Takutlah Terhadap Ancaman Allâh dan Rasul-Nya
Alhamdulillâh, segala puji bagi Allâh Ta'âla yang
memberikan hidayah, petunjuk kepada kita. Hidayah inilah yang akan
mendatangkan kebahagiaan abadi di akhirat. Kita harus menyadari, bahwa
hidayah Islam ini begitu berharga, sehingga dapat mendorong kita untuk
berhati-hati dan senantiasa menjaga hidayah ini agar tidak lepas dari
diri kita. Terlebih pada zaman ini yang penuh dengan fitnah syubhat dan
syahwat.
Dua fitnah ini ibarat virus yang sudah menyebar dan
sangat berbahaya hingga banyak mencelakakan manusia. Silau dengan
gemerlap dunia menyeret banyak orang terperangkap dalam fitnah syahwat;
menyangka itulah kebahagiaan. Padahal kebahagiaan yang dikejar tersebut
merupakan kebahagiaan semu dan menipu.
Demikian halnya dengan seseorang yang berperilaku
seperti perempuan, padahal ia lelaki atau sebaliknya perempuan tetapi
berperilaku lelaki. Bahkan dengan sadar “menentang” larangan Allâh
Ta'âla, padahal akibatnya fatal. Disebutkan dalam hadits yang shahîh:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ،
وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ، وَقَالَ: «أَخْرِجُوهُمْ مِنْ
بُيُوتِكُمْ» قَالَ: فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ فُلاَنًا، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا
Dari Ibnu Abbâs radhiyallâhu 'anhuma, ia berkata: "Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam melaknat para lelaki mukhannats dan para wanita mutarajjilah.
Kata beliau, ‘Keluarkan mereka dari rumah kalian,’ maka Nabi
shallallâhu 'alaihi wa sallam mengusir si Fulan, sedangkan Umar mengusir
si Fulan”. (HR al-Bukhâri dalam Shahîh-nya, no. 5886)
Dalam riwayat lain disebutkan:
لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
المُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بالنِّسَاءِ ، والمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ بالرِّجَالِ
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam melaknat
para lelaki yang menyerupai wanita, dan para wanita yang menyerupai
laki-laki. (HR al-Bukhâri dalam Shahîhnya, no. 5885)
Riwayat yang kedua ini menafsirkan maksud mukhannats
dan mutarajjilah dalam hadits yang pertama di atas. Tidakkah mereka
takut mendapatkan laknat dari Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam ?
Fitnah syahwat juga telah membutakan pelakunya,
sehingga tidak mau mengerti bahwa perilakunya telah menyimpang dan
menyalahi fithrah sebagai manusia, misalnya dengan melakukan perkawinan
sejenis.
Apakah mereka tidak bisa mengambil pelajaran dari adzab Allâh
Ta'âla yang telah ditimpakan pada kaum Luth yang telah melakukan
perbuatan keji ini?!
Allâh Ta'âla berfirman:
Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan
negeri kaum Lûth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari
orang-orang yang zhalim. (QS Hûd/11:82-83)
Juga hadits Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbâs radhiyallâhu 'anhuma:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ
قَوْمِ لُوْطٍ فَاقْتُلُوْا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُوْلَ بِهِ
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa saja yang kalian dapatkan melakukan perbuatan homoseksual, maka
bunuhlah kedua pelakunya”. (HR Abu Dâwud, 4462; Ibnu Mâjah, 856; at-Tirmidzi, 1456; dan ad-Darruquthni, 140)
Orang yang menginginkan kebahagiaan pasti takut
terhadap semua yang bisa mengancam kebahagiaan yang diidamkan itu.
Adakah ancaman yang lebih berbahaya dan menakutkan dibandingkan dengan
ancaman yang datang dari Allâh dan Rasul-Nya? Semoga Allâh Ta'âla
senantiasa membimbing kita untuk senantiasa takut terhadap siksa dan
ancaman-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar