Kisah Tentang Kejujuran, Kepekaan, dan Kehidupan
Dear Dee...
"Kejujuran apakah engkau masih berharga?" tanya gadis itu dalam hatinya. Kecewa itulah yang dirasakan gadis itu, ketika dia berusaha mencari bantuan kepada manusia untuk membantunya. Di kala dia telah selesai melakukan sebuah observasi terhadap tulisan yang akan ditulis, tiba-tiba sebuah musibah menimpanya. Netbook kesayangan mengalami sebuah kecelakaan dan tidak bisa digunakan sama sekali. Servispun akan memakan biaya sangat mahal dan bisa dikatakan tinggal menambah uang 200 ribuan dia sudah mendapatkan netbook yang baru.
Mungkin bagi sebagian orang Netbook bukanlah barang yang berharga,
tapi bagi dirinya netbook adalah separuh jiwanya, dimana dengan separuh
jiwa tersebut dia berbagi mimpi, berbagi informasi dan cerita dalam
bentuk tulisan. Beli baru?... gaji dan kondisinya sekarang hanya bisa
mengatakan "sabar"
Suatu ketika dia berusaha meminta tolong pada kenalannya,
"Bolehkah saya minta tolong?"
"Kalau saya bisa, akan saya bantu"
"Bolehkah saya meminjam uang sejumlah xxx"
"Untuk apa"
"Untuk membeli sebuah netbook, saya membutuhkannya sekarang karena ada banyak bahan tulisan yang harus segera saya tulis"
"Ohh.. begitu"
"Namun, sebelumnya saya ingin jujur, uang pinjaman tersebut akan saya
bayar dengan mengangsur, itupun saya ingin mengatakan sebenarnya tempat
saya bekerja mengalami pailit, jadi kemungkinan besar PHK itu bisa
kapan saja terjadi. namun jika saya memiliki cukup uang, insyaAllah saya
akan segera melunasi pinjaman tersebut"
Tak ada jawaban lagi setelah itu... dan itu berlaku setiap kali ia meminta tolong.
Jujur dia sedih, dalam kesedihannya dia bertanya kepada hatinya, "Dee ... kenapa seh, kalau kita jujur malah orang cenderung... ah.. aku tak bisa meneruskan karena kau tahu sendiri"
"Di teman-teman seringkali ditawari aplikasi kartu kredit, mereka
dengan mudah mendapatkan kartu tersebut padahal mereka seringkali
berbohong mengisi data yang ada, Tapi kok di terima ya dee,... aneh... tapi sangat prihatin ketika banyak debt collector seringkali menagih hutang yang menunggak"
Hati si gadis terdiam untuk beberapa saat,
"Kadang kita tidak bisa menyalahkan keadaan, karena keadaan ada bukan
untuk disalahkan tapi untuk dihadapi. Jika manusia tidak menghargai
kejujuran kita, bukan berarti Allah tidak?, Allah memiliki cara yang
istimewa untuk menghargai sebuah kejujuran... yakinlah akan hal itu.
Jika kau tidak bisa menuliskan sebuah kata yang kau tuangkan dalam
Netbookmu, bukan berarti kau berhenti menulis. teruslah menulis walau
hanya dalam lembaran buku harianmu, teruslah menulis walau hanya melalui
sikapmu... dengan begitu tulisanmu akan selalu ada dan abadi karena kau
memberikan jiwa dan harapan di dalamnya"
Beberapa minggu setelah kerusakan netbook tersebut, gadis itu
mendapatkan satu persatu hadiah istimewa dari Allah. Untuk sementara
mungkin dia akan menghentikan dunia tulis menulisnya, entah sampai
kapan.
Suatu ketika dia menuliskan dalam buku hariannya ringkasan dari buku yang Allah hadiahkan secara istimewa.
0 komentar:
Posting Komentar