Selasa, 30 April 2013

Menjaga Agar Dia Tetap Perawan

Biarkan ia tetap “Perawan”

Bismillah... 
Tak salah jika banyak orang yang mengatakan waktu itu cepat sekali berputar. Fajar ke Maghrib itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Bahkan senin ke Minggu yang butuh waktu 6 hari jika dibalik Minggu ke Senin cuma ditempuh sehari saja. Jika bicara soal waktu tak akan habisnya perumpamaan alam semesta ini mengukir. Yang pasti, waktu itu tak kenal kita sama saja atau berubah seiring putarannya.


Ada yang menggelitik benak saya jika bicara soal tema yang satu ini. Untuk pemuda seusia saya pasti sudah mulai fokus memikirkannya, bahkan yang jauh lebih muda dari saya sekalipun. Ia tak hanya bisa diterka dengan gundahan hati yang tak usai singgah setiap hari, atau bahkan dengan cerita-cerita sedikit lucu disela jam kuliah atau saat istirahat kerja. Ia butuh konsentrasi tinggkat dewa dalam segi mengakomodasi seluruh elemen-elemen dan senyawanya. Bahkan yang paling ekstrim ada seorang sahabat berkata, ” Ia penentu Syurga dan Nerakamu”. Menarik tapi tak banyak yang berani menjaga.

Menjaga. ya cukup itu saja. Menjaga rasa yang Allah timpakan pada kita lalu punya banyak upaya di sebaliknya.

Ini bicara soal Cinta dan Nikah. Dua kata saja tapi saya pun tidak begitu paham. 

Jika kita sering jalan ke Mall, tempat wisata, di kendaraan umum atau bahkan di jalan raya tak jarang melihat muda-mudi yang tak segan, tak sungkan, dan tak sopan dengan bukan mahramnya bergandengan tangan, berpelukan atau bahkan jauh lebih dari itu.Nauzubillah. Tapi saya tidak akan membahas permasalahan mereka, apakah itu pengaruh lingkungannya, pendidikan dari orang tuanya atau yang lainnya. Tapi yang perlu saya sorot disini adalah tentang makna dibaliknya yaitu “Menjaga”.

Fitrah manusia jika seseorang pria tertarik pada lawan jenisnya, dan sebaliknya, tapi tidak serta merta kita bairkan rasa itu menguasai bahkan menjadi raja pada diri kita. Bungkuslah ia dengan indah, rapatkan tutupnya agar tak satupun lalat menciumnya. Jika saatnya tiba, bagi pria segeralah datang pada keluarganya lalu nayatakan niatmu untuk menikahinya. Untuk wanita tetaplah diam dalam sopan, bungkam dalam doa, lirih dalam sujud, ratap dalam harap pada Nya. Jagalah ia agar cukup Allah saja yang tau, cukup Allah saja tempat berpangku, Allah saja tempat menagdu. Nenek saya sering bilang ” tak akan kemana jika memang dia jodoh kamu” dan seorang ustad pernah berpetuah ” jika memang dia jodohmu maka dengan sesuatu yang tak pernah kau duga pun dia akan tetap menjadi milikmu, tapi jika dia bukan jodohmu dan andai malaikat pun mendoakannya agar kamu berjodoh dengannya maka tetap saja kamu tidak akan berjodoh dengannya”. Ya, biarkan dia tetap ” Perawan” sampai saatnya tiba.

Jagalah dengan syariatNya hingga Allah akan tentukan waktunya. Sesuatu yang baik diawali dengan hal yang baik pula.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution