Kamis, 24 Oktober 2013

Kekuatan Hidup Adalah Pasrah

Pasrahkan Hidup Kita pada Allah


Pasrah adalah kekuatan, orang pasrah berarti menyerahkan dirinya kepada Allah. Itu artinya ada kekuatan yang diarahkan, yaitu kekuatan kembali kepada Allah. Kekuatan pasrah ini dapat digunakan untuk menyerahkan sesuatu yang menjadi kebutuhan bagi kita. Misalnya, kita mengalami sakit, maka sakit tersebut dapat kita pasrahkan kepada Allah.
 
 Misalnya lagi, kita dililit hutang dan kita tidak mungkin bisa membayarnya maka gunakan kekuatan pasrah kepada Allah, termasuk menyerahkan segala hutang kita kepada Allah. Barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar yang tidak disangka sangka sehingga kunci dari segala masalah adalah dengan kekuatan pasrah kita. Kekuatan penyerahan total inilah yang akan menggerakkan kehendak Allah. Bukan kekuatan diri yang lemah. Akan tetapi, kekuatan Allah yang maha kuat. Di dalam kepasrahan total ada kekuatan, di dalam kesombongan ada kelemahan. Semoga kita digolongkan menjadi orang yang selalu berserah diri. Amiin.

Pasrah seperti air mengalir yang selalu bergerak dengan fleksibel mengikuti tempat yang lebih rendah. Pasrah dan ikhtiyar sesuatu yang bertolak belakang. Pasrah itu mengarah pada Allah. Sedangkan usaha atau ikhtiyar itu ke diri, aku bisa, aku berusaha. Jadi usaha dan pasrah sesuatu hal yang tidak bisa disatukan. Tidak mungkin kita menyelesaikan dengan ikhtiyar dan pasrah. Kalau mau menyelesaikan masalah dengan pasrah, ya pasrah saja total kepada Allah. 

Sedangkan kalau mau ikhtiyar, ya ihtiyar saja pakai kemampuan diri semaksimal mungkin. Kalau pasrah, bukan aku yang berusaha atau ikhtiyar, tapi aku sudah tidak berusaha lagi, hanya mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah. Aku berserah mengikuti kehendak Allah, dan ini bukan ihtiyar. Seperti sa’i dalam ibadah haji. Seperti pelajaran dari Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim a.s, yang mencari air. Siti Hajar tidak ikhtiyar karena kalau ikhtiyar pasti menggunakan logika akal. Siti Hajar tidak menggunakan logika dia hanya percaya dan berpositif thinking kepada Allah bahwa pasti ada jalan, atau dalam hal ini pasti ada air. 

Saudaraku, Dalam menyelesaikan suatu masalah, kita tetap diwajibkan berikhtiyar semampu kita. Namun, setelah kita berikhtiyar sesuai kemampuan kita maka yang seharusnya dilakukan adalah hanya pasrah pada Allah. Hidup kita ini sudah digariskan atau dituliskan dalam Lauhul Mahfuz.

Oleh karena itu, benar seperti yang difirmankan Allah dalam Qur’an Surat Ar Ra’d ayat 11 : 

“ Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “ 

Saudaraku,

Yang paling penting, sebelum memulai suatu pekerjaan atau menghadapi suatu masalah, kita mohon pada Allah bahwa kita pasrah dan menyerahkan semua urusan pada Allah kemudian berikhtiyar semaksimal mungkin sesuai kemampuan kita. Ketika kita meraih keberhasilan, kita tidak akan sombong atau takabur. Sedangkan jika gagal, kita tidak akan putus asa.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wr. Wb
Salam sahabat, perkenalkan nama saya rully wicaksono. asal saya demak, niat saya hanya ingin berbagi kebaikan khusus kepada orang yang mengalami kesusahan,
Bismillahirrahmanirrahim
Percaya tidak percaya semua kembali pada pembaca postingan saya, 6 thn yang lalu. awalnya sy seorang pengusaha yang bisa dibilang sukses,tapi banyak yang tidak suka kalau saya sukses, Bisnis saya bangkrut. saya punya anak dua dan mash kecil2, saya sempat putus asa dan tidak tau mau berbuat apa2,.hutang di bank hampir 2m , diperongan jg yang kian menempuk + bunga, Bahkan rumah saya serta pabrik pun disita oleh bank. pada saat itu saya sempat putus asa dan saya sempat mau mengakhiri hidup,tapi setiap saya melihat anak semua putus asa saya hilang.
Iktiar demi iktiar saya lakukan, tapi mengalami jalan buntu. Teman dan saudara semua menghindar, ya begitulah……dikala senang banyak uang bak gula dikerumini semut. Tersirat dalam hati, tersengkur didepan sajadah, dosa apa yang saya lakukan ya tuhan, padahal dikala sukses saya termasuk orang yg dermawan, suka membantu teman, tetangga dan keluarga. Larut dalam kesedihan, kesusahan dan penderitaan ….. Ya tuhan, saya baru sadar bahwa selama ini usaha dan bisnis saya didapati dari hasil uang riba yang saya putarkan.
Bulan terus berganti tidak terasa sudah hampir 2 thn sy berusaha untuk bangkit, apapun pekerjaannya saya lakukan bahkan jadi kuli bangunan, istri jualan sayur dpasar yang penting halal Puasa senin kamis pun sy lakukan agar dimudah doa dan keinginan. Alhamdulillah, ujian itu berakhir, Tuhan memberikan hidayahnya kepada saya meski pun lewat bantuan seorang Kyai. Beliau membimbing ke jalan yang lurus, membenarkan langkah kaki saya yg selama ini salah arah dalam bisnis. Beliau mengajarkan doa2, yang sangat mujarab. Alhamdulillah juga beliau menyarankan saya untuk merintis usaha (Usaha yg beliau sarankan), usaha baru mulai dari nol walaupun harus sakit sakit dahulu. ALLAHUAKABAR, 7bln usaha br yg saya rintis maju pesat. doa saya di ijabah, berkat bimbingan beliau serta arahannya usaha saya sangat pesat berkembang, Alhamdulillah ya ALLAH. Saat menulis kisah ini saya sudah bangkit kembali dan bisa untuk membayar hutang hutang, rasa kepercayaan orang lain timbul kembali. Dan Alhamdulillah saya sekeluarga sudah berangkat umrah . Hanya ALLAH yang bisa membalas budi baik kyai, beliau membantu tanpa Pamrih.
Doa tanpa usaha, adalah suatu kebodohan. Usaha tanpa doa adalah suatu KESOMBONGAN. Yakinlah saudara2ku tiada satu manusia yang lolos dari cobaan , godaan dan ujian. Allah menguji sesuai kadar manusia masing2.
Yuk banyak dhuha, banyak tahajud banyak berbagi dan bersedekahlah karena dengan sedekah suatu saat sedekah itu akan menolong diri sendiri.
Hutang tetaplah Hutang yang harus dilunasi, karena hutang akan dibawa sampai mati dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah swt.
Wassalam, semoga menjadi inspirasi
(rullywicaksono21@gmail.com)

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution