Cara Menyelamatkan Diri Dari Bencana Dan Musibah Menurut Al-quran Dan As-sunnah
Sudah merupakan sunnatullah bahwa kehidupan manusia di dunia ini
tidak pernah luput dari pada cobaan, bencana dan musibah dengan segala
macam bentuknya, mulai dari bencana ketakutan karena adanya hura-hara,
bencana alam, gunung meletus, bencana kelaparan karena kekurangan
makanan akibat kemarau yang berkepanjangan atau kemiskinan yang
berlebihan sampai dengan musibah kematian dengan cara yang biasa sampai
dengan yang mengerikan (QS.2:155).
Namun mereka yang diberi Allah jiwa sabar tidak akan merasa
kesedihan yang berlebihan, apalagi sampai stres karena adanya bencana
dan musibah tersebut.
Jiwa yang sabar adalah jiwa yang menyadari dan meyakini sepenuhnya
bahwa bencana dan musibah itu semuanya adalah taqdir dari Allah Yang
Kuasa; dan tidak akan dapat dihadapi kecuali dengan mengembalikan
kepada-Nya dan memohonkan perlindungan dengan maghfirah dan belaian
kasih sayang Rahman dan RahimNya. (QS.2:156).
Bagaimanapun besarnya bencana dan musibah yang ditaqdirkanNya, namun
ada saja diantara hamba-hambaNya yang mendapatkan perlindunganNya
sehingga mereka selamat dari ancaman bencana dan musibah tersebut.
Bagaimanapun hebat dan dahsyatnya badai topan dan banjir yang melanda
umat Nabi Nuh a.s. namun Nabi Nuh dan umatnya yang setia dan ta'at
kepadanya senantiasa beristighfar memohon perlindungan Allah swt.
akhirnya diselamatkan Allah dari banjir yang dahsyat itu.
Bagaimanapun gencarnya Fir'aun dan bala tentaranya mengejar Musa
a.s. dan para sahabat setianya, namun akhirnya yang binasa bukanlah
Musa dan umatnya, tetapi sebaliknya Fir'aun dan tentaranya yang binasa
ditelan lautan yang dalam. Demikianlah sunnatullah telah berbicara
dengan lisanaul hal bahwa mereka yang senantiasa ta'at, tunduk dan
patuh kepada Allah dan RasulNya serta menjauhkan diri dari tingkah laku
yang mengundang kemurkaanNya akan senantiasa diselamatkan Allah dari
bencana dan musibah yang bagaimanapun besarnya.
Dalam Al-Qur'an dan Sunnah kita akan menemukan beberapa isyarat dan
petunjuk yang dapat menyelamatkan kita dari bencana dan musibah
tersebut dengan izin dan limpahan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa: antara
lain kita kutipkan:
1. ISTIGHFAR DAN TAUBAT
Mereka yang senantiasa beristighfar dan minta ampun bertobat kepada
Allah dari segenap dosa yang dilakukannya, baik secara sadar ataupun
tidak akan senantiasa mendapatkan perlindungan Allah swt dari bencana
dan musibah. Allah swt berfirman :
"Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang engkau (wahai
Muhammad) berada diantara mereka, dan tidaklah Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka senantiasa istighfar minta ampun" (Al-Anfal 4.33).
Menurut Ibnu Abbas r.a. Ayat ini menjelaskan ada dua benteng yang
dapat menyelamatkan kita dari bencana dan musibah yang besar, pertama
adalah keberadaan Rasulullah saw. ditengah umatnya. Karena kemuliaan
Rasulullah saw. maka Allah berjanji tidak akan mengazab umatnya
dihadapan mata kepalanya. Kedua adalah benteng istighfar, minta ampun
dan tobat kepada Allah swt. Selanjutnya kata Ibn Abbas benteng pertama
sudah tidak ada lagi (dengan wafatnya Rasulullah saw), maka tinggal
satu lagi benteng yang menyelamatkan kita dari bencana dan musibah.
Yaitu benteng istighfar danminta ampun, tobat kepada Allah swt. (Tafsir
Ar-Razi 15:158)
Istighfar dan tobat merupakan benteng utama yang akan menyelamatkan
seseorang dari bencana dan musibah, karena pada umumnya bencana dan
musibah itu timbul adalah akibat dari dosa manusia, Allah swt.
berfirman :
"Dan apa saja musibah yang menimpa dirimu, maka adalah
disebabkan karena dosa-dosamu, dan Allah memaafkan sebahagian dari
dosa-dosamu" (As-Syura 42:30).
Menyadari bahwa istighfar merupakan benteng penyelamat dari bencana
dan musibah, maka nabi Adam as. serta isterinya Hawa begitu terusir
dari surga dan dibuang kedunia karena melanggar larangan Allah swt.
langsung bertobat kepada Allah swt. dengan isitighfarnya yang terkenal:
"Ya Tuhan kami, kami telah zalim terhadap diri kami sendiri jika
engkau tidak berkenan mengampuni kami dan melimpahkan rahmat pada kami
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Al-A'raf 7:23).
Demikian juga nabi Yunus, waktu difonis Allah dipenjarakan dalam
perut ikan, maka beliau langsung beristighfar dengan do'a istighfar
beliau yang terkenal:
"Dan ingatlah ketika Dzunnun (Yunus as.), ketika ia pergi dalam
keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka iapun berdo'a dalam keadaan sangat gelap (dalam
perut ikan): Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau (Ya
Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
zalim. Maka Kami telah memperkenankan do'anya, dan menyelamatkannya
dari kesusahan (dalam perut ikan), dan demikianlah caranya Kami
menolong orang-orang yang beriman" (Al-Anbiyak 21: 87-88)
2. MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA
Meningkatkan Iman dan Taqwa merupakan benteng yang dapat
menyelamatakan kitadari bencana dan musibah dan akan membawa kita
kepada kehidupan yang penuh berkat, Allah berfirman :
"Kalau penduduk suatu negeri senantiasa beriman dan bertaqwa,
niscaya akan Kami bukakan bagi mereka pintu keberkatan dari langit dan
bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan
menyiksa mereka karena tingkah laku mereka itu" (Al-A'raf 7:96)
3. MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAUHKAN DIRI DARI KUFUR NIKMAT
Mensyukuri nikmat Allah akan membawa berkat dalam kehidupan dan
sekaligus merupakan benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari
bencana dan musibah, sebaliknya kufur terhadap nikmat Allah akan
menigundang siksaan yang sangat dahsyat dari Allah karena bencana dan
musibah yang diturunkanNya, Allah berfirman :
"Dan ingatlah ketika Tuhan mu memaklumkan: Sungguh jika kamu
mensyukuri nikmatKu, niscaya akan aku tambah (nikmat) pada mu, dan jika
kamu kufur pada nikmat yang Aku berikan, niscaya azabku sangat pedih" (Ibrahim 14:7)
Kufur nikmat adalah, semakin banyak nikmat Allah yang diterima
semakin jauh pula dia dari Allah, kufur nikmat artinya juga
mempergunakan nikmat pemberian Allah hanya untuk kepuasan hawa nafsu,
bukan buat hal hal yang diridhoi Allah saja.
Dalam Al-Quran Allah menggambarkan suatu negeri yang penuh dengan
nikmatNya, akan tetapi karena penduduk negeri tersebut kufur terhadap
nikmat Allah maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah,
seperti yang difirmankan Allah di dalam Al-Qu'an:
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezki datang melimpah ruah
dari segenap penjuru, tetapi (penduduk) nya kufur pada ni'mat-ni'mat
Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat" (An-Nahl 16:112).
4. MENJAUHKAN DIRI DARI HEDONISME
Gaya kehidupan Hedonisme yang hanya mengejar kemewahan materi, hidup
glamour penuh gembira ria sepanjang hari dengan aneka ragam hiburan
yang mengundang maksiat akan mengundang kemurkaan Allah dan menimbulkan
bencana serta musibah yang menghancur leburkan suatu negeri.
Sebagaimana diperingatkan Allah dalam Al-Qur'anul Karim:
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang suka hidup mewah (berfoya-foya)
dinegeri itu agar ta'at kepada Allah swt. namun mereka melakukan
kedurhakaan (kefasikan) dalam negeri itu. maku sepantasnya berlaku pada
mereka ketetapan hukum, maka Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya" (Al-lsra' 17).
Al-Qur'an menggambarkan diantara penyebab dimasukkannya seseorang
kedalam neraka kelak adalah kehidupan mereka yang suka berfoya foya dan
bergembira ria dengan beraneka hiburan dan tontonan mengejar kepuasan
hawa nafsu belaka, senda gurau tanpa batas, sementara ibadah mereka
abaikan, Allah berfirman :
"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka
dia akan berteriak histeris: "Celakalah aku!". Dan dia akan masuk
neraka yang bernyala-nyala. Sesungguhnya dia dahulu didunia suka hidup
bergembira ria. Sesungguhnya dia menyangka tidak akan kembali kepada
Tuhannya" (Al-Insyiqaaq 84; 10-14)
"Apa sebab kamu sampai masuk neraka saqar? Mereka menjawab"
Karena dahulunya kami tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat. Dan
kami tidak pula memberi makan orang miskin. Dan kami suka berbicara
yang bathil, bersama dengan orang yang membicarakannya. Dan kami juga
mendustakan hari pembalasan. Sehingga datanglah pada kami kematian" (Al-Mudatsir 74:42-47)
5. MENEGAKKAN AMAR MA'RUF
Menegakkan da'wah amar ma'ruf, mengajak "manusia untuk mengamalkan
ayat-ayat Allah, menegakkan yang haq, bukan hanya untuk diri sendiri,
tapi juga mengajak orang-orang sekitanya merupakan salah satu benteng
pengaman dari bencana dan musibah akibat kemurkaan Allah swt.
Allah tidak akan membinasakan suatu negeri apabila dalam negeri
tersebut masih terdapat orang-orang yang punya kepedulian da'wah,
mengajak masyarakatnya untuk menegakkan syari'at secara kaaffah, Allah
berfirman :
"Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara
zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar
ma'ruf)" (Hud 11:117).
6. MENCEGAH KEMUNGKARAN
Disamping menegakkan yang ma'ruf, mencegah kemungkaran atau
kemaksiatan ditengah masyarakat merupakan salah satu benteng yang akan
menyelamatkan kita dari bencana dan musibah, Allah berfirman :
"Dikutuki Allah orang-orang kafir dari Bani lsrail dengan lisan
Daud dan Isa bin Maryam. Yang demikian itu karena kedurhakaan mereka
dan tingkah laku mereka yang melampaui batas. Mereka tidak punya
kepedulian untuk niencegah kemungkaran yang mereka perbuat.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat" (Al-Maidah 5: 78-79)
"Menurut keterangan Hudzaifah bin Yaman, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda: "Demi
Yang diriku ditanganNya, hendaklah kamu menegakkan yang ma'ruf dan
hendaklah kamu mencegah yang mungkar, atau akan datang masanya Allah
menurunkan hukuman (bencana) kepadamu, lalu kamu berdo'a namun Allah
tidak akan memperkenankan do'amu itu" (HR. Ahmad & Turrmudzi)
"Menurut keterangan Aisyah ra. Saya pernah mendengar Rasulullah saw. besabda: "Tegakkanlah yang ma'ruf dan cegahlah kemungkaran sebelum datang masanya kamu berdo'a namun tidak diperkenankan Allah do'amu" (HR.Ibmu Majah).
7. MENCEGAH KEDZALIMAN
Kedzaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah swt. karena
Allah swt. sangat membenci kedzaliman. Dalam sebuah hadist qudsi Allah
swt. berfirman :
"Wahai hambaku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman
pada diriKu, dan Akupun mengharamkan untuk sesama kamu, maka janganlah
kamu saling mendzalimi" (HR.Muslim dari Abi Dzar al-Ghifariy).
"Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri melainkan apabila penduduk negeri itu berlaku dzalim" (Al-Qashah 28:59).
Dalam Al-Quran Allah swt. meperingatkan bahwa betapa banyak negeri
yang telah dibinasakan Allah swt pada masa yang lalu karena kedzaliman
yang telah merajalela di tengah negeri itu.
"Betapa banyak negeri yang Kami binasakan penduduknya karena
mereka berbuat dzalim, maka tembok-tembok negeri itupun roboh menutupi
atapnya, dan betapa banyak pula sumur-sumur yang telah ditinggalkan,
demikian juga istana-istana yang megah (pun ditinggalkan)" (Al-Haj 22: 45).
Yang dimaksud dengan kezhaliman dalam ayat-ayat diatas selain
penganiayaan atau tindakan sewenang wenang yang berkuasa terhadap
rakyat, atau kesewenangan yang kaya terhadap orang miskin, orang yang
kuat terhadap yang lemah, menurut terminologi Al-Qur'an kemusyrikan
juga termasuk kedzaliman, bahkan termasuk induk kemusyrikan sebagaimana
wasiat Luqmanul Hakim pada anaknya:
"Dan ingatlah ketika Luqman berwasiat kepada anaknya diwaktu dia
memberikan pengajaran kepadanya: Wahai. Anakku ! Janganlah kamu
mempersekutukan Allah karena kemusyrikan itu merupakan kedzaliman yang
besar" (Luqman 31: 13).
Demikian juga perbuatan maksiat dan dosa-dosa besar umumnya termasuk
kedzaliman; karena mereka yang melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa
besar secara tidak langsung telah melakukan kedzaliman terhadap dirinya
sendiri dengan menjatuhkannya ke jurang kebinasaan dunia dan akhirat.
8. DO'A DAN DZIKIR
Do'a dan dzikir merupakan salah satu benteng yang kokoh untuk melindungi diri dan masyarakat dari bencana dan mushibah.
Berikut ini kita kutipkan beberapa do'a dan dzikir yang akan dibaca di sa'at menghadapi musibah dan bencana :
1. Menurut keterangan Ibnu Abbas, r.a. Rasulullah di saat menghadapi bencana membaca:"Laa
ilaahaillallahul 'adzim, Laa illaha illallahu rabbil 'arsyil 'adzim,
Laa ilaaha illallahu rabbus samawaati wa rabbul ardhi wa rabbul 'arsyil
kariim".
Artinya: Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang
Maha Agung dan Maha penyantun. Tiada Tuhan (yag berhak disembah) selain
Allah, Tuhan yang unyai Arasy yang Agung. Tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah pencipta dan pemelihara langit dan bumi, dan
Tuhan yang mempunyai Arasy yang mulia. (HR.Muslin dari lbn Abbas).
2. Menurut Anas r.a. Rasulullah sering dalam menghadapi bencana membaca: "Yaa hayyu yaa qayyuumu birahmatika astaghiisyu"
Artinya: Wahai Yang Maha Hidup. Wahai Yang Maha berdiri sendiri. Aku mohonkan pertolongan-Mu dengan segera (HR.Turmudzi & Hakim)
3. Menurut Abu Bakar Shidiq, r.a. Rasulullah dalam menghadapi bencana membaca:"Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ila nafsi tharfata 'ainin, wa ashlih li sha'ni kullahu, laa ilaaha illa anta"
Artinya:Ya Allah ! Hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka
janganlah Engkau lepaskan aku pada diri ku sendiri walaupun sekejap
mata, dan perbaikilah keadaan ku seluruhnya.Tiada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Engkau. (HR.Abu Daud)
4. Menurut keterangan Abu Qatadah Rasulullah saw.bersabda:"Man qara a
ayatal kursyi wa khawaa tima suratil baqarata 'indal karbi a
'anahullahu 'azza wa jalla"
Artinya:Siapa yang menibaca ayat kursi dan akhir-akhir surat
Albaqarah (ayat 284-286) dalam menghadapi bencana maka Allah akan
menolongnya (HR.Ibnu Sinni).
5. Suatu waktu ada seseorang menyampaikan kepada Abu Darda' r.a
:"Rumahmu terbakar. Jawab Abu Darda''. 'Tidak! Tuhan tidak akan
memperlakukan daku demikian", karena aku telah membaca do'a yang aku
dengar dari Rasulullah saw, siapa yang membacanya pagi hari akan
selamat dari musibah sampai sore, dan siapa yang membacanya petang hari
maka dia akan selamat dari musibah sampai pagi esoknva, inilah doa'a
tersebut:
"Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta 'alaika
tawakkaltu wa anta rabbul arsyil 'adzim. Maa syaa allahu kaana wa
maalam yasya'lam yakun laahaula wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil
'adzim. A'lamu annallahu 'ala kulli syay in qadiiru. Wa annallaha qad
ahatha bikulli syain 'ilman. Allahumma inni a 'uzubika min syarri
nafsin. Wa min kulli daabbatin anta uhidzu bina shiyatiha. Inna rabbi
'ala shira thin mustaqiimin"
Artinya: Ya Allah, Engkaulah Tuhanku Tak ada Tuhan selain
Engkau, kepada-Mu aku bertawakal dan Engkau adalah Penguasa dari 'arasy
Yang Maha Agung. Apa-apa yang dikehendaki Allah, pastilah terjadi,
sebaliknya apa-apa yang tak dikehendaki-Nya, tidaklah akan terjadi.
Tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagi
Maha Besar. Saya menginsyafi bahwa Allah Kuasa atas segala sesuatu, dan
bahwa ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu. Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri, dan dari kejahatan semua
makhluq melata yang kendalinya tergenggam dalam tangan-Mu! Sungguh
Tuhanku itu berada pada jalan yang lurus (HR. Thalaq bin Habib)
Pada beberapa riwayat, Abu Darda' berkata: "Ayolah bangkit!" iapun
berdiri dan merekapun turut berdiri lalu pergi ke rumahnya, setelah
sampai didapatinya rumahnya tidak apa-apa sedang sekelilingnya terbakar
semua.
9. BERTAWAKKAL PADA ALLAH SWT
Setelah berusaha dan bedo'a dengan penuh pengharapan dan keyakinan
marilah berserah diri, bertawakkal kepada Allah, semoga Allah
senantiasa melindungi dan meridhoi kita semua. Amiin.
Ditulis oleh : Hariono Fadhil
0 komentar:
Posting Komentar