Rabu, 05 Desember 2012

Menjelang Ajal Penjahit Tua

Penjahit Tua dan Jarumnya

Seorang penjahit tua akan berpulang ke hadapan Tuhan. Saudara, teman, dan rekan-rekan mengelilinginya untuk mendoakan. 

Penjahit tua itu sudah meregang nyawa. Namun tangannya masih menggapai-gapai, dan mulutnya mengucapkan sesuatu yang tidak jelas. Seorang rekan menangkap maksudnya.


Penjahit tua itu meminta jarum jahit yang sehari-hari dia gunakan untuk menjahit. Ya, dia memang seorang penjahit yang sangat handal dan terbaik di daerahnya. 

Menjelang ajalnya, dia meminta jarum jahitnya. Penjahit tua berkata, “Berikanlah padaku jarum jahit yang akan menjadi kunci bagiku memasuki surga”. Setelah jarum diberikan, dia tersenyum, lalu “pergi” dengan tenang. 

Kita jarang memikirkan pekerjaan kita seserius penjahit tua itu. Padahal rata-rata manusia modern menghabiskan 88.000 jam dalam hidupnya untuk bekerja. Itu merupakan bagian terbesar dalam kehidupan kita. Totalitas kehidupan kita bisa dikatakan adalah bekerja. 

Jadilah seperti penjahit tua itu. Bawalah dan persembahkanlah hasil kerja sampai ke surga. Berbuat baiklah, dan layanilah sesama dengan pekerjaan Anda. Politikus dapat membawa karya politiknya menjadi sesuatu yang dia tunjukkan pada Tuhan. 

Begitu juga guru, dokter dan sebagainya. Apapun pekejaan Anda, kerja adalah alat, dan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Pekerjaan memberi identitas kepada kita ketika memasuki dunia yang lebih tinggi. 

Jadi, masuk akal jika penjahit tua itu menganggap jarum jahitnya merupakan bagian dari perlengkapannya untuk masuk surga. (am) By Jansen Sinamo

Sharing Dari @hajaz, semoga bermanfaat untuk mengawali hari terbaik ini. Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution