Senin, 08 April 2013

Waspadai Cinta Dalam Diri Kita

MEWASPADAI VIRUS CINTA

 Menambatkan Cinta Pada Waktu Dan Tempatnya,
Menghindari Ilusi Akibat Virus Cinta,
Dan Mewaspadai Angan-Angan Cinta Yang Kosong.
 

بسم الله الرحمن الرحيم  


Apakah Anda orang tua, yang pernah mengalami masa muda dan remaja?
Apakah Anda orang tua dari anak-anak kesayangan Anda?
Apakah Anda seorang pendidik yang mengemban amanah dari orang yang mempercayai Anda?
Atau, Apakah anda seorang pemuda, pemudi, atau remaja yang sedang melangkah mencari dan menemukan jati diri Anda?
Atau bahkan siapapun diri Anda saat ini..
Kenali dan Sadarilah bahwa sesungguhnya sesuatu mungkin sedang terjadi di sekitar Anda, Keluarga Anda, Sahabat Anda, tetangga Anda, bahkan bisa jadi pada diri Anda sendiri? Apakah sesungguhnya gerangan yang sedang terjadi tersebut?

Ia adalah Angan-Angan Cinta yang kosong, ia adalah Wahmul Hubb (Ilusi Cinta).

Cinta dunia, cinta kedudukan dan popularitas, cinta kepada lawan jenisnya, bahkan cinta kepada sesama jenis.. Mungkin Anda akan segera bertanya, “Apa yang salah?”. Tentu cinta tidaklah salah, tapi di mana dan kapan Anda meletakkan cinta, bagaimana memaknai cinta secara benar, itulah yang harus diketahui. Agar Anda tidak binasa bersama lenyapnya cinta sejati yang Anda miliki..

Sampai di sini boleh jadi Anda sudah faham dan bisa jadi Anda belum mengerti.. Baiklah mari sedikit kita uraikan gambarannya.

Ditinjau dari segi syariat, ada tiga jenis cinta:
  • Cinta yang wajib.
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
  • Cinta yang mubah (boleh).
Cinta kepada pasangan hidupnya, cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, cinta pada negara, cinta pada saudaranya. Dan semua itu ada batasannya, manakala melampaui batas maka bisa jatuh pada yang haram.
  • Cinta yang haram (terlarang).
Yaitu kecintaan seseorang terhadap sesuatu menyamai  cintanya kepada Allah, apalagi melebihinya. Di mana seseorang ada pada kondisi menggantungkan hatinya kepada cinta dan apa yang dicintainya. Maka tak heran kemudian muncul apa yang disebut “Laskar Cinta”.

Masuk pula dalam kategori ini jika seseorang telah ‘kasmaran’ terhadap apa yang ditontonnya, apa yang menjadi hobby dan permainannya, apa yang diidolakannya, baik secara langsung maupun melalui media, hingga tak sadar telah menguras jiwanya, fikirannya, hatinya, bahkan hartanya. Masih hangat diingatan kita bagaimana sekelompok manusia rela berebut ticket dengan bayaran mahal hanya untuk ketemu idolanya, ketemu ‘pujaan hati’ yang selama ini telah memenuhi relung hatinya..?! Jangankan Tuhannya? Dirinya pun tidak lagi dipedulikannya..

Di pihak lain ada seseorang yang bisa syakau (شوق = mabok kepayang, rindu berat) saat mendengar alunan lagu/ musik kesayangannya, bahkan melebihi maboknya karena miras.. Itu baru sekadar contoh.

“Dan di antara manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai tandingan (sekutu), ia mencintainya seperti mencintai Allah, sedangkan orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)

Menyamakan cinta kepada Allah dengan selain-Nya saja bisa jatuh dalam syirik cinta, bagaimana lagi jika melebihi cintanya kepada Allah?

Hidup ini menjadi terasa Indah, memang di antaranya adanya faktor cinta, cinta antara sepasang swami-istri, cinta persaudaraan, cinta orang tua kepada anak-anaknya, cinta anak pada kedua orang tuanya, mencintai kaum dhuafa’, cinta keindahan dan sebagainya… Dan yang tertinggi dari semua itu adalah Mencintai dan dicintai Rabb yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji, Allah Subhaanahu wata’alaa.

Namun sesunngguhnya ada satu jenis cinta yang banyak kesemuannya daripada sejatinya, lebih banyak efek negatifnya dari pada positifnya, ia lebih banyak  mudharatnya daripada manfaatnya. Ia adalah Angan-angan cinta yang kosong, ilusi cinta, dan sebenarnya ia adalah virus cinta.. khusunya terkait hubungan cinta antara pria dan wanita dan sebaliknya (dan inilah yang menjadi sorotan utama pembahasan ini).

Ia sering dianggap obat meskipun beracun, ia sering dianggap sejati meskipun ilusi, ia sering disangka nyata meskipun fatamotgana..

Dan yang perlu diingat bersama, hal tersebut bisa menjangkiti siapa saja, tak peduli tua atau muda, sudah menikah atau masih lajang, pria maupun wanita. Fakta telah berbicara mengenai fenomena tersebut.

Pertanyaannya: Kapan itu bisa terjadi? Hal itu terjadi manakala cinta tersebut dibangun bukan dengan pernikahan, dan cinta tersebut dibangun secara ‘terlarang’.

Maka sekarang marilah kita lihat bersama beberapa poin pembahasan dalam beberapa bagian berikut ini agar kita semakin faham maksud dari pembahasan di atas.
  • EFEK NEGATIF

Seseorang yang sedang terserang ilusi AAC (angan-angan cinta) memiliki efek negatif, semakin kronis keadaannya semakin besar efek yang ditimbulkan.
  1. Dari sisi agama
    • Jatuh dalam kesyirikan yang diharamkan Allah.
    • Menyerupai orang kafir dan taqlid buta dengan gaya hidup mereka, hal ini juga dilarang Allah
    • Jatuh dalam perbuatan keji (Dosa besar)
    • Lemahnya umat Islam dan kegembiraan serta penguasaan musuh agama.
Manakala “Mind Control”  atau pengendalian fikiran terhadap generasi muda (muslim khususnya) telah berhasil, baik lewat pemikiran, budaya, social, pandangan agama, dan lain-lain, maka mudah pula mengendalikan mereka untuk menjadi manusia-manusia robot bahkan ‘mesin’ perusak.

2.  Dari sisi Psikologis (kejiwaan)
  • Hilangnya kepercayaan diri
Seseorang yang terjerat AAC apalagi sudah tertawan oleh yang dicintainya maka hilanglah kepercayaan dirinya, kemudian cenderung menuruti apa saja kemauan yang dicintainya.
  • Depresi.
Akhirnya muncul depresi. Stress,  sebab ia telah putus asa, dan kadang merasa tidak mampu bangkit atas keterpurukan jiwanya.
  • Hilangnya rasa aman, nyaman, dan takut skandal/ kasus
Ia takut swatu saat skandalnya (kebiasaan buruk yang tersimpan) akan terkuak, bisa karena ancaman dan tekanan orang yang ‘menawannya’ atau tanpa tekanan. Hal ini dapat menimpa siapa saja bahkan seseorang yang telah berkeluarga.
  • Gagal Studi
Yang ini dialami pemuda-pemudi yang masih sekolah/ kuliah. Berapa banyak kasus mereka gagal studi setelah tidak mampu mengendalikan angan-angan mereka hingga terjatuh dalam penyesalan yang dalam.
  • Menunggu sesuatu yang tak pasti.
Bahkan seseorang yang terjerat AAC yang kosong ini sedang menunggu ketidak pastian, terkadang ada seorang pemudi rela menunggu kekasihnya meskipun dia tak tahu lagi kemana dan dimana orang yang dicintainya, bahkan hingga ternyata pemudanya ternyata telah menikah sekalipun.

3.   Dari sisi kesehatan (Jasmani)

Yang mempengaruhi tubuh/ jasmani, selain kerusakan psikologis jiwa dengan integritas fisik, kerusakan psikologis juga dapat menjadi alasan untuk terjadinya kerusakan fisik, seperti yang terjadi dan menimpa orang yang terkena penyakit angan-angan cinta yang kosong.

Prof. DR. Mustafa Mahmud dalam pembahasan cinta sebelum menikah, ia mengatakan: “Cinta adalah penyatuan mendalam, sehingga rentan terhadap serangkaian ledakan, penderitaan dan rasa sakit, dapat terus sampai mati, dan dapat mengakibatkan perubahan profil sepenuhnya, dan berbalik , berubah seiring dengan awal terjadinya perasaan angan-angan cinta tersebut. Adapun Cinta setelah menikah, itu adalah cinta sejati yang tumbuh dan hidup, dan tak mudah terlupakan, dan menganugerahkan keikhlasan, kesetiaan dan kemuliaan bagi pemiliknya.”

4.   Dari Sisi sosial
  • Menyebarnya tindakan amoral, kerusakan, korupsi dan berbagai kemaksiatan
  • Kegagalan hidup pernikahan dan meningkatnya perceraian
  • Kehancuran rumah tangga dan perselisihan anggota keluarga
  • Penolakan pernikahan dan peningkatan jumlah gadis terlambat nikah (Perawan tua)/
  • Pengkhiyanatan pasangan hidup
  • Peningkatan angka pembunuhan dan kriminalitas
  •  
5.   Dari Sisi Moral

Jatuhnya martabat korban AAC, sehingga rela menyerahkan segala kehormatannya tanpa ada perasaan sayang lagi. Hilangnya rasa malu ketika virus cinta tersebut sedang menyerang jiwa seseorang

6.   Kerusakan dari sisi fisik dan harta

Berapa banyak seseorang demi menggapai keinginannya dan memenuhi kesenangannya untuk meraih cinta, rela merogoh uang banyak dengan segala cara, entah untuk urusan narkoba, memnuhi permintaan yang ‘dicintainya’ dan sebagainya.

7.   Kerusakan lain dari sekian jenis kerusakan adalah munculnya jenis ilusi cinta yang lain: Cinta sesama jenis.
  • HAL-HAL YANG HARUS DIWASPAI SETIAP MUSLIM, KHUSUSNYA MUSLIMAH.
Terjatuhnya seseorang ke dalam apa yang disebut angan-angan cinta yang kosong atau ilusi cinta, adalah karena faktor-faktor berikut ini, dan ini pula yang hendaknya diwaspadai dan dihindari:
  1. Memandang kepada gambar-gambar yang diharamkan.
  2. Berlebihan menggunakan HP/ Telephone
  3. Kekosongan jiwa, kekosongan ruhani, dan kekosongan perasaan
  4. Kebiasaan menyendiri
  5. Salah dalam menggunakan media yang bermacam-macam: Internet, majalah, tabloid, dll.
  6. Teman  yang buruk
  7. Seorang wanita mencari jodoh sendiri
  8. Menolak untuk menikah pada waktunya tanpa alasan syar’i.
  9. Terlalu Mengidolakan seseorang karena sebab apapun.
  10. Taqlid buta, sok ikut-ikutan, selalu mengikuti apa yang trend, apa yang dilihat, apa yang didengar, tanpa mempedulikan untung rugi, manfaat madharatnya.
  11. Mencari solusi masalah hidup, seperti seseorang yang karena kurang perhatian akhirnya mencari perhatian semu dan salah, hingga akhirnya rela  jatuh ke tangan ‘serigala berkulit manusia’.
  12. Korespondensi yang tanpa terkendali, baik Via Facebook, Twitter, BBM, SMS, MMS, YM, dan lain-lain. Kalau zaman dahulu hanya dengan surat-menyurat.
————–
Artikel ini merupakan resensi  dari Kajian dan Dialog bertajuk “Manajemen Cinta” di Radio BassFm Salatiga. Merujuk pula dari Risalah berjudul “Wahmul Hubb” , karya Syaikh Muhammad bin  ‘Abdul  ‘Aziz Al Musnid.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution