Sebarkan! Ini Kriteria Sahabat yang Baik Menurut Islam
Dalam kehidupan kita selalu berhadapan
dengan pergaulan sosial. Salah satu bentuk pergaulan tersebut adalah
bertemunya kita dengan kawan atau sahabat. Teman dekat tersebut bisa
kita temui karena sekampung, satu sekolah, sesama anggota komunitas,
berada di kantor yang sama dan lain sebagainya.
Sewajarnya hubungan sosial, dalam persahabatan juga kadang ada masa-masa yang menyenangkan, tetapi ada juga waktu saling renggang karena sesuatu hal. Beberapa kali kita termuia ada yang memutuskan tali pertemanan hanya karena perbedaan padangan soal mahzab, beda pilihan politik hingga masalah-masalah sepele lainnya.
Sahabat
selayaknya adalah yang bisa membuat hati kita tenang, nyaman dan
memberikan manfat baik bagi diri pribadi kita. Karena banyak jiga yang
terjerumus kepada sesuatu yang negatif juga karena pengaruh pergaulan
atau bujuk rayu sahabat. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati dalam
memilih sahabat.
Seperti apakah Islam dalam memandang pergaulan seperti ini? sahabat seperti apakah yang diperbolehkan dalam Islam?
Rasulullah
shallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Maukah aku tunjukkan pada kalian
tentang sesuatu yang derajatnya lebih utama daripada sholat, puasa,
sedekah?” Para sahabat: “Mau, wahai Rasulullah!”. Rasululluah: “perbaiki
pergaulan, karena rusaknya hubungan baik berarti mencukur, aku tidak
mengatakan mencukur rambut, tapi mencukur AGAMA” (HR At-Tirmidzi)
Hadist
lainnya menyebutkan: “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka
hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad
dan Tirmidzi).
Beberpa Imam besar dalam Islam juga memberikan pandangan mengenai pergaulan antara sahabat ini.
Menurut
Imam syafi’i: “Jika engkau punya teman – yg selalu membantumu dalam
rangka ketaatan kepada Allah- maka peganglah erat-erat dia, jangan
pernah kau lepaskannya. Karna mencari teman -baik- itu susah, tetapi
melepaskannya sangat mudah sekali”
Sedangkan Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Perbanyaklah Sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki Syafa’at pd hari kiamat”.
Sedangkan menurut Imam al-Ghazali ada dua belas kriteria sahabat :
- Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.
- Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persahabatanmu itu.
- Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.
- Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
- Jika ia memproleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
- Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik dari dirimu, maka akan berupaya menutupinya.
- Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh.
- Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.
- Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.
- Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.
- Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.
- Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.
0 komentar:
Posting Komentar