Jumat, 24 Juni 2016

Menyesal Atau Berdamai

Daripada Menyesal, Lebih Baik Berdamai Dengan Kenyataan
Pernahkah kamu menyadari bahwa hidup ini seperti sebuah jalan?. Dan jalan tersebut terkadang lurus tanpa hambatan, juga tidak jarang jalan tersebut berliku penuh kerikil tajam. Dengan berbagai macam cara kamu lalui jalan tersebut.



Kamu bisa memilih berjalan perlahan dan hati-hati, atau berlari kencang tanpa melihat ke kanan dan ke kiri. Ada kalanya kamu berada di puncak tertinggi, dan ada pula waktu di mana kamu jatuh terjerembab ke dasar jurang terdalam. Perjalananmu tidak akan terhenti bila langkah kaki kecilmu masih sanggup menapaki kehidupan ini, walau harus berderai air mata dan cucuran peluh penuh lelah kamu tetap mampu terus berjalan. Beberapa perasaan juga akan menemani perjalananmu untuk mengarungi derasnya arus hidup ini, salah satunya adalah rasa sesal.


Semua manusia tanpa terkecuali pasti pernah merasa menyesal, bahkan bagi mereka yang selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan sekalipun. Meskipun demikian, rasa sesal tidak boleh kamu jadikan sebagai alasan untuk berhenti melangkah. Kamu lebih baik mensyukuri segala yang semesta beri. 


Lihatlah pantai yang kamu sukai, pasir-pasirnya tidak pernah mengeluh menyesal karena telah kau jejaki dengan kakimu, meninggalkan bekas yang membuatnya harus menunggu ombak untuk menghapusnya. Pantai tidak pernah menyesal telah menjadi sesuatu yang kamu sukai, lalu untuk apa kamu menyesal atas keadaan yang tidak kamu harapkan?.


Rasa sesal adalah salah satu teman yang menemani perjalanan hidupmu, maka cobalah untuk menjalin persahabatan dengannya. Seperti sebuah pepatah “nasi sudah menjadi bubur” yang berarti keadaan yang sudah terlanjur terjadi tidak akan bisa dirubah lagi, seperti nasi yang sudah terlanjur menjadi bubur tidak mungkin bisa kembali menjadi nasi, walau begitu kamu tidak boleh menyerah, yang harus dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana bubur tersebut tetap enak untuk dimakan, entah dengan menambahkan garam dan penyedap rasa atau dengan taburan bawang goreng gurih agar nasi yang sudah menjadi bubur bisa habis kamu lahap. Dan biarkan nasi yang pernah menjadi harapanmu menjadi memori, biarkan harapan itu mengedukasi kamu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Hidup harus terus berjalan, untuk itu berdamailah dengan kenyataan. Matahari tidak akan terbit dari barat dan tidak mungkin terbenam di ufuk timur, kehidupanmu tidak lantas terhenti meski rasa sesal menghentak perjalanan hidupmu. Kamu mungkin bisa saja berandai-andai berkhayal sebuah ekspektasi lain bila keputusan yang membuatmu merasa menyesal tersebut tidak kamu ambil, tetapi khayalan tidak bisa membuat rasa sesalmu hilang. Percayalah apa yang terjadi itulah yang terbaik untukmu, berhenti menyesali apa yang telah terjadi adalah cara terbaik menyikapi rasa sesal itu sendiri.


Penyesalan tidak pernah datang di awal, Penyesalan selalu datang belakangan. Rasa sesal akan menjadi-jadi bila apa yang terjadi tidak pernah kamu syukuri. Yakinlah bahwa apa yang Tuhan beri adalah yang kamu butuhkan, jadi jangan pernah menyesal. Beranikan dirimu untuk mengambil keputusan, apapun hasilnya nanti… itulah yang terbaik.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution