لاَ يَأْتِى
الْخَيْرُ إِلاَّ بِالْخَيْرِ ، إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ،
وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ ،
إِلاَّ آكِلَةَ الْخَضِرَةِ ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ
خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتِ الشَّمْسَ ، فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ
وَبَالَتْ ، ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ ، وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ ،
مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِى حَقِّهِ ، فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ
هُوَ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ ، كَانَ الَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ
يَشْبَعُ
"Kebaikan itu tidaklah membuahkan/mendatangkan kecuali
kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) nan manis
(menggiurkan).
Sungguh perumpamaannya bagaikan rerumputan yang tumbuh di
musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di musin semi
menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan
akhirnya mati atau hampir mati.
Kecuali binatang yang memakan rumput
hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap
ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang
kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali
makan, demikianlah seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa
manis.
Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan
membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal.
Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak
benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan akan tetapi ia
tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya)."
(HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052).
Ya Allah jadikanlah kehidupan kami sebagai ladang amal kebaikan akherat kelak
Aamiin
by.
0 komentar:
Posting Komentar