Ibuku Selalu Jadi Pahlawan
Kasih sayangnya begitu tulus kepadaku.. Saat aku menangis, kau hapus air mataku..
Saat aku kesepian, kau temani aku..
Saat aku dalam masalah, kau lindungi aku..
Saat aku ingin punya sesuatu, kau turuti..
Kau sungguh terhebat..
Kau sungguh mulia..
Bagai Pahlawan..
Pahlawan dalam hidupku.
Saat aku kesepian, kau temani aku..
Saat aku dalam masalah, kau lindungi aku..
Saat aku ingin punya sesuatu, kau turuti..
Kau sungguh terhebat..
Kau sungguh mulia..
Bagai Pahlawan..
Pahlawan dalam hidupku.
Seorang
ibu semangatnya tak pernah padam. Ia yang berjuang dengan gigih,
membawaku kemana pun selama sembilan bulan. Ia yang berjuang antara
hidup dan mati, menahan rasa sakit saat melahirkanku. Ia yang merawat
dan membesarkanku tanpa mengharapkan balasan. Ia yang sabar dalam
menghadapi tingkah nakalku. Dan ia juga lah yang melindungiku dari
berbagai macam bahaya. Ialah pahlawanku.
Ibuku
adalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan
membesarkanku, melainkan ia adalah manusia pertama yang memberi segala
inspirasi. Baik itu suka dan duka, sedih dan gembira, tangis dan tawa,
juga segala senang dan derita.
Saat ku
mulai tumbuh, Ibu melakukan peran yang penting demi masa depanku,
memenuhi kebutuhanku, mengajarkan keimanan kepadaku, pendidikan, dan
ilmu sosial agar aku mampu menjadi orang yang berguna dalam keluarga, masyarakat, dan negara.
Sepanjang perjalanan hidupku, tentu banyak
atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah
dicurahkan ibuku untukku, hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya.
Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberian itu
satu per satu, aku yakin, apa yang ku ingat dan apa yang ku sebut pasti
jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang
tidak dapat ku ingat dan tidak dapat ku sebutkan.
Ibu
pernah bercerita, saat aku lahir ke dunia ini ibuku masih duduk di
bangku kuliah, berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya, hanya sedikit
waktu yang dimilikinya untuk merawatku. Namun, ia tak pernah mengeluh
dan terus merawatku meskipun terhimpit waktu yang sedikit.
Sering
sekali nenekku menawarkan diri untuk merawatku namun ibuku berusaha
untuk tidak menyusahkan orang lain. Sering sekali ibuku membawaku ke
kampusnya agar ibuku tak melewatkan untuk memberikan asi demi
pertumbuhanku.
Sungguh besar
pengorbanan yang ia berikan dan jika aku membalasnya dengan segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini, itu pun takan tergantikan.
Meskipun
sekarang usiamu tak semuda dulu dan tenaga yang kau miliki tidak lagi
seperti dulu, kau tetap menjadi pahlawanku, pahlawan yang selalu
menjagaku dengan doa, pahlawan yang selalu membimbingku dengan nasihat,
pahlawan yang membesarkanku dengan cinta. Aku sayang ibu.
0 komentar:
Posting Komentar