Senin, 08 April 2013

Untuk Apa Ujian itu Mesti Ada?

Menyiasati Ujian & Cobaan Hidup

Siapakah orangnya, yang merasa aman dari cobaan hidup?
Siapakah orangnya, yang merasa bebas dari ujian hidup?
Sekalipun ia para kekasih Allah,
Sekalipun ia orang-orang yang beriman..


Sedangkan Allah telah berfirman:
 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. [QS. Al Ankabut: 2-3]
Ketika suatu fitnah (Ujian dan Cobaan) merupakan sebuah keniscayaan dalam  kehidupan manusia, maka permasalahnnya sekarang adalah:
  • Pertama: Bagaimana menyadari dan menyikapi ujian tersebut?
  • Kedua: Untuk apa ujian tersebut mesti ada?
  • Ketiga: Bagaimana jalan selamat dalam menghadapinya?
Jika Anda telah mampu menjawab soal tersebut, Sesungguhnya Anda mampu melewati ujian tersebut dengan baik.. Nah marilah coba diurai 1/1 persoalan tersebut dengan merujuk kepada perkataan terbaik (Al Quran) dan juga petunjuk terbaik (As-Sunnah).
  • Pertama: Bagaimana menyadari dan menyikapi ujian tersebut?
Sadarilah sesungguhnya cobaan dan ujian hidup adalah sesuatu yang pasti menyertai hidup manusia (Lihat ayat pada surat Al Ankabut di atas)

Sadarilah sesungguhnya ujian tidak selalu berupa kesusahan namun juga dengan kesenangan, tidak hanya dengan kejelekan namun juga dengan kebaikan. Perhatikan firman Allah:
Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). [Al A'raf: 168]
Sadari pula (dan ini yang vital) bahwa apa yang terjadi sekarang ini dan menimpa Anda sebenarnya telah menjadi ketetapan Allah sejak dahulu kala, sebelum segalanya diciptakan, supaya kita sadar dan dapat mensyukuri apabila ketetapan-NYA yang kita terima berupa nikmat, dan agar kita tidak berputus asa jika apa yang kita terima adalah sebuah kesedihan dan tidak seperti harapan.
Perhatikanlah baik-baik Ayat berikut:
 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[*] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [QS. Al Hadiid: 22-23]
[*]. Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah. Itulah kunci pertama untuk menguraikan persoalan berikutnya.
  • Kedua: Untuk apa ujian tersebut mesti ada?
Diberikannya sebuah fitnah (ujian dan cobaan), Bala’ (bencana), jika menimpa orang mukmin maka sesungguhnya menguji iman mereka (QS. Al Ankabut: 2-3), Menguji kesabaran mereka, Allah berfirman:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. [QS. Al Baqarah: 155-156]
Namun jika Bala’ itu menimpa orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Allah, maka bila itu berupa kesenangan merupakan sebuah istidraj (uluran dan penundaan) dari Allah untuk mereka. adapun jika berupa bencana itu adalah azab yang disegerakan untuk mereka, sebagaimana Allah berfirman mengenai kedurhakaan kaum sebelum kita:
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. [QS. Al A'raf: 182-183]
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. [QS. Huud: 82-83]
Selain itu, denga ujian untuk membedakan mana yang jujur keimanannya dan mana munafiq dan juga yang kafir, mana yang shalih (baik) dan mana yang thalih (buruk), mana yang istiqamah dan mana yang runtuh di tengah perjalanan, seperti emas dan besi dilebur dalam pembakaran untuk dipisahkan dengan karat dan debunya…
  • Ketiga: Bagaimana jalan selamat dalam menghadapinya?
Setalah Anda mampu melewati dua persoalan sebelumnnya, maka saatnya Anda tempuh jalan yang akan menuntun Anda keluar dari cobaan tersebut..
Dan marilah ikuti bebarapa petunjuk berikut ini:
  1. Kehidupan butuh kepemimpinan, Anda hidup butuh pemimpin, rumah tangga butuh pemimpin, negeri butuh pemimpin.. dan begitulah diri anda, tubuh anda dan segenap anggotanya juga butuh pemimpin, ingatlah jika pemimpin itu baik maka baik pula yang dipimpin, namun jika jelek pemimpinnya berpengaruh pula pada yang dipimpinnya. dan sesungguhnya pemimpin bagi segenap anggota tubuh Anda adalah hati.
  2. Maka terlebih dahulu perbaikilah Hati, bersihkan dan sucikanlah, awali dengan bertaubat atas dosa-dosa dan banyak mohon ampunan kepada-NYA.
  3. Selanjutnya, seorang pemimpin akan dapat mencapai taraf kepemimpinan yang hakiki dengan syarat SABAR dan YAKIN. Hal ini dapat diisyaratkan dalam Al Quran dalam surat As-Sajdah: 24.
  4. Mengapa harus bersabar? sebab Anda tidak ingin berhenti di tengah jalan. Artinya jika tidak sabar sama halnya berhenti di tengah jalan, dan berarti Anda tidak sampai pada tujuan.
  5. Mengapa harus YAKIN? jika AndaTIDAK YAKIN bahwa sebuah perjalanan itu ada Finisnya, ada akhirnya, ada saat santai dan istirahatnya.. maka bagaimana mungkin Anda akan melanjutkan perjalanan Anda? Nah Arti yakin di sini adalah Keyakinan pada Allah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha hamba-Nya, yakin Dia akan menolong hamba-Nya, yakin bahwa DIA pasti akan memenuhi setiap janji-NYA..
  6. Nah, Saudara, Dalam perjalanan, sesungguhnya Anda juga harus membawa perbekalan yang membantu Anda sampai pada akhir perjalanan dengan selamat, lancar, bahkan mudah dan cepat.. tergantung sarana dan bekal yang Anda bawa. Dan bekal itu adalah DZIKIR dan DOA. Bahkan itu bukan cuma bekal melainkan juga senjata bagi seorang mukmin dalam perjalanannya.
Berikut ini DZIKIR dan DOA yang sebaiknya Anda bawa (baca) dalam “perjalanan” menempuh ujian dan cobaan hidup Anda:

  • ٍSAAT ANDA TERTIMPA MUSIBAH:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا


“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali (di hari Kiamat). Ya Allah! Berilah pahala kepadaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik (dari musibahku).”

  • APABILA TERTIMPA SESUATU YANG TIDAK DISENANGI:

قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ


“Allah sudah mentakdirkan sesuatu yang DIA kehendaki dan  DIA lakukan.” [HR. Muslim 4/2052.]
Jangan sampai Anda mengatakan: “seandainya begini..”.. “Seandainya…”, sebab itu akan membuka pintu setan.

  • DOA PENAWAR HATI YANG DUKA

  اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.


“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.” [HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadits tersebut adalah sahih]

  • MERASA SUSAH, TAKUT? Baca ini:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.


“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan (penguasaan) orang.” [HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.]

  • KESEDIHAN MENDALAM? Perbanyak baca doa berikut:

اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ


“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” [HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/959.]

  لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ


“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim.” [HR. At-Tirmidzi 5/529 dan Al-Hakim. Menurut pendapatnya yang disetujui oleh Adz-Dzahabi: Hadits tersebut adalah shahih 1/505, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/168]
ATAU MENGALAMI KESULITAN? Baca Doa berikut:

اَللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً.


“Ya Allah! Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” [HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya no. 2427 (Mawaarid), Ibnus Sunni no. 351. Al-Hafizh berkata: Hadits di atas sahih, dan dinyatakan shahih pula oleh Abdul Qadir Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Adzkar oleh Imam An-Nawawi, h. 106]

Jika Anda telah berikhtiar secara benar kemudian Anda juga telah melengkapi usaha dan ikhtiar anda dengan dzikir dan doa, maka tiada alasan lagi untuk berputus asa dari rahmat-NYA.. dan, saatnya Anda menunggu buah dari kesabaran Anda.

MEMASUKI PINTU YANG ALLAH BUKAKAN, MENITI JALAN YANG ALLAH SEDIAKAN
DAN MENGGAPAI PERTOLONGAN YANG ALLAH ULURKAN…

semoga juga ada manfaatnya untuk saudara-saudaraku dan orang-orang yang kucintai..
 

Wallaahul musta’aan.. Wallaahu a’lam.
oleh miftach19

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution