Tawakal Bukan Berarti Pasrah
Tawakal secara bahasa artinya mewakilkan atau menyerahkan. Secara
istilah mengutip dari Imam al Ghozali tawakal adalah menyandarkan
kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar
kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana
disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Tawakal adalah
sesuatu yang sangat penting dalam hidup seorang muslim. Tawakal dalam
pengertian berserah diri pada Allah SWT harus sudah ada sebelum, saat
beramal maupun sesudah beramal. Dengan bertawakal sebelum beramal akan
memberikan kekuatan dan arah yang jelas dalam amal kita, karena kita
yakin Allah SWT akan membantu dan menolong kita.
Bertawakal
sesudah beramal akan memberikan ketenangan dan kesabaran pada kita,
kalau apa yang kita ingingkan tidak tercapai. Sebaliknya kalau sukses,
tawakal kepada Allah SWT akan manghasilkan sikap syukur bukan
kesombongan. Toh keberhasilan kita tidak bisa lepas dari bantuan dan
pertolongan Allah SWT.
Tentu saja tawakal kepada Allah swt bukan
berarti bersifat pasif atau pasrah. Kita diperintahkan dalam beramal
selalu memenuhi kaedah kausalitas (sebab akibat). Rosulullah SAW pernah
mengingatkan kepada seseorang untuk mengikat kudanya dan bertawakal.
Mengikat kuda adalah kaedah kausalitas yang harus dilakukan agar kuda
tidak lepas. Meskipun yakin ditolong Allah SWT dan selalu bersandar
kepada Allah SWT , Rosulullah saw tetap saja mempersiapkan pasukan
dengan baik, strategi yang jitu , dan senjata yang mumpuni, untuk dapat
memenangkan perang dalam perang Badar misalnya. Bukan pasrah.
Untuk mengokohkan sikap tawakal ini, Rosulullah SAW ketika bangun malam untuk bertahajjud suka membaca:
Allahumma laka aslamtu wabika aamantu wa ‘alaika tawakkaltu (….Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal )(Mutafaq 'alaih).
Tawakkal
akan banyak memberikan kebaikan kepada kita termasuk mendatangkan
rezki. Dari Umar bin Khathab bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jika
kamu benar-benar bertawakal kepada Allah maka pasti Allah akan
memberikan rizki kepadamu, sebagimana Allah telah memberikan rizki
kepada burung. Burung itu pergi dengan perut kosong dan kembali ke
sarangnya dengan perut penuh makanan. (HR. Al Hakim).
Semoga kita termasuk orang yang sentiasa bertawakal kepada Allah SWT. Amin.
(Ust. Hari Moekti)
0 komentar:
Posting Komentar