Kemuliaan Ibu dan Peningkatan Kualitasnya
baitijannati - Menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang
sangat luar biasa. Ibu mengandung anaknya selama kurang lebih sembilan
bulan dalam kondisi yang semakin melemah. Setelah itu, ibu akan
melahirkan anak yang telah dikandungnya dengan susah payah. Namun,
begitu mendengar jerit tangis seorang bayi yang keluar dari mulut
rahimnya, seorang ibu akan tersenyum bahagia. Segala keletihan yang dia
rasakan di saat mengandung dan melahirkan serasa hilang. Dengan penuh
kasih sayang seorang ibu akan menyusui bayinya, membelai dan
menciumnya. Seorang ibu akan selalu siap menenangkan bayinya, di saat
bayinya menangis. Seorang ibu akan selalu siap merawat bayinya. Seberat
apa pun tubuh si bayi, ibu akan selalu siap menggendongnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, usia bayi pun bertambah. Bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak kecil yang membutuhkan bimbingan dan arahan untuk mengenal lingkungan sekitarnya. Di sinilah dibutuhkan peran seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anaknya.
Ibu, Sekolah Pertama bagi Anak
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat vital dalam proses
pendidikan anak sejak dini. Ibulah sosok yang pertama kali berinteraksi
dengan anaknya, sosok pertama pula yang memberikan rasa aman dan nyaman
serta sosok yang dia percaya. Karena itu, ibu menjadi sekolah pertama
bagi anak-anaknya. Peran ibu dalam mendidik anaknya ini sangat penting
karena dapat menentukan kualitas generasi masa depan suatu masyarakat
dan negara. Tidak salah kalau ada yang mengatakan bahwa ibu ibarat
tiang negara. Tinggi rendahnya moralitas suatu bangsa dapat dilihat
dari tinggi rendahnya moralitas para ibu di negeri itu atau sejauh mana
kepedulian para ibu dalam mendidik anak-anaknya.
Salah satu aspek
penting keberhasilan dalam pendidikan anak adalah adanya kedekatan
fisik dan emosional antara seorang ibu dengan anaknya. Secara alami,
kedekatan fisik dan emosional ibu dengan anaknya sudah terjalin sejak
anak berada dalam kandungan, menyusui dan masa pengasuhan. Kasih sayang
seorang ibu merupakan jaminan awal untuk tumbuh kembang anak dengan
baik dan aman. Karena itu, ibu mempunyai peran yang penting dan mulia
dalam mendidik anak sejak usia dini. Untuk memainkan peran ini, Allah
telah memberikan potensi pada ibu berupa kemampuan untuk hamil,
menyusui serta naluri keibuan. Allah juga menetapkan anjuran kepada para
ibu untuk menyusui anaknya selama dua tahun, mengamanahkan para ibu
untuk mengasuh anaknya selama masa pengasuhan (hadlonah), yaitu sampai
anak bisa mengurus dirinya.
Sesungguhnya karakter
seorang ibu merupakan kesan pertama yang ditangkap seorang anak.
Apabila seorang ibu memiliki kepribadian yang agung dan tingkat
ketakwaan yang tinggi maka kesan pertama yang masuk dalam benak anak
adalah kesan yang baik. Kesan awal yang baik ini akan menjadi landasan
yang kokoh bagi perkembangan kepribadian anak ke arah yang ideal. Di
samping itu anak sendiri membutuhkan figur teladan dalam mewujudkan
nilai-nilai yang ditanamkan kepadanya selama proses belajar di masa
kanak-kanak, karena kemampuan berfikir anak di masa ini belum sempurna.
Di masa ini anak belum mampu menerjemahkan sendiri wujud nilai-nilai
kehidupan yang diajarkan kepadanya. Kekuatan figur seorang ibu akan
membuat anak mampu untuk menyaring apa-apa yang boleh dan tidak boleh
diambil dari lingkungannya. Karena anak menjadikan apa yang diterima
dari ibunya sebagai standar nilai. Para pakar pendidikan mengajarkan
bahwa keteladanan adalah media pendidikan yang paling efektif dan
berpengaruh dalam menyampaikan tata nilai kehidupan. Dalam hal ini
ibulah orang yang paling tepat untuk berperan sebagai teladan pertama
bagi anaknya. Ibulah yang paling besar peranannya dalam memberikan
corak pada pembentukan kepribadian anak, sehingga dibutuhkan ibu yang
berkualitas yang akan mampu mendidik anaknya dengan baik.
Peningkatan Kualitas Ibu
Mengingat begitu besar
dan pentingnya peran ibu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, perlu diupayakan peningkatan kualitas ibu. Karena tinggi
rendahnya kualitas para ibu sangat mempengaruhi kualitas anak. Untuk
itu terwujudnya figur ibu ideal merupakan langkah awal untuk mencetak
generasi masa depan yang berkualitas. Mencetak ibu yang berkualitas
bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Menjadi ibu yang berkualitas
dapat dicapai apabila ada kesadaran dari para ibu akan arti penting
peran dan fungsinya. Para ibu yang sadar, tidak akan menginginkan
anaknya kelak ketika menempuh masa remaja terlibat dan terjerumus dalam
kenakalan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran
dan berbagai tindak kriminal lainnya.
Menjadi ibu berkualitas
yang mampu mengantarkan anaknya mengarungi kehidupan dengan kesuksesan
adalah sesuatu yang realistis. Banyak tokoh –tokoh teladan- baik yang
hidup di masa lalu maupun masa kini, baik dari negeri orang maupun dari
negeri sendiri- seperti Imam Syafi’i, Imam Bukhori, Buya Hamka, Moh.
Hatta, B.J. Habibie, AA. Gym dan lain-lain, mendapat sentuhan dan
pendidikan langsung dari para ibu yang luar biasa sehingga mampu
mengantarkan kesuksesan anaknya.
Salah satu modal dasar
untuk menjadi ibu yang berkualitas adalah adanya wawasan dan keilmuan
tentang konsep pendidikan anak. Sehingga seorang ibu harus senantiasa
memperkaya dirinya untuk memahami perkembangan kondisi anaknya (baik
aspek fisik maupun aspek emosi). Ia juga harus mengetahui konsep
pendidikan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya dan
program-program yang perlu dia lakukan untuk memenuhi seluruh hak-hak
anaknya. Menurut seorang pakar pekembangan anak, ada beberapa konsep
pendidikan yang perlu dipahami oleh ibu dalam mendidik anak-anaknya
sesuai dengan tahapan perkembangannya, antara lain adalah:
Pertama,
bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda sehingga
perlakuan atau metode pendekatan yang dipakai untuk masing-masing anak
dalam proses pembelajarannya bisa jadi berbeda.
Kedua,
anak akan mengalami perubahan dengan pendidikan yang diberikan.
Perubahan yang terjadi pada masing-masing anak tidak sama dan instan,
tetapi bertahap. Maka di sinilah diperlukan kesabaran dan tidak boleh
membanding-bandingkan kemampuan anak.
Ketiga,
anak usia dini merupakan masa emas, yang akan dengan cepat menyerap
informasi. Di sinilah diperlukan memberikan pengajaran yang benar sejak
dini tanpa anak merasa terbebani. Kemudian memberikan
rangsangan-rangsangan yang membuat anak berupaya mengkaitkan antara
informasi yang satu dengan yang lain, sehingga dapat merangsang
kemampuan proses berfikirnya.
Dengan memahami konsep
pendidikan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya, diharapkan peran
mulia ibu sebagai pendidik anaknya menjadi lebih optimal. Anak-anak
tidak hanya sebagai penyejuk mata ibu tetapi mereka juga adalah asset
bangsa. Para ibu yang berusaha dengan sungguh-sungguh mendidik anaknya
dengan penuh keiklasan untuk menjadi anak yang sholeh, mereka akan
mendapatkan dua hal, yaitu kesuksesan anaknya dan pahala yang tiada
putusnya dari Tuhannya.
Yang tidak kalah
penting untuk mendukung terwujudnya para ibu yang berkualitas adalah
lingkungan. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang di dalamnya
terdapat pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan untuk para ibu.
Sebaiknya para ibu dan para calon ibu dibekali berbagai pengetahuan dan
keterampilan tentang pengasuhan dan pendidikan anak. Untuk saat ini
pembinaan terhadap para ibu dan calon ibu bisa dilakukan oleh individu
yang peduli dan organisasi-organisasi yang ada di tengah masyarakat.
Karena keterbatasan pendidikan dan pengetahuan orangtua terutama ibu
merupakan unsur yang dapat menghambat ibu dalam pengasuhan anak secara
optimal. Mengingat anak adalah mutiara-mutiara bangsa. Dalam diri
mereka tersimpan berbagai potensi. Penggalian potensi positip mereka
diperlukan suatu ilmu. Alangkah beruntungnya negeri ini andaikan para
ibu di negeri ini mampu membimbing dan mengarahkan potensi positip
anak-anaknya. Mungkin tidak ada lagi penyalahgunaan narkoba, seks
bebas, tawuran dan tindakan amoral lainnya di kalangan anak-anak kita.
Selamat hari ibu. Semoga para ibu dapat menjadi jembatan terwujudnya generasi masa depan yang berkualitas.
(Penulis adalah pengajar di SMA Bina Bangsa Sejahtera Bogor)
0 komentar:
Posting Komentar