Ketika Senyum Hadir
“ Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah ”. Begitulah Islam
menjadikan aktivitas tersenyum sebagai suatu ibadah. Kelihatannya sepele
sekedar menggerakkan bibir diiringi tatapan mata berbinar hingga orang
yang memandang anda pun akan merespon pula dengan sebuah senyuman.
Namun dikala galau melanda, suasana hati yang tidak mood,
atau seabrek kerjaan menumpuk, saat itu mampukah anda mempersembahkan
senyuman yang paling manis?. Percayakah anda sebuah senyuman bisa
merubah keadaan yang paling buruk sekalipun ?.
Keajaiban Dibalik Senyum
Tak setiap orang memiliki karakter ‘mudah tersenyum’ dan ketika sifat temperamental lebih dominan daripada sikap peduli atau smart anda bisa mencoba tips singkat berikut agar menjadi pribadi yang powerful, yang full senyum.
Cobalah berusaha tersenyum 30 detik dari sekarang niscaya anda akan merasa fresh,
saat itu dalam tubuh akan terjadi reaksi – reaksi kimia yang memicu
perasaan lega dan bahagia. Tersenyum bukan sekedar menunjukkan ekspresi
gembira namun lebih dari itu ia membantu melepaskan hormon endorfin yang
membuat anda merasa baik, meningkatkan sirkulasi darah di wajah,
membuat nyaman dengan diri sendiri dan tentunya membantu meningkatkan
rasa percaya diri.
Cukup mudah dan praktis, semakin anda sering mempraktekkan ‘senyum’
baik kepada pasangan, kawan, kolega, anak atau siapa saja niscaya ia
akan menjadi kebiasaan dan secara otomatis anda akan mudah tersenyum
karena otot yang membentuk anda tersenyum akan lebih kuat daripada otot
yang membuat anda cemberut dan mengerutkan dahi. Sebagaimana fakta
ilmiah konon hanya dibutuhkan 13 saja untuk mengukir sebuah senyuman dan
justru diperlukan 72 otot untuk cemberut.
Abbas As-Sisi mengatakan ,” Senyum adalah sebuah ungkapan rasa
gembira, hasil sebuah reaksi tulus yang ada di dalam jiwa, menggerakkan
hati lalu memancarkan sinar pada wajah laksana pancaran sinar petir.
Ekspresi wajah seseorang seolah mampu bersuara dan berbicara. Karena ia
dapat tertangkap dan menorehkan kesan dalam hati, yang kemudian semakin
mempererat jarak antar mereka.”
Senyum menjadi awal yang indah. Dunia serasa penuh pesona tatkala
kita memandangnya dengan lensa kebahagian dalam bingkai senyuman.
Senyum Merubah keadaan
Ketika anda merasa putus asa, marah atau bosan, sebuah senyuman akan mengubah keadaan emosi menjadi lebih positif. Cobalah, dan rasakan perbedaannya!.
Dengan tersenyum ketika hati sedih, anda akan tertantang utuk tetap
tegar sehingga orang lain tak akan tahu kalau anda begitu merana . Dan
itu tak mudah kita perlu banyak belajar tersenyum, belajar menata hati
biar senyum lebih tertata, pada saat kita senang ataupun kala kita
susah. Tersenyum salah satu terapi mudah untuk mencoba melepaskan diri
dari perasaan sedih dan negatif.
Senyum…..adalah pancaran sebuah keimanan yang kokoh , hati yang
bersih tanpa tendensi dan prasangka negatif. Itulah senyuman yang teduh.
Sebaliknya disaat hati penuh ambisi dan amarah negatif maka senyumnya
tidak menjadi terkesan baik dan bahkan hanya sekedar basa – basi dan
sama sekali tak menyejukkan.
Tak ada ruginya anda tersenyum, bukankah sebuah yang tulus akan
mencairkan suasana kaku, membuat rileks, santai dan melepaskan
ketegangan – ketegangan. Senyum memberi kesan bahwa anda pribadi yang ekstrovert,
suka membuka diri, mau berbagi serta memiliki sersivitas tinggi untuk
peduli pada orang lain. Tapi ingat senyuman yang terlalu ekstrem bahkan
sembarangan di obral justru akan membuat sebuah senyuman kehilangan
pesonanya bahkan tak lagi menarik maupun mengundang simpati. Di sinilah
untuk tersenyum ada teori dan ilmunya. Senyum yang tanpa aturan dan
kelewat batas bisa berakibat fatal bahkan bisa menuai prahara dan
bencana.
Persembahkan senyuman super spesial lagi hangat untuk pasangan hidup
anda, buah hati, orang tua, kawan sesama jenis serta orang–orang yang
merupakan mahrom anda.
Anda bercita–cita menjadi sosok yang menyenangkan dan sedap dipandang ? Mulai sekarang biasakan tersenyum bukan hanya sebagai intermezzo atau sebuah prolog penghias pergaulan.
Namun senyum yang dilandasi kecintaan pada Allah ‘Azza wa Jalla dan anda senantiasa terobsesi untuk meraih rahmat dan pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla semata. Itulah senyuman indah seorang mukmin yang selalu merindukan surga.
Maraji’:
“ Catatan Seorang Ukhti ” , Kusmarwanti, Penerbit Asyanil, Bandung, 2001.
“Buku Sakti Minder dan Grogi “, Pongky Setiawan, Mantra Books, Yogyakarta, 2014.
0 komentar:
Posting Komentar