Menjadi Lilin
Ada yg bilang, ini sulit! aturan yg abu-abu
dan kebiasaan yg sudah mendarah daging dan hampir dijalankan oleh semua
orang, sadar ini memang salah tapi bagaimana cara memperbaikinya?
Keadaan begitu serba samar-samar dan tidak jelas lagi. Pendek kata tidak
ada acuan yg jelas, mulai dari bawahan sampai atasan polahnya tidak ada
bedanya, karena semua sama-sama berada pada ruangan yg gelap!
Harus ada yg memulainya, tapi siapa?
"Zaman
edan, kalau tidak ikut edan tidak akan kebagian!" itulah sebait kata
pujangga dan peramal Ronggowarsito
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ronggowarsito) mengenai keadaan atau zaman
edan yg kita sedang lalui dan rasakan sekarang ini. Tidak semua edan
alias gila, kata saya dalam hati. Saya yakin masih banyak yg belum gila betulan dan masih bisa disembuhkan.
Memulai dari sendiri tak mudah
tapi harus dimulai. Tak mudah membenahi keadaan yg sudah carut marut di
lingkungan kita, kita selalu berharap orang lain berubah dan memulainya,
padahal jelas orang lain juga begitu, menunggu orang lain berubah. Lantas kapan ada perubahan? memulai dari diri sendiri adalah kata
kuncinya! jelas berat, apalagi untuk memulai dari diri sendiri terkadang
dan bahkan seringkali diri kita sendirilah korban awalnya.
Seperti sebuah lilin yg terbakar
di ruangan gelap, bisa menerangi ruangan sekitar walau temaram dengan
diri sendiri ikut terbakar dan habis karenanya. Keberanian yg jelas
harus diacungi jempol bukan malah dikucilkan dan dianggap aneh dan gila.
Jelas harus ada yg memulainya, syukur alhamdulillah orang lain sadar
dan tergugah ikut rawa-rawe rantas malang malang putung, lilin kecil saja mau dan berani berkorban menjadi pelita di kegelapan malam, apalagi kalau yg punya lampu petromax berani
menampakkan jati dirinya, maka teranglah ruangan yg selama ini gelap
gulita ,tak jelas dan samar-samar, mana yg benar mana yg salah, mana yg
halal mana yg haram.
Membawa rizki untuk keluarga sungguh bernilai ibadah karena sesuai syariah, namun patutkah membawa pulang rizki subhat
alias abu-abu untuk dimakan anak istri kita? nilai ibadahnya pasti
berkurang atau bisa jadi hilang, hanya tinggal nilai ekonominya saja
dan yg pasti nilai keberkahannya tidak ada. Rizki yg berkah itulah yg
seharusnya kita bawa pulang ke rumah walau sedikit, karena keberkahan
membawa kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Amin.
Selamat menjadi lilin di antara gelapnya malam, mulai sekarang juga.
Semoga ikhlas dan sabar.
0 komentar:
Posting Komentar