Jumat, 03 Juli 2015

Hanya 1 yang Benar-benar Sahabat

Jadilah Sahabat Sejati, Jangan datang hanya saat butuh 

Setiap orang mesti mempunyai seorang yang dekat dengan kita. Kalo dekat dengan keluarga, itu hal yang wajar. Tapi, bagaimana kalo dekat dengan seseorang yang berada disekeliling kita diluar keluarga, pasti rasanya berbeda. Dalam sehari-hari, kita menyebut hal itu adalah berteman. Berteman memang mengasyikkan. Apalagi kalo punya sahabat karib, waahh, asyiknya pasti makin nambah. 


Dengan sahabat karib, rasanya kita bisa berbagi apa saja, dari cerita tentang cerita yang nggak mutu sampai soal penting lainnya. Dia menjadi orang yang paling dekat dengan kita selain orang tua dan saudara selama ini. Butuh dan saling membutuhkan, kuat dan saling menguatkan, itulah sifat yang tak bisa dilihat orang lain dari persahabatan.  Sesibuk apapun kita,  tidak ada waktu luang kecuali menghabiskan waktu tersebut bersamanya. Dia selalu menghiraukan kita, sesibuk apapun dia.

Penguraian tersebut, apakah kamu punya sahabat sehebat itu? Jarang ada orang yang punya teman akrab semacam itu. Kita semua pasti membutuhkan sahabat, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Selain itu banyak juga diantara kita yang menikmati indahnya persahabatan, namun sebaliknya banyak juga diantara kita yang dikhianati sahabatnya sendiri. Memang, memiliki satu sahabat sejati lebih berharga dari dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. 

Mendapatkan sahabat karib memang susah, berbeda prinsip, berbeda dalam cara bergaul, berbeda cara berfikir, sampai berbeda dalam berpenampilanpun, menjadi hal-hal yang susah dalam mencari sahabat karib.  Dulu, saya pernah berfikir dan bertanya “Bagaimana kah cara yang paling sederhana mendapatkan sahabat karib?”. Hanya satu sahabat yang memang benar-benar sahabat, tapi kini dia sudah pergi untuk selamanya, Dari kecil selalu bareng, kemana-mana selalu berdua, sampai ada yang bilang “Kalian kakak ber’adik ya?” itulah lontaran pertanyaan yang sering ku dengar ketika saya jalan bareng bersamanya. Orang-orang pernah berkata kalo sahabat karib itu memang wajahnya hampir mirip. Sahabat sejati ku itu bernama Hendro, dia pergi pada bulan Februari 2010 silam, Dalam fikiran saya berkata kalo begitu dia memang benar sahabat yang ku cari.

Dari sekian perjalanan hidup yang ku tempuh, pernah & sering menemukan teman yang juga hanya memanfaatkan diriku untuk kepentingan saja, sampai sekarangpun sering banget aku menemukan teman yang hanya baik d’saat mereka membutuhkan ku, orang yang seperti adalah orang munafik yang gak tahu malu, sampai-sampai aku berfikir “orang tersebut punya kemaluan gak sih, kok sampai gak tahu malu?”

So, jadilah teman yang baik, tulus, perhatian. Berteman emang kerena dia adalah dia. Bukan karena orang lain. Jika kita berteman karena ketulusan hati itu, pasti semua akan menjadi baik, dan pertemanan menjadi lebih indah. But, pertemanan semacam ini langka dan mahalll.. iya gak? Ada diantara kita, apakah ini termasuk kita, berteman karena suatu kepentingan saja. Misalnya berteman karena hartanya, ubah aja deh hal itu, gantilah sebuah niat berteman karena ketulusan hati. Berteman karena tanpa harta juga bisa kan? Kalo kita berteman dengan niat tulus hati, pasti kita menjadi orang yang baik. Dia pun dapat memotivasi kita saat kita terkena musibah, menjadi penasihat yang baik saat kita membutuhkan kebaikan tersebut.

So, teman yang baik adalah adalah teman yang selalu ada saat semua orang meninggalkan, saat kita membutuhkan. Bagaimana perasaan kamu saat ditinggalkan seseorang lalu tak ada satupun orang yang mendekatimu? Pasti dalam benak hati kita berkata “Kepada siapakah aku harus menceritakan hal-hal ini, agar masalah yang ku hadapai cepat selesai?” Pasti sahabat kariblah yang masih bertahan  di dekat kita. Maka itulah teman yang baik. Teman selau ada saat kita tidak butuh ataupun butuh & selalu ada di saat kapapun.


Andriyas Prasetyo
  

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution