Daripada Menyesal, Lebih Baik Berdamai Dengan Kenyataan
Pernahkah kamu menyadari bahwa hidup ini seperti sebuah jalan?. Dan
jalan tersebut terkadang lurus tanpa hambatan, juga tidak jarang jalan
tersebut berliku penuh kerikil tajam. Dengan berbagai macam cara kamu
lalui jalan tersebut.
Kamu bisa memilih berjalan perlahan dan hati-hati,
atau berlari kencang tanpa melihat ke kanan dan ke kiri. Ada kalanya
kamu berada di puncak tertinggi, dan ada pula waktu di mana kamu jatuh
terjerembab ke dasar jurang terdalam. Perjalananmu tidak akan terhenti
bila langkah kaki kecilmu masih sanggup menapaki
kehidupan ini, walau harus berderai air mata dan cucuran peluh penuh
lelah kamu tetap mampu terus berjalan. Beberapa perasaan juga akan
menemani perjalananmu untuk mengarungi derasnya arus hidup ini, salah satunya adalah rasa sesal.
Semua
manusia tanpa terkecuali pasti pernah merasa menyesal, bahkan bagi
mereka yang selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan sekalipun.
Meskipun demikian, rasa sesal tidak boleh kamu jadikan sebagai alasan
untuk berhenti melangkah. Kamu lebih baik mensyukuri segala yang semesta
beri.
Lihatlah pantai yang kamu sukai, pasir-pasirnya tidak pernah
mengeluh menyesal karena telah kau jejaki dengan kakimu, meninggalkan
bekas yang membuatnya harus menunggu ombak untuk menghapusnya. Pantai
tidak pernah menyesal telah menjadi sesuatu yang kamu sukai, lalu untuk
apa kamu menyesal atas keadaan yang tidak kamu harapkan?.
Rasa sesal adalah salah satu teman yang menemani perjalanan hidupmu, maka cobalah untuk menjalin persahabatan dengannya.
Seperti sebuah pepatah “nasi sudah menjadi bubur” yang berarti keadaan
yang sudah terlanjur terjadi tidak akan bisa dirubah lagi, seperti nasi
yang sudah terlanjur menjadi bubur tidak mungkin bisa kembali menjadi
nasi, walau begitu kamu tidak boleh menyerah, yang harus dipikirkan
selanjutnya adalah bagaimana bubur tersebut tetap enak untuk dimakan,
entah dengan menambahkan garam dan penyedap rasa atau dengan taburan
bawang goreng gurih agar nasi yang sudah menjadi bubur bisa habis kamu
lahap. Dan biarkan nasi yang pernah menjadi harapanmu menjadi memori, biarkan harapan itu mengedukasi kamu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Hidup harus terus berjalan, untuk itu berdamailah dengan kenyataan. Matahari tidak akan terbit dari barat dan tidak mungkin terbenam di
ufuk timur, kehidupanmu tidak lantas terhenti meski rasa sesal
menghentak perjalanan hidupmu. Kamu mungkin bisa saja berandai-andai
berkhayal sebuah ekspektasi lain bila keputusan yang membuatmu merasa
menyesal tersebut tidak kamu ambil, tetapi khayalan tidak bisa membuat
rasa sesalmu hilang. Percayalah apa yang terjadi itulah yang terbaik
untukmu, berhenti menyesali apa yang telah terjadi adalah cara terbaik
menyikapi rasa sesal itu sendiri.
Penyesalan tidak pernah datang
di awal, Penyesalan selalu datang belakangan. Rasa sesal akan
menjadi-jadi bila apa yang terjadi tidak pernah kamu syukuri. Yakinlah
bahwa apa yang Tuhan beri adalah yang kamu butuhkan, jadi jangan pernah
menyesal. Beranikan dirimu untuk mengambil keputusan, apapun hasilnya
nanti… itulah yang terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar