Pasrahkan Hidup Kita Pada Allah
Pasrah adalah kekuatan, orang pasrah berarti menyerahkan dirinya
kepada Allah. Itu artinya ada kekuatan yang diarahkan, yaitu kekuatan
kembali kepada Allah. Kekuatan pasrah ini dapat digunakan untuk
menyerahkan sesuatu yang menjadi kebutuhan bagi kita. Misalnya, kita
mengalami sakit, maka sakit tersebut dapat kita pasrahkan kepada Allah.
Misalnya lagi, kita dililit hutang dan kita tidak mungkin bisa
membayarnya maka gunakan kekuatan pasrah kepada Allah, termasuk
menyerahkan segala hutang kita kepada Allah. Barang siapa yang
bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar yang
tidak disangka sangka sehingga kunci dari segala masalah adalah dengan
kekuatan pasrah kita. Kekuatan penyerahan total inilah yang akan
menggerakkan kehendak Allah. Bukan kekuatan diri yang lemah. Akan
tetapi, kekuatan Allah yang maha kuat. Di dalam kepasrahan total ada
kekuatan, di dalam kesombongan ada kelemahan. Semoga kita digolongkan
menjadi orang yang selalu berserah diri. Amiin.
Pasrah seperti air mengalir yang selalu bergerak dengan fleksibel
mengikuti tempat yang lebih rendah. Pasrah dan ikhtiyar sesuatu yang
bertolak belakang. Pasrah itu mengarah pada Allah. Sedangkan usaha atau
ikhtiyar itu ke diri, aku bisa, aku berusaha. Jadi usaha dan pasrah
sesuatu hal yang tidak bisa disatukan. Tidak mungkin kita menyelesaikan
dengan ikhtiyar dan pasrah. Kalau mau menyelesaikan masalah dengan
pasrah, ya pasrah saja total kepada Allah. Sedangkan kalau mau ikhtiyar,
ya ihtiyar saja pakai kemampuan diri semaksimal mungkin. Kalau pasrah,
bukan aku yang berusaha atau ikhtiyar, tapi aku sudah tidak berusaha
lagi, hanya mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah. Aku berserah
mengikuti kehendak Allah, dan ini bukan ihtiyar. Seperti sa’i dalam
ibadah haji. Seperti pelajaran dari Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim a.s,
yang mencari air. Siti Hajar tidak ikhtiyar karena kalau ikhtiyar pasti
menggunakan logika akal. Siti Hajar tidak menggunakan logika dia hanya
percaya dan berpositif thinking kepada Allah bahwa pasti ada jalan, atau
dalam hal ini pasti ada air. Saudaraku, Dalam menyelesaikan suatu
masalah, kita tetap diwajibkan berikhtiyar semampu kita. Namun, setelah
kita berikhtiyar sesuai kemampuan kita maka yang seharusnya dilakukan
adalah hanya pasrah pada Allah. Hidup kita ini sudah digariskan atau
dituliskan dalam Lauhul Mahfuz.
Oleh karena itu, benar seperti yang difirmankan Allah dalam Qur’an Surat Ar Ra’d ayat 11 :
“ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “
Saudaraku,
Yang paling penting, sebelum memulai suatu pekerjaan atau menghadapi
suatu masalah, kita mohon pada Allah bahwa kita pasrah dan menyerahkan
semua urusan pada Allah kemudian berikhtiyar semaksimal mungkin sesuai
kemampuan kita. Ketika kita meraih keberhasilan, kita tidak akan sombong
atau takabur. Sedangkan jika gagal, kita tidak akan putus asa.
0 komentar:
Posting Komentar