Delapan Teladan Rasulullah Saat Berpuasa
Puasa yang benar dan membawa pada derajat takwa adalah puasa yang mencontoh Rasulullah SAW. Ketahuilah puasa ala Rasulullah tidak semata persoalan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menghidupkan amal-amal syiar Ramadhan.
Mumpung masih di awal-awal Ramadhan, ada baiknya kita melihat lagi bagaimana Rasulullah berpuasa dan mengisi hari-hari beliau pada bulan Ramadhan.
Pertama, memantapkan niat. Nabi Muhammad mengawali puasa dengan niat pada malam hari, seraya berdoa supaya dikuatkan dalam niat dan beramalnya.
Jika puasa sunah semisal Senin-Kamis boleh berniat pada pagi harinya maka puasa Ramadhan niatnya harus dilakukan pada malam harinya. “Barangsiapa yang tak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tak ada puasa baginya.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Baihaqi).
Kedua sahur. “Semua sahur adalah barakah maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun di antara kalian hanya meneguk air. Sesungguhnya, Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad, dan al-Mundziri).
Ketiga, cepat berbuka, yaitu sebelum shalat Maghrib meskipun hanya dengan seteguk air. “Tiga perkara yang merupakan akhlak para nabi, yaitu menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat.” (HR Ath-Thabrani).
Sebaiknya berbuka dengan kurma. “Rasulullah berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab, dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (HR Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, Hakim, Ibn Sunni, Nasai, Daruquthni, dan lainnya).
Dalam berbuka dengan kurma sebaiknya dengan bilangan ganjil, yaitu satu, tiga, atau lima biji. Jika tidak, apa saja yang ada.
Keempat, banyaklah berdoa terutama pada waktu menjelang berbuka karena termasuk di antara salah satu doa mustajab.
Salah satu doa yang biasa dipanjatkan Nabi menjelang berbuka, “Dzahabadh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (Telah hilang dahaga dan basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala, insya Allah.” (HR Abu Daud, Baihaqi, Hakim, Ibn Sunni, Nasa'i, Daruquthni).
Kelima, memberi makan orang yang berbuka. “Barangsiapa memberi buka orang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibn Majah, dan Ibn Hibban).
Keenam, banyak beribadah pada malam Ramadhan (shalat Tarawih). “Barangsiapa shalat pada malam-malam Ramadhan dengan iman dan mengharapkan keridhaan-Nya maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketujuh, banyak sedekah dan tadarus Alquran. Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Alquran (dengan beliau). Sungguh, Rasulullah ketika ditemui Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam kebaikan sehingga lebih banyak memberi (seperti) tiupan angin.” (HR Bukhari dan Muslim).
Kedelapan, memperbanyak istighfar pada malam terakhir Ramadhan.
Saudaraku, semoga Ramadhan yang baru saja kita masuki ini bernilai lebih dalam beruswah kepada Nabi Muhammad. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar