Lima Persiapan Jelang Ramadhan
Pada Jumat ini,
Insya Allah menjadi Jumat terakhir kita pada bulan Sya'ban. Karena,
dalam hitungan kurang dari seminggu kita akan memasuki bulan agung
bernama Ramadhan. Bulan yang menyimpan banyak sekali kebaikan dan
kemuliaan.
Apa yang harus kita siapkan untuk menyambutnya?
Pertama, berdoalah agar Allah 'Azza wa Jalla memberikan kesempatan kepada kita untuk benar-benar bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat. Jika fisik kita sehat dan kuat, insya Allah kita bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan sempurna pada bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan zikir serta amalan ihyaaus sunnah lainnya. Dari Anas bin Malik RA berkata, Rasulullah SAW apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, “Allahuma bariklana fii rajab wa sya'ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. (HR Ahmad dan Tabrani).
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan, dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, “Allahuakbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
Kedua, bersyukurlah dan puji Allah atas karunia perjumpaannya. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, “Di anjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungan-Nya.” Dan, di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat walafiat, kita harus bersyukur dengan memuji-Nya.
Ketiga, bergembiralah (al-farhu) dengan kedatangannya. Rasulullah SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabat setiap kali datang bulan Ramadhan. “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR Ahmad).
Keempat, rancanglah agenda kegiatan (al-barnaamij) untuk mendapatkan kemanfaatannya. Ramadhan datang setahun hanya sekali. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri (tazkiyatun nafs) dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.
Kelima, bertekatlah mengisinya dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah maka Allah akan membantu dan memudahkan beramal mulia dalam qiyaamu Ramadhan. “Tetapi, jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [QS Muhamad (47): 21]. Berazamlah pula untuk meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah dengan sungguh-sungguh. Pelajari ilmu dan hukum-hukum tentang syariat puasa dan keutamaannya.
Pertama, berdoalah agar Allah 'Azza wa Jalla memberikan kesempatan kepada kita untuk benar-benar bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat. Jika fisik kita sehat dan kuat, insya Allah kita bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan sempurna pada bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan zikir serta amalan ihyaaus sunnah lainnya. Dari Anas bin Malik RA berkata, Rasulullah SAW apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, “Allahuma bariklana fii rajab wa sya'ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya'ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. (HR Ahmad dan Tabrani).
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan, dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, “Allahuakbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
Kedua, bersyukurlah dan puji Allah atas karunia perjumpaannya. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, “Di anjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur, dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungan-Nya.” Dan, di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat walafiat, kita harus bersyukur dengan memuji-Nya.
Ketiga, bergembiralah (al-farhu) dengan kedatangannya. Rasulullah SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabat setiap kali datang bulan Ramadhan. “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR Ahmad).
Keempat, rancanglah agenda kegiatan (al-barnaamij) untuk mendapatkan kemanfaatannya. Ramadhan datang setahun hanya sekali. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri (tazkiyatun nafs) dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.
Kelima, bertekatlah mengisinya dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah maka Allah akan membantu dan memudahkan beramal mulia dalam qiyaamu Ramadhan. “Tetapi, jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [QS Muhamad (47): 21]. Berazamlah pula untuk meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah dengan sungguh-sungguh. Pelajari ilmu dan hukum-hukum tentang syariat puasa dan keutamaannya.
Saudaraku, kini
sambutlah tamu agung nan mulia itu dengan membuka lembaran baru yang
bersih. Kepada Allah dengan taubatan nasuha. Kepada Rasulullah SAW
dengan meneruskan risalah dakwah dan menghidupkan amal sunnahnya.
Kepada
orang tua, istri-suami-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat
hubungan silaturahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang
paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah
yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Marhaban ya Ramadhan.
0 komentar:
Posting Komentar