Doa Meminta Ketakwaan dan Sifat
Qonaah
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ،
والغِنَى
"Allahumma inni as-alukal huda
wat tuqo wal afaf wal ghina."
Artinya:
Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat afaf dan
ghina.
Dari Ibnu Masud radhiyallahu anhu,
beliau berkata,
أنَّ
النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يقول : (( اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ
الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
Nabi shallallahu alaihi wa
sallam biasa membaca doa:
Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal afaf
wal ghina"." (HR. Muslim no. 2721)
Faedah hadits:
Pertama: Yang dimaksud dengan "al
huda" adalah petunjuk dalam ilmu dan amal. Yang dimaksud "al
afaf" adalah dijauhkan dari yang tidak halal dan menahan diri
darinya. Yang dimaksud "al ghina" adalah kaya hati, yaitu hati
yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada harta yang ada di tangan orang
lain.
An Nawawi –rahimahullah- mengatakan,
" Afaf dan iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal
yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa
cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia." (Syarh
Muslim, 17/41)
Kedua: Keutamaan meminta petunjuk
ilmu sekaligus amal karena yang dimaksud al huda adalah
petunjuk dalam ilmu dan amal.
Ketiga: Keutamaan meminta ketakwaan.
Yang dimaksud takwa adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.
Takwa diambil dari kata "wiqoyah" yang maknanya melindungi, yaitu
maksudnya seseorang bisa mendapatkan perlindungan dari siksa neraka hanya
dengan menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan.
Keempat: Keutamaan meminta
sifat afaf atau iffah yaitu agar dijauhkan
dari hal-hal yang diharamkan semacam zina. Berarti doa ini mencakup meminta
dijauhkan dari pandangan yang haram, dari bersentuhan yang haram, dari zina
dengan kemaluan dan segala bentuk zina lainnya. Karena yang namanya zina adalah
termasuk perbuatan keji.
Kelima: Keutamaan meminta pada Allah
sifat al ghina yaitu dicukupkan oleh Allah dari apa yang ada
di sisi manusia dengan selalu qonaah, selalu merasa cukup ketika Allah memberinya
harta sedikit atau pun banyak. Karena ingatlah bahwa kekayaan hakiki adalah
hati yang selalu merasa cukup. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ
الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
"Kekayaan (yang hakiki)
bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang
selalu merasa cukup." (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Keenam: Dianjurkannya merutinkan
membaca doa ini.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al
Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar
Ihya At Turots, cetakan kedua, 1392
Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish
Sholihin, Salim bin Ied Al Hilali, cetakan
Dar Ibnul Jauzi, jilid I dan II, cetakan pertama, tahun 1430 H.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, Darul Kutub Al
Ilmiyyah, jilid IV, cetakan ketiga, tahun 1424 H
Diselesaikan sore hari, 1 Jumadil
Awwal 1431 H (15/04/2010) di Pangukan-Sleman
__________________
0 komentar:
Posting Komentar