Jumat, 05 April 2013

Bacalah Iqra Dengan Akal dan Qalbu

Iqra, “Bacalah dengan Akal dan Qalbu”

 Wahyu pertama yang diterima oleh rasulullah Saw.
  “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
     menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
     ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.
     Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia
     apa yang tidak diketahuinya” (QS Al-’Alaq [96]: 1-5).


Iqra disini dapat berarti  bacalah,  telitilah,  dalamilah, bacalah alam, tanda-tanda zaman. Artinya kita membaca dan mentafakuri suatu objek dengan akal dan qolbu kita. Dengan kemampuan iqra, kita bisa menciptakan kemashlahatan di muka bumi. Teknologi canggih dizaman sekarang merupakan bukti keberhasilan manusia iqra dengan menggunakan akalnya. Akan tetapi terkadang kita gagal meng-iqra-kan sesuatu dengan qalbu kita.

Stephen hawking, fisikawan Inggris, percaya jika keberadaan manusia dan alam semesta bukan hasil ciptaan Tuhan, melainkan muncul dengan sendirinya. Sebab ada hukum gravitasi, alam semesta bisa menciptakan dirinya sendiri.

Kasus ini bisa kita jadikan sebagai pelajaran bagaimana seseorang yang dapat membaca ilmu alam dengan akalnya tetapi gagal membaca dengan qalbunya. Stephen hawking bisa saja berkata : dengan hukum gravitasi alam semesta dapat terbentuk. Lalu apa itu gravitasi? Manusia hanya mengetahui dimana ada benda yang bermassa maka mereka akan menarik benda bermassa lainnya. manusia hanya mengetahui dimana ada suatu kalor maka akan mengalir dari yng panas ke yang dingin. Manusia hanya mengetahui jika hanya electron yang muatannya dapat berpindah. tanpa mengetahui mengapa itu terjadi. Itulah yang disebut dengan hukum allah (sunatullah).

“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu”. (QS Al-Fath [48]:  23)

“Kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit” (QS Al-lsra’[17]: 85).

Sebuah pertunjukan sulap tidak akan menarik jika si penonton sudah mengetahui triknya. Sama halnya dengan tuhan . sangat tidak mungkin Rabb semesta alam menampakan wujudnya, seharusnya manusia sadar kalau manusia bisa melihat Rabb nya maka hilang makna sesungguhnya dari kehidupan. Makna kehidupan yang selama ini kita dapat dari alquran. Tuhan tidak dapat dilihat tetapi bisa kita dirasakan.

“Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana langit ditinggikan, bagaimana  gunung ditancapkan dan bagaimana bumi dihamparkan?” (QS Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).

”Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan di bumi…” (QS Yunus [10]: 101).

“Apakah mereka tidak memperhatikan bumi? Berapa banyak kami tumbuhkan di bumi itu aneka ragam tumbuhan yang baik?” (QS Al-Syu’ara’ [26]: 7)

Banyak sekali contoh kegagalan manusia dalam iqra menggunakan qalbunya, sehingga tercipta kerusakan di muka bumi. Seperti pertumbuhan industry yng merusak ekosistem, global warming akibat produksi CO2 berlebihan, polimer plastic yang sulit membusuk di alam dll..

Oleh karena itu alangkah baiknya jika manusia sebagai makhluk khalifah di bumi, agar dapat menyelaraskan iqra dengan menggunakan akal dengan qolbu. Sehingga manusia tidak hanya cerdas dalam akalnya saja tetapi juga jenius dalam mengolah qolbunya. itulah

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia buruk maka buruklahlah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah qolbu”.(HR. Riwayat Al Bukhari dan Muslim).


Wallahua’lam bissawab

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution