Penjahit Tua dan Jarumnya
Seorang penjahit tua akan berpulang ke hadapan Tuhan. Saudara, teman, dan
rekan-rekan mengelilinginya untuk mendoakan.
Penjahit tua itu sudah
meregang nyawa. Namun tangannya masih menggapai-gapai, dan mulutnya
mengucapkan sesuatu yang tidak jelas.
Seorang rekan menangkap maksudnya.
Penjahit tua itu meminta jarum jahit
yang sehari-hari dia gunakan untuk menjahit. Ya, dia memang seorang
penjahit yang sangat handal dan terbaik di daerahnya.
Menjelang ajalnya,
dia meminta jarum jahitnya. Penjahit tua berkata, “Berikanlah padaku jarum
jahit yang akan menjadi kunci bagiku memasuki surga”. Setelah jarum
diberikan, dia tersenyum, lalu “pergi” dengan tenang.
Kita jarang memikirkan pekerjaan kita seserius penjahit tua itu. Padahal
rata-rata manusia modern menghabiskan 88.000 jam dalam hidupnya untuk
bekerja. Itu merupakan bagian terbesar dalam kehidupan kita. Totalitas
kehidupan kita bisa dikatakan adalah bekerja.
Jadilah seperti penjahit tua itu. Bawalah dan persembahkanlah hasil kerja
sampai ke surga. Berbuat baiklah, dan layanilah sesama dengan pekerjaan
Anda. Politikus dapat membawa karya politiknya menjadi sesuatu yang dia
tunjukkan pada Tuhan.
Begitu juga guru, dokter dan sebagainya.
Apapun pekejaan Anda, kerja adalah alat, dan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan. Pekerjaan memberi identitas kepada kita ketika
memasuki dunia yang lebih tinggi.
Jadi, masuk akal jika penjahit tua itu
menganggap jarum jahitnya merupakan bagian dari perlengkapannya untuk
masuk surga. (am) By Jansen Sinamo
Sharing Dari @hajaz, semoga bermanfaat untuk mengawali hari
terbaik ini. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar