Kamis, 24 Oktober 2013

Lintasan Pikiran Tidak Bisa Dimatikan

Kekuatan Pikirian

Akar dari semua tindakan, perilaku, kebiasaan dam karakter kita adalah lintasan pikiran yang bertebaran dalam benak. Lintasan pikiran itu menyerbu benak kita, maka ia berkemabang menjadi memori, dan memori itu secara perlahan berkembang menjadi ide, atau gagasan, atau pikiran.
Pikiran itu selanjutnya menukik lebih jauh dalam diri kita, dalam wilayah emosi, dan membentuk keyakinan. Maka, keyakinan berkembang menjadi kemauan, dan secara perlahan, kemauan berkembang menjadi tekad. Begitu ia menjadi tekad, pikiran itu telah memperoleh energi atau tenaga agar ia terwujud dalam kenyataan.

Setelah itu tekad menjalar ke dalam tubuh dan menggerakannya. Maka, lahirlah tindakan. Bila tindakan itu dilakukan berulang-ulang, maka terbentuklah kebiasaan, dan bila kebiasaan itu berlangsung dalam waktu lama, terbentuklah karakter.


Jadi, tindakan adalah output, sedangkan input-nya adalah pikiran.


Dalam diri kita, pikiran-pikiran itu mengalami proses pengelolaan yang rumit. Kita mempunyai pusat penyimpanan informasi yang bernama otak, yang meyerap informasi melalui proses penginderaan dan penalaran, untuk kemudian (berbagai informasi yang masuk) dikelola oleh akal. Di mana di sana terjadi proses pembenaran dan penyalahan, penerimaan dan penolakan, serta keyakinan dan keraguan. Secara sikuensial, kita mengalami proses memahami, memilih, memutuskan dan melakukan.


Seperti mekanisme kerja komputer, otak adalah tempat penyimpanan informasi (hardisk), sedangkan akal adalah instrumen pengelola informasi (prosessor). Output internalnya adalah kesadaran dan output ekternalnya adalah tindakan. Akal menentukan pilihan atas tindakan-tindakan yang secara sadar kita lakukan. Demikianlah, kita menyaksikan bagaimana kepribadian kita dibentuk dari sana: dari pikiran-pikiran kita.


SEKALI LAGI TENTANG LINTASAN PIKIRAN


Kita harus mendeteksi lintasan pikiran kita, sebab itulah benih dari setiap gagasan yang berkembang dalam benak kita. Kebaikan dan keburukan selalu bermula dari sana. (Di titik ini pula) setan memasuki manusia (yakni) dari pintu lintasan pikirannya. Jika kita tidak dapat mencegah lintasan-lintasan pikiran yang buruk, maka kita juga tidak akan dapat mencegah munculnya tindakan-tindakan yang buruk. Maka, berhati-hatilah terhadap semua lintasan pikiran kita.


Lintasan pikiran tidak bisa dimatikan. Ia menyerbu manusia dengan ribuan lintasan pikiran setiap saat, dan serbuannya begitu dahsyat. Yang dapat kita lakukan adalah mengalihkannya dan menggantikannya dengan lintasan-lintasan yang baik. Maka, kita harus belajar untuk memikirkan apa yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan.


Kita harus dapat menjamin bahwa semua yang kita pikirkan adalah sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu dengan cara mengontrol semua informasi yang terserap dalam benak kita melalui panca indera, khususnya penglihatan dan pendengaran. Sebab, Allah SWT telah berfirman, “...sesungguhnya semua pendengaran, penglihatan dan akal akan dimintai pertanggung jawaban (di hari akhirat),” (QS. Al Isra: 36). Karenanya seleksilah apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar.


Demikianlah, kualitas pikiran-pikiran kita akan membentuk kualitas kepribadian kita, dan kualitas kepribadian kita akan membentuk kualitas kehidupan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution