Rabu, 30 September 2015

Tidak Patut Berburuk Sangka

Belajar Melihat Kebaikan

Salah satu penyakit kita adalah melihat keburukan orang lain, melihat sisi buruk dari segala hal, Padahal di dunia ini semua berpasangan seperti 2 sisi mata uang. ada kebaikan dan keburukan.


Sebaik-baik sesuatu pasti ada kekurangan dan Seburuk buruk sesuatu pasti juga ada kelebihan didalamnya. Kesempurnaan hanya milik Allah, sehingga ketersia-siaan bila kita menginginkan dan mencari kesempurnaan pada makhluk. Sungguh sia-sia. Oleh sebab itu hal yang bisa kita upayakan adalah bagaimana kita berusaha melihat sisi baiknya dan melupakan sisi buruknya.

berat memang, bicara itu mudah, tetapi apa dengan itu kita tidak mau berusaha? Sebelumnya sungguh pantas melihat diri kita dengan jujur,  gali dan gali kekurangan diri untuk dapat melihat kebaikan orang lain. kita tidak dapat melihat kebaikan orang lain karena tertutup kesombongan kita yang terngiang “aku lebih baik darinya”

Warkop? warung kopi, ada keburukan (mungkin banyak) tapi tetap ada kebaikannya. (tergantung orangnya kaleee?)

tadi ketika mampir ndeg wakrop, disitu sudah ada orang, duduk, eh ada orang lagi yang datang, ada lagi. karena kurang komunikatif saya buat deh buat maen game hp. tapi dengan kuping tetap terjaga, ada orang lagi datang dengan berkendara motor dan mampir, dari pembicaraan dan pembicaraan, ternyata mereka memiliki hubungan keluarga, udah lama kepaten obor, wow kalau dipikir.

silaturrahmi mereka (yang telah lama tak tersambung) dapat terjalin dan saling mengenal dengan ketemu di warkop, hmmmm ternyata tidak melulu bicara kotor-kotor, gak melulu bicara gak manfaat, disaat saat tertentu ada juga manfaat yang dapat dipetik. sungguh sombong saya yang dulu dalam hati bilang, apa tu warkop isinya gak jelas dan sumber rumpian dll, eh ternyata ada kebaikan juga disana.

Sungguh kita tidak patut berburuk sangka melulu, kita harus belajar melihat sisi baik dari apapun, tetapi juga harrus mengukur diri apakah dengan di situ kita memperoleh banyak kebaikan atau lebih banyak keburukan. kita mengukur diri kita untuk mencari tempat terbaik kita. tetapi kita sungguh dholim bila menyamakan mereka dengan kita, kita dan mereka tidaklah sama. mereka punya tempat sendiri-sendiri dan punya tugas sendiri-sendiri yang jelas belum tentu sama dengan kita.

ingat suatu nasehat “mukmin sejati adalah orang yang hanya dapat melihat kebaikan orang lain”

aku masih belajar, karena tetap saja melihat keburukan orang lain, dan melupakan keburukan diri sendiri serta memandang tinggi diri ini, DAN ITU SALAH, maka aku harus belajar dan berusaha melihat kebaikan orang lain dan kebaikan makhluk Allah, karena ada percikan cahayaNya. mungkin sulit, tetapi harus tetap berusaha, entah berhasil atau tidak, tapi tetap berusaha ikhtiar.

hmmm pertolongan dan petunjuk Allah sangatlah penting.



Allah A’lam

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution