Jumat, 11 Mei 2012

Ampuni Aku Ya Allah

Taubat Nasuha

Taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan maksiat. Taubat marupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.

Islam tidak memandang manusia bagaikan malaikat tanpa kesalahan dan dosa sebagaimana Islam tidak membiarkan manusia berputus asa dari ampunan Allah, betapa pun dosa yang telah diperbuat manusia. Bahkan Nabi Muhammad telah membenarkan hal ini dalam sebuah sabdanya yang berbunyi: "Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertaubat (dari kesalahan tersebut)."

Di antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima Taubat.

"Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firmanya dalam

"surat Al-Baqarah: 222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."


Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.

Seperti terungkap dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari: "SesungguhnyaAllah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat."

Merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus-menerus melampai batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya karena sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.

Tepatlah kiranya firman Allah dalam

surat Ali Imran ayat: 133, "Bersegaralah kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."

Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni.

Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bresamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

RUKUN TAUBAT

TAUBAT NASUHA
(bukan TAUBAT 'SAMBAL')

Sebagai Antisipasi/pencegahan ---sebelum terjadi dosa:
1. Iman pada Allah
2. Takut pada azhabNya akibat dosa kita
3. Menjauhi dosa/maksiyat

Sebagai Penanggulangan ---setelah terjadi dosa:
4. Menyesali diri karena terlanjur berbuat maksiyat
5. Berjanji pada Allah untuk tidak mengulangi perbuatan dosa
6. Jika kita bersalah pada Allah, banyak istighfar dan bertaubat padaNya, Allah maha pengampun

Jika kita bersalah pada manusia, selain banyak istighfar, segera akui kesalahan kita dan mohon maaf padanya.Ampunan Allah akan kita dapatkan seiring dengan keridhoan manusia yang kita zholimi untuk memaafkan kesalahan kita.

(seandainya kesalahan tersebut dilakukan dalam lingkup sistem islam, yakni khilafah, baik menyangkut dosa penguasa pada umat/rakyatnya,maupun dosa seorang manusia terhadap manusia lain,semacam kriminalitas : pembunuhan, pencurian, erzinahan, dll; selain banyak istighfar dan mengakui kesalahannya, ia juga harus melalui step hukuman dunia versi syariah Allah, yakni sanksi / uqubat islam yang berfungsi sebagai : penebus dosa manusia di akhirat dan pencegah bagi manusia lain dari berbuat dosa di dunia)

7. Resapi secara mendalam istighfar kita dari lesan hingga amalan kita. Allah tak sekedar butuh lesan tapi juga perbuatan kita dengan :

8. Tetap istiqamah dalam menerapkan upaya 'preventif' lebih baik daripada menanggulangi selain tetap menanggulangi terjadinya dosa (no 1-9)

9. Sempurnakan kewajiban dan perbanyak amal sunnah dan sholih lainnya untuk meminimalisir dosa-dosa kita serta memperberat timbangan kebajikan kita di akhirat kelak

FUNGSI TAUBAT

1. Menambah kemudahan bagi kita untuk mendapatkan hidayahNya (Qs an Nisa : 26-27)

" Allah hendak menerangkan syariahNya kepadamu dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan hendak menerima taubatmu.Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. Dan Allah hendak menerima taubatmu,sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya dari kebenaran"

Sebagai seorang muslim,kita tetap berharap hidayahNya karena tak semua muslim dibukakan oleh Allah untuk melapangkan hatinya dalam menerima hidayahNya (kecuali jika mereka berusaha membuka pintu hidayah Allah dengan selalu mengkaji dan ingin segera berubah menjadi pribadi muslim yang baik dengan melaksanakan syariah Allah,yakni Islam)

2. Menyongsong kedatangan hidayah
Allah telah memberikan pada kita nikmat berupa kelimpahan rizqi materi dan spiritual tak terhingga.

Perbedaanya :

Rizqi materi bisa diberikan oleh Allah pada siapapun diantara manusia,tak peduli apakah ia seorang mu'min/kafir,fasik ataukah munafik.Karena Allah maha pemberi

Namun kasih sayang Allah hanya untuk orang-orang yang mengimaniNya dan melapangkan hatinya untuk menerima hidayah Allah,dengan memberikannya nikmat Rizqi spiritual berupa iman,islam,Al Qur'an,sifat-sifat baik yang harus ada pada dirinya sebagai seorang muslim dan mu'min, kesehatan,waktu dan usia,serta ketundukan dan kepasrahannya pada Allah dan syariahNya.

3. Memberi kesenangan hidup dunia akhirat (Qs Huud : 3)

" Dan hendaklah kamu meminta ampun pada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya.Jika kamu mengerjakan demikian,niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan.Dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang memiliki keutamaan balasan atas keutamaannya "
Orang yang gemar beristighfar dan bertaubat-dengan sebenar-benarnya istighfar dan taubat-pada Allah,akan dimudahkan olehNya untuk mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan hidup dunia akhirat

4. Melapangkan rizqi Allah (Qs Huud : 61)
 
" Dan kepada Tsamud Kami utus saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata," Hai kaumku,sembahlah Allah.Sekali-kali tidak ada Tuhan selain Dia.Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya.Karena itu mohonlah ampunanNya kemudian bertaubatlah kepadaNya.Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmatNya lagi memperkenankan doa hambaNya "

Beristighfar dan bertaubat adalah salah satu cara yang dilakukan seorang muslim agar Allah melapangkan rizqiNya kepadanya yang telah menciptakannya dari bumi (tanah) dan menjadikannya sebagai pemakmur serta pemeliharanya.

5. Menjadikan para pelakunya (mustaghfirun) memperoleh salah satu haknya sebagai orang-orang mu'min.(Qs at Taubah : 11)

" Jika mereka bertaubat,mendirikan shalat dan menunaikan zakat,maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama "

Hak sebagai orang mu'min tersebut adalah diakui oleh sesama muslim sebagai saudara seiman dan seagama mereka.

RENUNGAN

Kehidupan di dunia meskipun diibaratkan Allah sebagai senda gurau dan permainan belaka,sementara Allah juga menerangkan kehidupan sejati adalah kehidupan akhirat,implementasi menjalani kehidupan dunia sangat serius dan tidak main-main.Pemahaman seorang muslim harus berbeda dari pemahaman non muslim sebagaimana islam berbeda dari non islam-tentang hakikat kehidupan dunia dan akhiratnya serta implementasi menjalaninya.

Senda gurau dan permainan kehidupan dunia fana ini justru harus mendorong seorang muslim untuk serius dan bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupannya di dunia untuk mendapatkan kebahagiaan kekal di akhirat sesuai dengan konstitusi umat Islam,yakni Al Qur'an selain juga as sunnah.

Yaa Allah

Jangan Kau biarkan kami
sebagai hamba pemberontak tapi hamba yang taat pada tuannya,Allah
Jadikanlah ketaan kami sebagai hambaMu hanya untuk membela dan mentaatiMu
Jadikanlah pemberontakan kami hanya untuk menentang para pemberontak yang menentang dan anti syariahMu,baik tersembunyi dan terang-terangan.

Jangan Kau biarkan hidup kami
mengalir seperti arus sungai yang deras mengalir kemanapun yang sungai itu kehendaki
Bimbinglah hidup kami
sesuai arah yang Kau inginkan dalam kitabullah dan as sunnah

Jangan Kau biarkan kami
untuk menduakanMu dengan menjadikan hawa nafsu kami sebagai tuhan
yang akan menghinakan kami lebih rendah dari binatang ternak (Qs al Furqan : 43-44)
Bimbinglah dan Mudahkanlah kami
untuk mengesakanMu dengan menjadikanMu sebagai Tuhan bahkan Ilah bagi kami
yang akan meninggikan dan memuliakan kami pada derajat orang-orang bertaqwa
Amiin...

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution