Memerangi Nafsu Amarah
Ketika kamu bersinggungan dengan sesuatu, baik yang kau benci maupun yang kau sukai, maka ingatlah bahwa sesuatu itu tidak terlepas dari aspek rububiyyah (ketuhanan)Nya. Kau harus ingat bahwa penciptaan–Nyalah yang telah menciptakan sesuatu, bukan yang lain. Apabila kau melihat kepada selainNya sebelum melihatNya maka kau telah melakukan kesalahan.
Dan
jika kau memarahi orang lain, maka kau telah melakukan kesalahan yang
tidak akan dilakukan oleh orang yang arif. Memarahi orang sama dengan
memarahi hukum Tuhan-nya. Jika kamu berpikiran bahwa sesuatu itu
bukan perbuatan , kehendak, dan hukumNya, berarti kau telah merusak dan
mengotori makrifat, padahal makrifat adalah sumber semua cahaya. Jika
sumber sudah rusak maka cabangnyapun pasti ikut rusak.
Dengan
berpikiran dan bertindak seperti itu, seolah olah kau telah mengalihkan
ketuhanan dariNya kepada selainNya. Jika kau melakukan hal itu, maka
kau harus segera bertobat seperti tobatnya orang yang menyembah
berhala. Jika kau tidak segera bertobat, dikawatirkan kau tidak akan
tobat selamanya.
Selain itu mintalah pertolongan kepada Allah untuk
mengalahkan nafsu, karena Dialah yang menghembuskan, menggerakkan dan
meredam jiwa untuk jadi rela, marah , adil atau aniaya. Jiwa yang
adil merupakan karunia Allah dan jiwa yang aniaya pun merupakan
keadilan Allah, karena jiwa yang aniaya tidak berhak mendapatkan
karunia –Nya, maka berlakulah baginya keadilan-Nya, yaitu derajadnya
diturunkan..
Ketika kau tahu bahwa yang menciptakan, menggerakkan ,
mendiamkan dan mengguncangkan adalah satu, kemudian kau mengamati satu
perkara dari perkara perkara yang ada di alam ini, maka kau akan
membenci perkara itu dan menginginkan yang lain. Seakan kau membenci
hikmah Yang Maha bijaksana yang mengurus segala urusan langit dan bumi
, dunia dan akhirat; seakan kau menginginkan ilmu selain ilmu yang Maha
agung yang dengannya Dia mengetahui yang lahir dan yang batin, yang
tampak maupun yang tersembunyi.
Bila nafsu jahat telah menguasai
seseorang maka ia akan bersikap sombong. Ia akan menganggap bahwa
ilmunya lebih unggul daripada ilmu-Nya. Maha suci Allah dari semua itu. Ia menganggap kemampuan dan kekuatannya dapat mengalahkan kekuasaan dan kekuatan Tuhan.Sungguh sebuah kebodohan , kedunguan, kekejian, kehinaan , dan kesesatan yang amat nyata .
Kalu
saja Allah bukan Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, niscaya orang
sombong seperti itu telah dihancurkan . Maka bagiNya segala puji,
karena Dia berhak atas segala puji, dan bagi jiwa kerdil itu segala
caci , sebab ia berhak atas segala caci.
0 komentar:
Posting Komentar