Selasa, 23 Oktober 2012

Jangan Menunda Kebaikan

Dua Pertanyaan Raja

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja mempunyai kesibukan yang sangat padat. Suatu ketika, raja merasa resah dan tidak tenang. Penyebabnya, karena sang raja sangat ingin tahu, apakah dengan kegiatan rutin yang sudah sungguh-sungguh dikerjakannya demi rakyat, telah benar-benar membuat rakyatnya sejahtera dan bahagia? 


Untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu, para petinggi di kerajaan tersebut dimintai nasihat dan pendapat. Tetapi, jawaban yang diberikan sangat beragam dan tidak memuaskan raja. Maka sang raja pergi dari istana guna mengunjungi seorang bijak yang terkenal, yang bertempat tinggal di bawah kaki gunung. 

Setibanya di sana, si orang bijak terlihat sedang mencangkul tanah, penuh perhatian dan konsentrasi. Raja menghampirinya dan berkata, "Saya rajamu, datang kemari ingin bertanya kepada Anda, orang bijak." 

Setelah ditunggu beberapa saat dan tidak ada komentar, raja tiba-tiba mengambil sekop, membantu pekerjaan si orang tua sambil melanjutkan berkata, "Baiklah. Entah kamu mendengar atau tidak, aku, rajamu, tetap akan bertanya demi kelangsungan kehidupan kerajaan dan rakyatku. Pertanyaanku adalah apakah yang telah kulakukan selama ini bermanfaat untuk kesejahteraan rakyatku? Selain itu, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat bagi rakyatku?" Namun, si orang tua tetap membisu. 

Dalam kesunyian mereka bekerja, tiba-tiba tampak seorang pemuda berlari limbung ke arah mereka. Sekujur tubuhnya berlumur darah karena diserang oleh serigala yang berkeliaran di sekitar sana. Raja dan si orang tua segera berlari memberi pertolongan, membawanya masuk ke dalam rumah, menghentikan pendarahan, membersihkan luka, dan mengganti baju yang robek terkoyak. 

Tak lama, raja pun kelelahan dan tertidur lelap setelah bekerja mencangkul tanah dan mengobati si pemuda yang terluka. Keesokan hari, saat terbangun, raja yang penasaran belum mendapat jawaban sekali lagi mengajukan pertanyaan, sebelum pergi dari sana. Dengan senyum bijak, si kakek menjawab, "Maafkan hamba yang tidak melayani baginda dengan baik. Sebenarnya apa yang baginda tanyakan telah terjawab semuanya. Yang dilakukan baginda dan bermanfat untuk rakyat adalah sikap dan perasaan baginda setiap kali berbuat sesuatu, apapun juga, dengan tulus dan dilandasi dengan belas kasih demi kesejahteraan rakyat dengan adil. 

Kemudian, kapan itu harus dilaksanakan? Jawabannya adalah saat ini. Karena yang kemarin merupakan masa lalu, dan besok sekadar harapan. Dan terbukti, baginda tidak segan-segan membantu saya mencangkul tanah dan tidak canggung pula saat harus menolong pemuda yang sedang terluka parah. Membantu sesama, tanpa pamrih, serta dilakukan saat ini dengan landasan hati belas kasih adalah tugas kita sebagai manusia."
Raja sangat puas mendengar jawaban tersebut. "Terima kasih atas jawaban Anda. Saya berjanji akan memerintah dengan cinta kasih agar setiap saat selalu bermanfaat untuk kesejateraan rakyatku." Raja pun berpamitan untuk kembali ke istana. 

Pembaca yang bijaksana, 
Sebagai manusia, siapapun kita hari ini, entah menjadi si kaya, si hebat, atau si pandai serta entah berkedudukan atau sedang menjabat sebagai apapun, jangan pernah lupa bahwa kita tercipta tidak sendiri. Kita semua diciptakan oleh Yang Mahakuasa dengan segala tanggung jawab yang menyertainya, termasuk untuk saling membantu dan saling memberi. 

Karena itu, jika ada kesempatan berbuat baik, tidak perlu nanti, tidak harus menunggu besok, segera singsingkan lengan baju, berbuatlah yang terbaik bagi sekitar kita. Namun, jangan berbuat baik dengan perhitungan atau pandang bulu, apalagi sampai ada pamrih tertentu. Sebab, sebuah tindakan jika berlandaskan niat yang salah, akan menghasilkan hasil yang tidak bermanfaat, bagi diri sendiri, maupun orang lain.

Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. Dan, lakukan itu di setiap kesempatan yang ada, maka hidup akan terasa lebih indah. Sebab, laksana bibit yang kita tabur, sebuah kebaikan yang kita tanam kelak buahnya kita sendiri yang akan menuainya.

Ingat: jangan pernah meremehkan niat baik dan perbuatan baik sekecil apapun. Semoga kebaikan membantu sesama membuahkan kebahagiaan untuk kita bersama. 

Salam hangat luar biasa! 
Penulis : Andrie Wongso

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution