Kisah Si Pembuat Boneka Cantik
Di sebuah desa yang aman dan damai, ada
seorang pembuat boneka yang sangat terkenal. Dengan sentuhan tangannya,
boneka-boneka yang dibuat seolah-olah bisa hidup. Sebab, ia selalu
membuat boneka dengan hati dan perasaannya. Tak heran, setiap boneka
yang dibuatnya, selalu saja jadi rebutan untuk dibeli orang.
Seiring dengan berjalannya waktu, sang pembuat boneka pun mulai
menua. Ia merasa, inilah saatnya membuat karya terakhir sebelum ajal
menjemput. Untuk itu, ia pun segera bersiap-siap membuat boneka terbaik
yang bisa dibuatnya.
Bahan-bahan terbaik pun dikumpulkannya. Kali ini, ia bertekad membuat
boneka perempuan tercantik yang tak ada bandingannya. Maka, setiap
hari, setiap waktu, sang pembuat boneka pun hanya berkutat untuk terus
memperbaiki karyanya.
Sekian lama membuat boneka yang akan jadi karya terakhir, si pembuat
boneka pun akhirnya puas. Ia merasa, sudah membuat boneka sempurna yang
akan jadi peninggalan terbaik karyanya. Ditimangnya boneka itu dengan
penuh sayang, seperti anaknya sendiri.
Setelah puas menimang, si pembuat boneka membawa boneka itu ke depan
cermin untuk semakin melihat kesempurnaannya. Ia pun berkata. “Hai
boneka cantik. Lihatlah dirimu. Engkau pasti akan jadi boneka yang bisa
membawa senyum dan tawa bahagia karena keelokanmu,” ucapnya.
Namun, tiba-tiba, boneka itu seolah-olah berkata. “Ah, aku tidak
cantik! Lihatlah, rambutku hitam. Padahal aku ingin punya rambut pirang
nan menawan. Mataku gelap. Padahal aku ingin punya mata hijau seperti
indahnya pepohonan. Aku juga tak suka bentuk tubuhku yang terlalu kurus.
Aku ingin tubuhku lebih berisi sehingga bisa menawan hati!”
Si pembuat boneka pun jadi sedih mendengar keluhan ciptaannya. Maka,
ia pun mencampakkan begitu saja karya yang tadi sangat dipujanya.
Sehingga, boneka itu pun teronggok begitu saja dan lama-kelamaan
dilupakan oleh pembuatnya. Boneka yang tadinya ingin dijadikan karya
terbaik, kini telah jadi benda yang tak berarti apa-apa.
RENUNGAN :
Kadang kita tak pernah puas dengan apa yang sudah kita dapat. Sibuk
memikirkan apa yang belum dimiliki, dan lupa bersyukur dengan apa yang
sudah didapatkan. Sehingga, tanpa sadar, apa yang sudah didapat,
lama-lama justru akan berkurang atau bahkan hilang.
Padahal, Tuhan sebagai Sang Maha pencipta, telah memberikan
kesempurnaan yang tiada tara bagi kita. Hanya saja, sering kali kita
justru terfokus pada kekurangan yang dimiliki. Tak jarang, kita
mengutuki mengapa tercipta begini, mengapa kurang begitu. Sehingga, kita
lupa, bahwa kita bisa hidup saja sudah merupakan anugerah tak ternilai
yang diberikan Ilahi.
Tak salah memang, jika ingin mendapat sesuatu yang lebih baik. Tak
salah juga jika kita ingin mencapai sukses yang lebih tinggi. Hanya
saja, jangan melupakan apa yang sudah diperoleh. Sehingga, saat mengejar
yang lebih tinggi, cenderung melakukan apa saja. Akibatnya, sikut sana,
sikut sini.
Mari, buka mata dan buka hati. Kita telah diciptakan dengan berjuta
kebaikan dan potensi. Sebab, ada banyak hal yang patut disyukuri. Dengan
memperbesar rasa syukur, kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati.
Sehingga, kita akan jadi “boneka” cantik yang bukan hanya cantik di
luar, tapi juga dari dalam diri.
http://motivasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar