Salman AL-Farisi RA adalah salah satu sahabat Nabi yang berasal dari Persia. Hidupnya diawali
sebagai seorang penganut agama Majusi.
Namun hatinya tidak pernah merasa tenang dan nyaman dengan agama yang dipegangnya. Batinnya selalu bergolak ingin mendapatkan ketenangan batin yang sesungguhnya. Sehingga memaksa dirinya untuk pergi mencari agama yang sesungguhnya. Dengan perjuangannya yang penuh dengan ketulusan, akhirnya kegigihannya menuai hidayah. Ia berjumpa dengan Manusia yang Agung dan terpilih menjadi salah satu sahabat yang menjadi kepercayaan Rasulullah SAW. Huzaifah dikenal sebagai sahabat penyimpan Rahasia Nabi.
Namun hatinya tidak pernah merasa tenang dan nyaman dengan agama yang dipegangnya. Batinnya selalu bergolak ingin mendapatkan ketenangan batin yang sesungguhnya. Sehingga memaksa dirinya untuk pergi mencari agama yang sesungguhnya. Dengan perjuangannya yang penuh dengan ketulusan, akhirnya kegigihannya menuai hidayah. Ia berjumpa dengan Manusia yang Agung dan terpilih menjadi salah satu sahabat yang menjadi kepercayaan Rasulullah SAW. Huzaifah dikenal sebagai sahabat penyimpan Rahasia Nabi.
Ketika
Madinah dalam keadaan Gawat darurat, bahwa 24.000 Pasukan Kafir akan menghancurkan
kekuatan Islam Hingga keakar-akarnya. Disaat keadaan genting tersebut.
Rasulullah mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah mengenai hal ini. Ketika
semua bingung dengan keadaan ini, maka tampillah seorang Sahabat yang bernama
Salma AL-farisi RA. Ia memberikan ide yang cemerlang. Ia mengusulkan untuk
membuat paret disekitar kota madinah. Peristiwa itu dikenal dengan perang
khandaq atau perang paret. Dan atas izin Allah SWT, pasukan muslim mengalami
kemenangan. Subhanallah !
Beliau
adalah sahabat yang luar biasa, Nabi mengatakan beliau adalah sahabat penghulu
dari Persia. Dalam kehidupannya tercatat sejarah yang luar biasa dan memberikan
Inspiratif. Berikut ini ada kisah karomah yang dimiliki oleh sahabat Nabi dari
persia ini. Berikut kisah karomahnya :
Kisah
1
Salah
satu karamah Salman adalah ketika suatu hari ia keluar dari kota Madain bersama
seorang tamu, tiba-tiba ada sekawanan kijang berjalan di padang pasir dan
burung-burung beterbangan di angkasa raya. Salman berkata, "Kemarilah
wahai burung dan kijang, karena aku kedatangan seorang tamu yang sangat ingin
aku muliakan. Maka datanglah seekor burung dan kijang kepadanya.
Tamu itu berkata, "Maha Suci Allah." Kemudian Salman berkata kepadanya, "Apakah engkau heran melihat seorang hamba yang taat kepada Allah, tetapi ia didurhakai oleh sesuatu?" (Kisah ini aku kemukakan dalam kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin dan dikemukakan juga oleh Syaikh Abdul Majid al-Khan al-Dimasyqi dalam kitabnya Al-Hadaiq al- Wardiyyah fi Ajla'i al Tharigah al-Naqsyabandiyyah)
Tamu itu berkata, "Maha Suci Allah." Kemudian Salman berkata kepadanya, "Apakah engkau heran melihat seorang hamba yang taat kepada Allah, tetapi ia didurhakai oleh sesuatu?" (Kisah ini aku kemukakan dalam kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin dan dikemukakan juga oleh Syaikh Abdul Majid al-Khan al-Dimasyqi dalam kitabnya Al-Hadaiq al- Wardiyyah fi Ajla'i al Tharigah al-Naqsyabandiyyah)
Catatan
: Seorang yang taat kepada Allah maka Allah akan tundukkan Mahluknya untuk taat
kepadanya
Kisah
2
Harits
bin Amir melakukan perjalanan sampai di Madain. Ia bertemu seorang laki-laki
berpakaian lusuh membawa kulit yang disamak berwarna merah yang digunakan dalam
pertempuran. Laki-laki itu menoleh ke arah Harits, lalu berkata, "Tetaplah
di tempatmu, ya Abdullah!" Harits bertanya kepada orang di sampingnya,
"Siapa orang ini?" Jawabnya, "Salman."
Lalu
Salman masuk ke dalam rumahnya, dan mengenakan baju putih. la menyambut Harits,
meraih tangannya, dan menyalaminya. Harits lalu berkata, "Ya Abu Abdullah,
engkau belum pernah bertemu denganku sebelumnya, dan aku juga belum pernah
bertemu denganmu. Engkau tidak mengenalku, begitu juga aku tidak
mengenalmu."
Salman menjawab, "Ya, demi Zat yang menguasai jiwaku. Ruhku telah mengenal ruhmu ketika aku bertemu denganmu. Bukankah engkau Harits bin `Amir?" Harits menjawab, "Ya." Salman menegaskan,'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, `Ruh-ruh itu laksana tentara yang berperang. Tentara yang dikenal adalah kawan dan yang tak dikenal adalah lawan."' (Diriwayatkan oleh Syaikh Abdul Majid dari Abu Na'im)
Salman menjawab, "Ya, demi Zat yang menguasai jiwaku. Ruhku telah mengenal ruhmu ketika aku bertemu denganmu. Bukankah engkau Harits bin `Amir?" Harits menjawab, "Ya." Salman menegaskan,'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, `Ruh-ruh itu laksana tentara yang berperang. Tentara yang dikenal adalah kawan dan yang tak dikenal adalah lawan."' (Diriwayatkan oleh Syaikh Abdul Majid dari Abu Na'im)
Wallahu
A’lam …
0 komentar:
Posting Komentar