Hijab Muslimah-2
Pertama, tabarruj adalah maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.
Barang siapa yang maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan
Rasul-Nya maka ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak
akan mencelakakan Allah sedikit pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبي ، قالوا : يا رسول الله و من يأبي ؟ قال من أطاعني دخل الجنة ، و من عصاني فقد أبي
emua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan”, para
sahabat bertanya: “Ya Rasulullah siapakah orang yang enggan?” Beliau
menjawab, “Siapa yang taat kepadaku maka ia akan masuk surga dan siapa
yang maksiat kepadaku maka ia telah enggan (untuk masuk surga).” (HR. Bukhari)
Kedua, tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سيكون في آخر أمتي نساء كاسيات عاريات ، علي رؤوسهن كأسنمة البخت ، العنوهن فإنهن ملعونات
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian
tapi telanjang, kepala mereka seakan-akan punuk unta, laknatlah mereka
karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat!”
Ada dua tafsiran dalam hadits ini tentang maksud berpakaian tapi
telanjang. Pertama adalah wanita yang berpakaian tebal akan tetapi
ketat sehingga menggambarkan lekuk-lekuk tubuhnya. Kedua adalah wanita
yang memakai pakaian lebar akan tetapi transparan sehingga terlihat
tubuhnya. Maka bagaimana dengan keadaan wanita sekarang yang berpakaian
minim sekaligus transparan?
Ketiga, tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صنفان من أهل النار لم أرهما : قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس ، و نساء كاسيات عاريات ….
“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah
melihatnya: Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang digunakan
untuk memukul manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi
telanjang…”
Keempat, tabarruj adalah perbuatan keji.
Wanita adalah aurat dan membuka aurat adalah merupakan keji. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا
وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ
أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata:
“Kami mendapati nenek moyang Kami mengerjakan yang demikian itu, dan
Allah menyuruh Kami mengerjakannya. “Katakanlah: “Sesungguhnya Allah
tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji” mengapa kamu
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al A’raf: 28)
Sebenarnya syaitanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 268)
Apakah kita ingin menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا
إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ
عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:
“Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah(*) mereka kecuali iblis. Dia
adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.
Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin
selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis
itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah
berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu
hanyalah semata-mata kepada Allah.
Kelima, tabarruj adalah ajaran iblis.
Pelajaran ini bisa diambil dari kisah Adam dan Hawa yang terbujuk
dengan rayuan iblis sehingga akhirnya terlepaslah aurat yang menutupi
keduanya akibat bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kisah Adam
dengan iblis memberikan gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah
tersebut membuka peluang untuk melakukan dosa dan mengoyak tirai
pelindung dirinya, tabarruj merupakan tujuan yang diinginkan oleh
syaitan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ
أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ
حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ
لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga,
ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya ‘auratnya.” (QS. Al A’raf 27)
Jadi iblislah yang memerintahkan tabarruj dan membuka pakaian di
hadapan manusia. Dialah pemimpin utama dari pencetus dengan istilah
yang dinamakan sekarang ini dengan sebutan Tahrirul mar’ah (Pembebasan wanita).
Keenam, tabarruj adalah gaya hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam
menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita memang memiliki
pengalaman di bidang ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Hati-hatilah
pada dunia!, hati-hatilah pada wanita! Sesungguhnya fitnah (musibah)
pertama yang menimpa bani Israil (kaum Yahudi) adalah dari wanita.” bersabda,
Ketujuh, tabarruj adalah perbuatan Jahiliah yang sangat tercela.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam rangka mencela orang-orang Yahudi,
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin?” (QS. Al Maidah: 50)
Nabi telah menyifati ajakan Jahiliah sebagai ajakan busuk dan kotor,
ajakan jahiliah selaras dengan tabarruj jahiliah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika memperingatkan salah seorang sahabatnya:
(إن فيك امر جاهلية)
“Sesungguhnya pada dirimu ada perkara Jahiliyyah.” (HR. Bukhari)
Dan Jahiliah mencakup semua perkara jahiliah baik tabarruj jahiliah ataupun perbuatan-perbuatan jahiliah lainnya.
Kedelapan, tabarruj adalah keterbelakangan.
Perbuatan buka-bukaan adalah fitrah dari hewan ternak, tidak seorang
pun yang condong pada perbuatan tersebut kecuali dia akan hina, dia
akan jatuh dari kedudukan tingginya sebagai manusia menuju kedudukan
yang paling rendah bahkan lebih rendah dari hewan-hewan ternak. Dari
sini tampaklah bahwa tabarruj adalah salah satu tanda dari kerusakan
fitrah manusia, tidak adanya rasa malu dan tanda matinya hati.
Seorang penyair berkata:
Anda mengangkat pakaian hingga lutut
Demi Allah, sungai apa yang akan kamu seberangi
Baju itu olehmu seakan naungan di waktu pagi
Yang semakin pendek waktu demi waktu
Anda mengira laki-laki itu tidak punya perasaan
Padahal Anda sendiri yang tidak punya perasaan!!
Kesembilan, tabarruj adalah pintu kerusakan yang sangat nyata.
Bagi orang yang mentadabburi (membaca, memahami, memperhatikan
dengan seksama) nash-nash syariat dan sejarah islam maka akan meyakini
kerusakan yang besar akibat tabarruj. Fakta di lapangan juga
membuktikan hal tersebut, betapa banyak lelaki yang bersih hatinya
menjadi rusak, menjadi penuh dengan syahwat karena melihat
perempuan-perempuan lewat di hadapannnya membuka aurat,
melenggok-lenggokkan badannya dan menebarkan pesona yang luar biasa!!.
Sehingga akibatnya terjadi banyak perbuatan keji di masyarakat, para
lelaki terdorong untuk melakukan zina, seorang lelaki menjadi mudah
melakukan maksiat dengan mengumbar pandangannya dan seterusnya, hal ini
terjadi di antaranya karena tabarruj.
Nasihat
Wahai wanita muslimah, sadarlah akan keutamaaan yang besar dari
Allah subhanahu wa ta’ala bagi wanita-wanita yang senantiasa menjaga
dirinya, dan wahai wanita muslimah janganlah kalian menganggap bahwa
hijab merupakan beban yang sangat berat bagi wanita muslimah, janganlah
kalian anggap bahwa Allah telah menzhalimi kalian, bahkan sesungguhnya
dalam syariat yang Allah subhanahu wa ta’ala turunkan semuanya
mendatangkan maslahat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
Dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun.” (QS. Al Kahfi: 49)
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلا
بِالْحَقِّ وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar.” (QS. Al Hijr: 85)
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
“Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada kami?” (QS. Al Mu’minuun: 115)
Semoga kita termasuk di dalam orang-orang yang mendapatkan keridhaan
darinya sehingga kita termasuk dalam penghuni surga yang penuh
kenikmatan…
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ
مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ
وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ
مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ
رَبِّهِمْ
“Perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada
orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air
yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang
tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya
bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka
memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb
mereka.” (QS. Muhammad: 15)
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum.
0 komentar:
Posting Komentar