Iqra, “Bacalah dengan Akal dan Qalbu”
Wahyu pertama yang diterima oleh rasulullah Saw.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.
Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia
apa yang tidak diketahuinya” (QS Al-’Alaq [96]: 1-5).
Iqra disini dapat berarti bacalah, telitilah,
dalamilah, bacalah alam, tanda-tanda zaman. Artinya kita membaca dan
mentafakuri suatu objek dengan akal dan qolbu kita. Dengan kemampuan
iqra, kita bisa menciptakan kemashlahatan di muka bumi. Teknologi
canggih dizaman sekarang merupakan bukti keberhasilan manusia iqra
dengan menggunakan akalnya. Akan tetapi terkadang kita gagal
meng-iqra-kan sesuatu dengan qalbu kita.
Stephen hawking, fisikawan Inggris, percaya jika keberadaan manusia
dan alam semesta bukan hasil ciptaan Tuhan, melainkan muncul dengan
sendirinya. Sebab ada hukum gravitasi, alam semesta bisa menciptakan
dirinya sendiri.
Kasus ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran bagaimana seseorang
yang dapat membaca ilmu alam dengan akalnya tetapi gagal membaca dengan
qalbunya. Stephen hawking bisa saja berkata : dengan hukum gravitasi
alam semesta dapat terbentuk. Lalu apa itu gravitasi? Manusia hanya
mengetahui dimana ada benda yang bermassa maka mereka akan menarik benda
bermassa lainnya. manusia hanya mengetahui dimana ada suatu kalor maka
akan mengalir dari yng panas ke yang dingin. Manusia hanya mengetahui
jika hanya electron yang muatannya dapat berpindah. tanpa mengetahui
mengapa itu terjadi. Itulah yang disebut dengan hukum allah
(sunatullah).
“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu
sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu”. (QS
Al-Fath [48]: 23)
“Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit” (QS Al-lsra’[17]: 85).
Sebuah pertunjukan sulap tidak akan menarik jika si penonton sudah
mengetahui triknya. Sama halnya dengan tuhan . sangat tidak mungkin Rabb
semesta alam menampakan wujudnya, seharusnya manusia sadar kalau
manusia bisa melihat Rabb nya maka hilang makna sesungguhnya dari
kehidupan. Makna kehidupan yang selama ini kita dapat dari alquran.
Tuhan tidak dapat dilihat tetapi bisa kita dirasakan.
“Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan,
bagaimana langit ditinggikan, bagaimana gunung ditancapkan dan
bagaimana bumi dihamparkan?” (QS Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).
”Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan di bumi…” (QS Yunus [10]: 101).
“Apakah mereka tidak memperhatikan bumi? Berapa banyak kami
tumbuhkan di bumi itu aneka ragam tumbuhan yang baik?” (QS Al-Syu’ara’
[26]: 7)
Banyak sekali contoh kegagalan manusia dalam iqra menggunakan
qalbunya, sehingga tercipta kerusakan di muka bumi. Seperti pertumbuhan
industry yng merusak ekosistem, global warming akibat produksi CO2
berlebihan, polimer plastic yang sulit membusuk di alam dll..
Oleh karena itu alangkah baiknya jika manusia sebagai makhluk
khalifah di bumi, agar dapat menyelaraskan iqra dengan menggunakan akal
dengan qolbu. Sehingga manusia tidak hanya cerdas dalam akalnya saja
tetapi juga jenius dalam mengolah qolbunya. itulah
“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila
segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan
apabila ia buruk maka buruklahlah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa
segumpal daging itu adalah qolbu”.(HR. Riwayat Al Bukhari dan Muslim).
Wallahua’lam bissawab
0 komentar:
Posting Komentar