Teman-teman Akherat
Umumnya,
kita ngerasa seneng dengan adanya teman, terlebih teman yang buanyak.
Memang lumrah, karena kita disebut sebagai makhluk sosial, artinya kita
tak bisa hidup tanpa orang lain. Tapi bukan berarti loh…. kita boleh
semaunya bergaul dengan sembarang orang! Sebab, teman adalah cerminan
diri. Baik buruk teman sangat berpengaruh terhadap hidup, terlebih agama
kita. Karena itu, Islam memberi metode-metode jelas dalam menjalin
teman, khususnya teman yang baik untuk akhirat kita.
Pilih Yang Baik!
Teman memiliki pengaruh yang besar sekali pada diri kita. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Seseorang
itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kamu
melihat siapa temannya." (Riwayat Ahmad dan At-Tirmidzi)
Hadits
tersebut memiliki makna bahwa seseorang akan berbicara dan berkelakuan
seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau shallallahu alaihi wa
sallam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita kudu bisa
mengenali kualitas agama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang
shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk
akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, no way…! Tapi jangan lupa
kasih nasehat teman yang model ini loh…
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengungkapkan,
"Jangan
berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makananmu
kecuali orang yang bertakwa." (Riwayat Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Al-Khathabi
mengatakan, “Yang dimaksud dengan jangan memakan makananmu, kecuali
orang yang bertakwa adalah dengan cara mengundang mereka dalam suatu
jamuan makan. Sebab jamuan makan bisa melahirkan rasa kasih sayang dan
cinta di antara yang hadir.”
Yang ngga boleh juga dalam berteman
adalah berkawan dengan para pelaku dosa besar dan ahli maksiat, apalagi
berakrab ria dengan orang-orang kafir dan munafik.
Saling Memberi Nasehat
Dalam
Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan
keinginan hawa nafsu teman. Tapi prinsip menolong teman adalah keinginan
untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak
menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah.
Termasuk di dalamnya adalah amar ma'ruf nahi mungkar, meskipun
bertentangan dengan keinginan teman.
Adapun
mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau
berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak
lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan
Islam.
Nyatakan Cintamu....
Persahabatan
yang paling agung adalah persahabatan yang dijalin di jalan Allah dan
karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan,
atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan
keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut
telah sirna, maka persahabatan pun melayang.
Berbeda
dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun
dalam persahabatan tersebut, kecuali hanya untuk mendapatkan ridha
Allah. Orang macam inilah yang berhak mendapat janji Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya
Allah pada Hari Kiamat berseru, 'Di mana orang-orang yang saling
mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka
dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali
per-lindungan-Ku." (Riwayat Muslim)
Sebuah
kisah mengatakan, "Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada
saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Ke mana
anda hendak pergi? "Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini."
Jawabnya. "Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?" "Tidak ada,
selain bahwa saya mencintainya karena Allah l." jawabnya. Maka orang
yang bertanya ini mengaku, "Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah
kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu
sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia." (Riwayat Muslim)
Ucapkan Cinta....Kokohkan Cinta
Anas
radhiyallahu anhu mengisahkan, "Ada seorang laki-laki di sisi Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain yang berlalu.
Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai
orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi n bertanya, “Apakah engkau telah
memberitahukan kepadanya?” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda,
“Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih
sayang di antara kalian.” Lalu ia bangkit dan memberitahukan, “Sungguh
saya mencintai anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, “Semoga Allah
mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya." (Riwayat Ahmad,
dihasankan oleh Al-Albani).
Jaga Rahasia
Setiap
orang punya rahasia. Biasanya, rahasia itu disampaikan kepada teman
terdekat atau yang dipercayainya. Anas radhiyallahu anhu pernah diberi
tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Anas
radhiyallahu anhu berkata,
Nabi
shallallahu alaihi wa sallam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya
tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau
(wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak
memberitahukannya." (Riwayat Al-Bukhari)
Teman
dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya.
Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat
terhadap amanat. Berkhianat terhadap amanat adalah termasuk salah satu
sifat orang munafik.
Begitulah, diantara resep mencari teman akhirat.
Artinya teman yang terjalin karena tali agama dan demi kepentingan
agama. Siapakan temen kamu?
oleh Ummu
0 komentar:
Posting Komentar