Rabu, 24 April 2013

Jangan Berprasangka Buruk


JANGAN BERPRASANGKA BURUK KEPADA ORANG LAIN

Jangan Berprasangka Buruk Terhadap Orang Lain dan Jangan Pula Mendengarkan Ucapan Orang Lain Dalam Keadaan Mereka Tidak Suka

Rasulullah SAW, bersabda : “Sesungguhnya ada orang yang secara lahiriah terlihat berbuat amal ahli surga, padahal ia ahli neraka. Dan ada seseorang yang secara lahiriah ia berbuat amal ahli neraka, padahal ia ahli surga. ” ( Bukhari & Muslim ).

kita tidak akan pernah bisa menilai tentang sikap,kebiasaan atau kelakuan orang lain .'tidak berhak' lebih tepatnya,karena kebenaran hanyalah milik ALLAH .lagipula ,bukankah lebih indah bila hubungan kita sesama manusia bila kita warnai denagn sikap saling percaya dan saling menyokong satu sama lain.

Berbagai prasangka buruk terhadap orang lain memang sering kali bersemayam di hati kita. dan ironisnya sebagian besar, tuduhan itu tidak dibangun di atas tanda atau bukti yang cukup. Sehingga yang terjadi adalah asal tuduh kepada saudaranya sendiri.


Buruk sangka kepada orang lain  (su`udzon) mungkin biasa atau bahkan sering mampir di hati kita. Yang parahnya lagi, terkadang persangkaan kita tiada berdasar dan tidak beralasan. Memang semata-mata sifat kita suka curiga dan penuh sangka kepada orang lain, lalu kita membiarkan hal tersebut bersemayam di dalam hati. Bahkan kita membicarakan serta menyampaikannya kepada orang lain (jadi hobby kalee ya??).

 Padahal kita semua tahu bahwa hal yang bernama su`udzon,apalagi kepada sesama kaum muslim tanpa ada alasan/bukti merupakan hal yang sangat amat terlarang.

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (QS.Al-Hujurat: 12)

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk menjauhi kebanyakan dari prasangka dan tidak mengatakan agar kita menjauhi semua prasangka. dalam hal ini , memang prasangka yang dibangun di atas tanda-tanda (Qarinah) yang menunjukkan bahwa hal yang di tuduhkan tersebut adalah benar ,tidaklah terlarang. 

Hal itu merupakan tabiat dasar manusia. Bila ia mendapatkan qarinah yang kuat maka timbullah zhannya, entah apakah zhan yang baik ataupun yang tidak baik (tuduhan tanpa bukti yang menguatkan).


zhan dinyatakan sebagai pembicaraan yang paling dusta. 

 Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman melarang hamba-hamba-Nya dari banyak persangkaan, yaitu menuduh dan menganggap khianat kepada keluarga, kerabat dan orang lain tidak pada tempatnya. Karena sebagian dari persangkaan itu adalah dosa yang murni, maka jauhilah kebanyakan dari persangkaan tersebut dalam rangka kehati-hatian. 

Amirul Mukminin Umar ibnul Khaththab.RA, berkata,‘Janganlah sekali-kali engkau berprasangka kecuali kebaikan terhadap satu kata yang keluar dari saudaramu yang mukmin, jika memang engkau dapati kemungkinan kebaikan pada kata tersebut’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7/291)


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah menyampaikan sebuah hadits Rasulullah SAW:Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (zhan) karena zhan itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang Dia perintahkan. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah ia menzalimi saudaranya, jangan pula tidak memberikan pertolongan/bantuan kepada saudaranya dan jangan merendahkannya. Takwa itu di sini, takwa itu di sini.” Beliau mengisyaratkan (menunjuk) ke arah dadanya. “Cukuplah seseorang dari kejelekan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain, haram darahnya, kehormatan dan hartanya. Sesungguhnya Allah tidak melihat ke tubuh-tubuh kalian, tidak pula ke rupa kalian akan tetapi ia melihat ke hati-hati dan amalan kalian.” (HR.Bukhari  dan Muslim )

Zhan yang disebutkan dalam hadits di atas dan juga di dalam ayat, adalah tuhmah (tuduhan). Zhan yang diperingatkan dan dilarang adalah tuhmah tanpa ada dasarnya. Seperti seseorang yang dituduh berbuat zina atau dituduh minum khamr (mabuk-mabukan) padahal tidak tampak darinya tanda-tanda yang mengharuskan dilemparkannya tuduhan tersebut kepada dirinya. 
  
Dengan demikian, bila tidak ada tanda-tanda yang benar dan sebab yang zahir (tampak),maka hukumnya haram ber-zhan (berprasangka) yang jelek

ini saja tulisan yang dapat saya buat,khususnya untuk mengingatkan diri saya agar tidak be-Zhan kepada orang lain ,apalagi tanpa ada bukti yang dzahir ,semoga saya dilindungi oleh Allah dari sifat Super Buruk tersebut.apabila saudara-saudara yang lain memiliki masukan pendapat yang lain atau sebagai tambahan,saya sangat mengharapkan agar kiranya saudara-saudaraku sudi untuk menambahkanya ,semoga bermanfa'at untuk kita semua... 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution