Saat Hati Tak Bisa Ikhlas Menerima Pilihan dan Keadaan
Ada kalanya dalam hidup, kita dihadapkan pada keadaan dan pilihan
yang bertentangan dengan keinginan. Jika itu yang terjadi, apa yang akan
kita lakukan?
Mungkin reaksi awal kita ada yang marah, bingung, sedih, dan yang
paling buruk ada yang menyalahkan takdir (na'udzubillahi min dzalik).
Selanjutnya tergantung seberapa besar keikhlasan kita untuk menerima
atau keberanian kita untuk melompat meninggalkan pilihan dan keadaan
yang bertentangan tersebut.
Namun ada juga yang ikhlas sejak reaksi awal karena berpegang pada
firman Allah yang intinya, "Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal itu
baik untuk kita dan boleh jadi kita menyukai sesuatu padahal itu buruk
untuk kita, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Bagi orang-orang yang
ikhlas adanya keadaan dan pilihan tersebut tidak menyebabkan
kebimbangan dan kemarahannya untuk tetap bertahan dalam kesabaran
ataupun hijrah ke pilihan dan keadaan yang lebih baik, tergantung sisi
kebaikannya di dunia dan akhirat.
Lalu bagaimana bila hati tidak bisa ikhlas menerima keadaan atau pilihan hidup tersebut?
Berdasarkan pengalaman hidup penulis dan cerita dari orang-orang
dengan pengalaman yang mengagumkan, untuk mengatasi masalah tersebut ada
beberapa hal yang bisa dilakukan :
1) Yakini bahwa Allah tak pernah salah, dan kita sebagai manusia bisa
salah menilai karena keterbatasan pengetahuan kita. Semua yang telah
digariskanNya tidaklah sia-sia, semua ada hikmahnya.
2) Allah tidak memberikan ujian di luar batas kesanggupan kita. (la yukallifullahu nafsan illa wus'aha).
3). Buatlah daftar dengan 2 hal yang terjadi dalam selembar kertas
atau buku, kemudian tanyakan ke dalam hati nurani. Hal ke-1 tentang
pilihan dan keadaan yang kita inginkan, yang ke-2 keadaan dan pilihan
yang terjadi sekarang yang tidak kita inginkan. Pertimbangan yang dapat
kita sertakan mengenai Ridha Allah, kebaikan untuk masa depan kita,
kebaikan untuk orang-orang yang kita sayangi dan di sekitar kita, dan
terakhir yang agak spesifik, yaitu waktu yang digunakan akibat
konsekuensi hal tersebut. Setelah didapat daftarnya, lihat mana yang
lebih banyak, manfaat atau mudharatnya, tanyakan nurani kita dan
tanamkan dalam pikiran. Mudah-mudahan ada kebaikan di sana. Amin.
4) Cari penyebab ketidakikhlasan itu. Ada kalanya kita tidak ikhlas
karena tertutup oleh pikiran kita sendiri, seolah-olah hanya hal yang
kita inginkan yang terbaik untuk kita atau juga karena tidak berani
untuk hijrah meninggalkan keadaan yang bertentangan yang ada, ataupun
karena kurang sabarnya kita menghadapi ujian. Ingatlah kembali ke poin
pertama, Allah tidak pernah salah. Mungkin pilihan yang tidak kita inginkan atau keadaan yang ada adalah
sebagai ujian keikhlasan dan kesabaran untuk kita, ataupun ujian
keberanian untuk hijrah dari sesuatu yang membawa mudharat dan sia-sia
ke sesuatu yang bermanfaat dan membawa kebaikan. Dan mungkin juga jika kita terlahir dengan karakter kuat, kita
dihadapkan pada pilihan dan keadaan yang tidak kita inginkan adalah
untuk mengubah keadaan, menyebarkan kebaikan dan menjalankan hujjah dan
hajjad kita seperti janji kita pada Allah sewaktu di alam ruh dulu,
tebalnya hijab dunia membuat kita kesulitan menemukan jalan janji itu.
Jangan sampai tidak menemukan jalan itu.
5) Bersyukur kepada Allah. Bersyukur kepada Allah akan membuat kita
ikhlas pada kehidupan yang Allah beri pada saat ini, jika memang itu
yang terbaik untuk kita. Dan jikalau bukan, yang penting jalani hidup
yang ada untuk saat ini sebaik mungkin. Jika sudah saatnya, akan datang
pertolongan Allah untuk hijrah meninggalkan semua kebimbangan,
kesedihan, dan kemarahan pada pilihan dan keadaan yang membuat kita
tidak ikhlas tersebut.
6) Terakhir dan paling penting, tetap berdo'a dan berusaha mencari jalan terbaik dalam bimbingan dan pertolongan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar