Belajar Melihat Kebaikan
Salah satu penyakit kita adalah melihat keburukan orang lain, melihat
sisi buruk dari segala hal, Padahal di dunia ini semua berpasangan
seperti 2 sisi mata uang. ada kebaikan dan keburukan.
Sebaik-baik sesuatu pasti ada kekurangan dan Seburuk buruk sesuatu pasti juga ada kelebihan didalamnya. Kesempurnaan hanya milik Allah, sehingga ketersia-siaan bila kita
menginginkan dan mencari kesempurnaan pada makhluk. Sungguh sia-sia.
Oleh sebab itu hal yang bisa kita upayakan adalah bagaimana kita
berusaha melihat sisi baiknya dan melupakan sisi buruknya.
berat memang, bicara itu mudah, tetapi apa dengan itu kita tidak mau berusaha? Sebelumnya sungguh pantas melihat diri kita dengan jujur, gali dan
gali kekurangan diri untuk dapat melihat kebaikan orang lain. kita tidak
dapat melihat kebaikan orang lain karena tertutup kesombongan kita yang
terngiang “aku lebih baik darinya”
Warkop? warung kopi, ada keburukan (mungkin banyak) tapi tetap ada kebaikannya. (tergantung orangnya kaleee?)
tadi ketika mampir ndeg wakrop, disitu sudah ada orang, duduk, eh ada
orang lagi yang datang, ada lagi. karena kurang komunikatif saya buat
deh buat maen game hp. tapi dengan kuping tetap terjaga, ada orang lagi
datang dengan berkendara motor dan mampir, dari pembicaraan dan
pembicaraan, ternyata mereka memiliki hubungan keluarga, udah lama
kepaten obor, wow kalau dipikir.
silaturrahmi mereka (yang telah lama tak tersambung) dapat terjalin dan saling mengenal
dengan ketemu di warkop, hmmmm ternyata tidak melulu bicara
kotor-kotor, gak melulu bicara gak manfaat, disaat saat tertentu ada
juga manfaat yang dapat dipetik. sungguh sombong saya yang dulu dalam
hati bilang, apa tu warkop isinya gak jelas dan sumber rumpian dll, eh
ternyata ada kebaikan juga disana.
Sungguh kita tidak patut berburuk sangka melulu, kita harus belajar
melihat sisi baik dari apapun, tetapi juga harrus mengukur diri apakah
dengan di situ kita memperoleh banyak kebaikan atau lebih banyak
keburukan. kita mengukur diri kita untuk mencari tempat terbaik kita.
tetapi kita sungguh dholim bila menyamakan mereka dengan kita, kita dan
mereka tidaklah sama. mereka punya tempat sendiri-sendiri dan punya
tugas sendiri-sendiri yang jelas belum tentu sama dengan kita.
aku masih belajar, karena tetap saja melihat keburukan orang lain,
dan melupakan keburukan diri sendiri serta memandang tinggi diri ini,
DAN ITU SALAH, maka aku harus belajar dan berusaha melihat kebaikan
orang lain dan kebaikan makhluk Allah, karena ada percikan cahayaNya.
mungkin sulit, tetapi harus tetap berusaha, entah berhasil atau tidak,
tapi tetap berusaha ikhtiar.
hmmm pertolongan dan petunjuk Allah sangatlah penting.
Allah A’lam
0 komentar:
Posting Komentar