Sholat Subuh, Ujian Terberat Bagi Munafikin.
Makna Ujian
Ungkapan lidah sering tak
sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai dengan amal
perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara
perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah
kelihatan bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan
lebih keras lagi.
Allah swt. Maha Mengetahui apa yang
terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata yang tidak jujur Dan
segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik dari yang
mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur.
Namun,
atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk
mengetahui rahasia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta
menunjukkan siapa yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia
katakan; atau menyakini sesuatu, tapi tidak merealisasikannya.
Tujuan
ditampakkannya rahasia hati itu karena Allah swt. Ingin menegakkan
hujjah (alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada
seorang pun yang merasa terzalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian,
akan tetapi sebagian besar gagal dalam ujian tersebut. Lebih dari itu,
melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan orang-orang mukmin
dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin dengan orang
munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan
mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.
Ujian merupakan
sunnah ilahiyah Dan sebagai standar bagi semua manusia tanpa kecuali,
yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.
Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif
lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: " Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya
Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).
Ujian
dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus
sejak manusia mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad
fisabilillah merupakan ujian, bahkan sebagai ujian yang sangat berat.
Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-orang mukmin bisa Lulus
dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan Lulus. Infak
di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu
yang mustahil.
Orang mukmin mampu melaksanakannya,
sementara orang munafik tidak akan mampu. Begitu pula, bersikap baik
terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga ujian; rida
dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun
ujian, Dan seterusnya.
Ujian memiliki variasi tingkat
kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian itu untuk
membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan
hatinya.
Salat Subuh, Ujian Terberat
Inilah
ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal
yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini آbagi seorang
laki-lakiآ adalah salat Subuh secara rutin berjamaah di masjid.
Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap
orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat
tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.
Sikap
manusia dalam menunaikan salat wajib cukup beragam. Ada yang
mengerjakan sebagian salatnya di masjid, namun meninggalkan sebagian
yang lain. Ada pula yang melaksanakan salat sebelum habis waktunya,
namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada pula sebagian orang yang mengerjakan
salat ketika hampir habis Batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang
terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat wajib secara
berjamaah di mushala/masjid pada awal waktu.
Rasulullah
saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk
membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari
Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: "
Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat
Isya' Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung
di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan
merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila Rasulullah saw.
meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat
Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di
masjid), maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.
Di
balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahasia
yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari
pelaksanaan salat Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat
Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.
Pernah
suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng
Tastar. 'Kejadian' ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu
menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi
waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad, Tsamud,
dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh.
Seorang
penguasa Yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang
Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jamaah salat Subuh
mencapai jumlah jamaah salat Jumat. Memang, tanpa salat Subuh, umat
Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin mengharapkan
kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak memperhatikan
salat ini.
Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu
Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu
sore hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka
bumi. Bagaimana mungkin?
Sesungguhnya agama ini tidak akan
mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya.
Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak
mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak
sedikit pun meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat
penting.
Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang
terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan
menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu
Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini.
Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga salat
Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari
Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw
bersabda:"Tidak akan masuk neraka, orang yang salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari." (HR. Muslim).
Salat
Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada
orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta
kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk salat Subuh? Hati yang
tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh hadist-hadist
yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh?
Orang
munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh
berjamaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di
dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya,
seperti sabda Rasulullah saw.: " Maka mereka akan mendatanginya,
sekalipun dengan merangkak."
Coba kita bayangkan ketika
ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang
membantu memapahnya. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras
mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk
mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah
Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat Subuh
berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa
besar musibah yang telah menimpanya.
Tentu saja, tulisan
ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat Subuh di
masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap
muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi
bagi setiap individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak,
serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di
masjid/musalla secara istiqomah?
Jika seseorang
meninggalkan salat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut
adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada
dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah bermuhasabah (intropeksi
diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhawatirkan akhir hayat yang
buruk (su'ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik! (HD).
0 komentar:
Posting Komentar