Doa untuk Orang yang Meninggal
Seorang yang sudah wafat memang akan terputus amal-amalnya. Sebab
orangnya sudah meninggal, jadi mana mungkin dia masih bisa beramal.
Dengan kewafatannya, otomatis semua amalnya sudah terputus, sebab mayat
tidak mungkin melakukan amal ibadah.
Karena itu benarlah sabda nabi Muhammad SAW ketika mengatakan bahwa seorang yang meninggal akan terputus amalnya.
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali
tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo’akannya atau
ilmu yang bermanfaat sesudahnya” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad).
Namun ketika membaca hadits ini, kita tidak boleh terpaku dengan
pengertian sekilas saja. Hadits ini kalau kita baca agak teliti dan
cermat, akan memberikan sebuah pemahaman yang lebih luas.
Misalnya, hadits ini sebenarnya tidak mengatakan bahwa orang yang
sudah meninggal tidak bisa menerima manfaat dari orang lain yang masih
hidup. Misalnya permintaan ampun, kiriman doa atau shalat jenazah.
Semuanya memang bukan amal perbuatan si mayyit, melainkan amal orang
lain. Tetapi oleh hadits ini tidak ditolak kemungkinan manfaatnya buat
si mayyit.
Yang disebutkan oleh hadits ini hanya sekedar amal si mayyit yang sudah terputus, bukan amal orang lain untuk si mayyit. Sementara kepastian bahwa amal orang lain bisa bermanfaat buat si
mayyit yang sudah berada di dalam alam barzakh, justru ditetapkan oleh
hadits-hadits lainnya.
A. Shalat Jenazah.
Shalat jenazah adalah salah satu kewajiban yang bersifat kifa’i.
Setiap muslim dianjurkan untuk melakukannya. Dan intinya adalah
mendoakan dan memintakan ampunan buat si mayyit yang jasadnya sedang
dishalatkan. Kalau amal orang lain tidak bermanfaat buat si mayyit, maka
seharusnya tidak ada syariat shalat jenazah.
Tentang do’a shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah
SAW – setelah selesai shalat jenazah-bersabda:` Ya Allah ampunilah
dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah
tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es
dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih
bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih
baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya,
pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa
kubur dan siksa neraka.” (HR Muslim).
B. Doa Kepada Mayyit Saat Dikuburkan
Selain itu Rasulullah SAW juga mensyariatkan kita untuk berdoa kepada
Allah untuk mayyit yang sedang dikuburkan. Kalau seandainya amal orang
lain tidak bisa diterima, tidak mungkin Rasulullah SAW bersabda:
Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata:` Adalah Nabi SAW apabila
selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:` mohonkan
ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena
sekarang dia sedang ditanya` (HR Abu Dawud)
C. Doa Saat Ziarah Kubur
Sedangkan tentang do’a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW:
`Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli
kubur? Rasul SAW menjawab, `Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan
kepada ahli kubur baik mu’min maupun muslim dan semoga Allah memberikan
rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan
sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim).
Jadi kesimpulannya adalah amal ibadah orang lain asalkan diniatkan
untuk orang yang sudah wafat dan memenuhi standar aturan yang telah
ditetapkan oleh Rasulullah SAW, bisa bermanfaat buat ahli kubur.
Wallahu a’lam bishshawab.
0 komentar:
Posting Komentar