Jadilah Sahabat Sejati, Jangan datang hanya saat butuh
Setiap
orang mesti mempunyai seorang yang dekat dengan kita. Kalo dekat dengan
keluarga, itu hal yang wajar. Tapi, bagaimana kalo dekat dengan seseorang yang
berada disekeliling kita diluar keluarga, pasti rasanya berbeda. Dalam
sehari-hari, kita menyebut hal itu adalah berteman. Berteman memang
mengasyikkan. Apalagi kalo punya sahabat karib, waahh, asyiknya pasti
makin nambah.
Dengan sahabat karib, rasanya kita bisa berbagi apa saja, dari
cerita tentang cerita yang nggak mutu sampai soal penting
lainnya. Dia menjadi orang yang paling dekat dengan kita selain orang tua dan
saudara selama ini. Butuh dan saling membutuhkan, kuat dan saling menguatkan,
itulah sifat yang tak bisa dilihat orang lain dari persahabatan. Sesibuk
apapun kita, tidak ada waktu luang kecuali menghabiskan waktu tersebut
bersamanya. Dia selalu menghiraukan kita, sesibuk apapun dia.
Penguraian tersebut, apakah kamu
punya sahabat sehebat itu? Jarang ada orang yang punya teman akrab semacam
itu. Kita semua pasti membutuhkan sahabat, namun tidak semua orang berhasil
mendapatkannya. Selain itu banyak juga diantara kita yang menikmati indahnya
persahabatan, namun sebaliknya banyak juga diantara kita yang dikhianati
sahabatnya sendiri. Memang, memiliki satu sahabat sejati lebih berharga dari
dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Mendapatkan sahabat
karib memang susah, berbeda prinsip, berbeda dalam cara bergaul, berbeda cara
berfikir, sampai berbeda dalam berpenampilanpun, menjadi hal-hal yang susah
dalam mencari sahabat karib. Dulu, saya pernah berfikir dan bertanya
“Bagaimana kah cara yang paling sederhana mendapatkan sahabat
karib?”. Hanya satu sahabat yang memang benar-benar sahabat, tapi kini dia
sudah pergi untuk selamanya, Dari kecil selalu bareng, kemana-mana selalu
berdua, sampai ada yang bilang “Kalian kakak ber’adik ya?” itulah lontaran
pertanyaan yang sering ku dengar ketika saya jalan bareng bersamanya.
Orang-orang pernah berkata kalo sahabat karib itu memang wajahnya hampir mirip.
Sahabat sejati ku itu bernama Hendro, dia pergi pada bulan Februari 2010 silam,
Dalam fikiran saya berkata kalo begitu dia memang benar sahabat yang ku cari.
Dari sekian perjalanan hidup yang ku tempuh, pernah &
sering menemukan teman yang juga hanya memanfaatkan diriku untuk kepentingan
saja, sampai sekarangpun sering banget aku
menemukan teman yang hanya baik d’saat mereka membutuhkan ku, orang yang
seperti adalah orang munafik yang gak tahu malu, sampai-sampai aku berfikir “orang
tersebut punya kemaluan gak sih, kok sampai gak tahu malu?”
So, jadilah teman yang baik, tulus,
perhatian. Berteman emang kerena dia adalah dia. Bukan karena orang
lain. Jika kita berteman karena ketulusan hati itu, pasti semua akan
menjadi baik, dan pertemanan menjadi lebih indah. But, pertemanan semacam ini
langka dan mahalll.. iya gak? Ada diantara kita, apakah ini termasuk kita,
berteman karena suatu kepentingan saja. Misalnya berteman karena hartanya, ubah
aja deh hal itu, gantilah sebuah niat berteman karena ketulusan hati. Berteman
karena tanpa harta juga bisa kan? Kalo kita berteman dengan niat tulus
hati, pasti kita menjadi orang yang baik. Dia pun dapat memotivasi kita saat
kita terkena musibah, menjadi penasihat yang baik saat kita membutuhkan
kebaikan tersebut.
So, teman yang baik adalah adalah teman
yang selalu ada saat semua orang meninggalkan, saat kita membutuhkan. Bagaimana
perasaan kamu saat ditinggalkan seseorang lalu tak ada satupun orang yang
mendekatimu? Pasti dalam benak hati kita berkata “Kepada siapakah aku
harus menceritakan hal-hal ini, agar masalah yang ku hadapai cepat
selesai?” Pasti sahabat kariblah yang masih bertahan di dekat kita. Maka
itulah teman yang baik. Teman selau ada saat kita tidak butuh ataupun butuh
& selalu ada di saat kapapun.
Andriyas Prasetyo
Andriyas Prasetyo
0 komentar:
Posting Komentar