Assalamu'alaikum Wr Wb
Al-Qur’an Merindukanmu...
Renungan sebelum tidur...
Mau bagaimana pun secerah apapun hari ini tetap saja mendung
bagi Ahmad. Seorang pemuda yang kini tengah duduk di hadapan gurunya
dengan lelehan air mata, sudah hampir enam jam ia duduk dan menghafalkan
Al-Qur’an tetapi tidak sampai satu halaman pun ia dapatkan. Ahmad pun
mengadukan hal ini kepada sang guru.
Sang guru menatap muridnya seraya tersenyum. “Allah itu sedang rindu dengan kamu!”
Mendengar itu Ahmad bingung. Namun tidak berani bertanya, ia membiarkan ustadznya menyelesaikan perkataannya.
“Coba sekarang ustadz tanya, apa yang kamu lakukan ketika kamu memiliki teman dekat dan sudah lama tidak bertemu lalu suatu hari kalian bertemu?”
Ahmad semakin tidak mengerti dengan gurunya, ia sedang meminta solusi tetapi malah diberikan pertanyaan yang menurutnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kesulitannya dalam menghafal Al-Qur’an tetapi karena yang bertanya adalah seorang guru maka ia pun tetap menjawab pertanyaan tersebut.
“Saya akan mengajaknya pergi ke suatu tempat di mana saya dan dia bisa saling berbagi cerita mungkin saya akan mengajak ia pergi makan.”
“Bagaimana ketika kalian sedang asik mengobrol tiba-tiba temanmu itu pergi karena di telepon dengan temannya? Apa yang kamu rasakan?”
“Pasti saya akan merasa sedih, saya merasa sudah tidak penting lagi baginya.” Jawab Ahmad seadannya. Ia menatap gurunya dalam-dalam. Apa yang akan sang guru sampaikan? Sang guru tersenyum seraya berkata, “Al-Qur’an adalah kalammullah, perkataan Allah, ketika seorang hamba membaca Al-Qur’an maka ia tengah bercakap-cakap dengan Allah.
Allah itu sedang rindu sama kamu, makannya
Dia ingin bercakap lama-lama dengan kamu, bukan bearti hafalan kamu yang
sulit itu dikarenakan Allah tidak ridho dengan kamu.”
Ahmad mulai mengerti apa yang disampaikan gurunya, semangatnya hadir kembali tetapi ia masih tidak mengerti kenapa gurunya mengajukan pertanyaan yang tidak ada hubunganya sama sekali dengan apa yang gurunya sampaikan barusan? Ahmad pun memberanikan diri untuk bertanya.
“Guru, terimakasih, semangat saya kembali hadir. Tetapi apa hubungannya dengan pertanyaan yang Guru ajukan kepada saya?”
“Anggaplah teman kamu itu adalah Al-Qur’an! Mungkin ketika liburan tiba, kamu mulai jarang membaca Al-Qur’an, kamu disibukkan dengan liburanmu. Liburanmu ini diibaratkan temannya teman kamu yang menelepon dan menyuruhnya untuk pergi, kamu sedih kan? Begitupula yang dirasakan Al-Qur’an padamu, ia rindu denganmu tetapi kamu sibuk dengan urusanmu dan kini ketika kamu mulai membacanya kembali ia ingin berlama-lama denganmu, melepas rindu.” Jawab sang guru sambil menepuk pelan pundak Ahmad.
Tanpa sadar, air mata Ahmad berjatuhan kembali. Ia menyadari betapa lalainya ia ketika liburan tiba. Kini ia merasa sangat bahagia karena Al-Qur’an masih mau merindukannya, masih ingin berteman dengannya. Ahmad pun berjanji pada dirinya sendiri bahwa sepadat apapun aktivitasanya ia akan tetap memberikan waktunya untuk bercakap-cakap dengan kalammullah, ia tidak ingin membuat Al-Qur’an tidak ingin berteman dengannya lagi, akan sangat menyakitkan. Al-Qur’an adalah pemberi syafaat pada hari kiamat kelak dan pasti ketika hari itu tiba , ia pasti akan sangat membutuhkan syafaat Al-Qur’an.
Dari Abu Umamah, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Diriwayatkan Muslim).
Semoga kisah di atas dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, betapa pentingnya membaca Al-Qur’an. Semoga kita tidak disibukkan dengan dunia dan melupakan akhirat... Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar