama yang diharamkan oleh
Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang
terjemahannya): "Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang
keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa,
melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan)
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah
untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui". (QS. Al-Araaf: 33).
h. Dosa pertama yang diharamkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Lihat Quran surah Al-Anaam: 151.
i. Pelakunya adalah orang-orang najis
(kotor) akidahnya.
Allah Ta'ala berfirman (yang
terjemahannya): "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang
musyrik itu najis". (QS. At-Taubah: 28).
Wallahualam Bisshawab.
0 komentar:
Posting Komentar