Rabu, 16 Oktober 2013

Ibadah Qurban Menurut Ustadz Felix Siauw

Mendapat Dua Kedekatan Karena Qurban


Sosok Ustadz Felix Siauw tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian umat Islam di Indonesia, pasalnya, Ustadz yang menjadi mualaf semenjak 2002 ini merupakan pendakwah yang sering muncul diberbagai media termasuk media televisi. Baginya berdakwah merupakan kewajiban sebagai seorang muslim. Sementara aktivitasnya sehari-hari adalah penulis buku dan berwirausaha dengan memiliki toko busana muslimah khususnya jilbab. Saat ditanya mengenai kurban, Ustadz Felix Siauw memiliki pengalaman unik mengenai kurban pertamanya. 

 
Dia mengaku pertama kali berkurban pada tahun 2006 saat masih kuliah di institut pertanian Bogor (IPB). Sebagaimana muslim lainnya, sebagai seorang muslim ia juga sangat ingin berkurban, namun pada saat itu ia belum memiliki cukup uang untuk membeli hewan kurban, hingga pada 2006 beberapa hari sebelum hari raya idul adha ayahnya yang masih non muslim meneleponnya. Ayahnya menanyakan kepada ustadz Felix apakah dirinya tidak berkurban, lantas ustadz Felix mengatakan bahwa dirinya tidak berkurban karena tidak memiliki uang untuk membeli hewan kurban. Tanpa disangka, ternyata sang ayah menawarkan akan membelikan hewan kurban untuk ustadz Felix berkurban, dan iapun menerima. Inilah pertama kali ustadz Felix berkurban.

Ustadz felix siauw MENDAPAT DUA KEDEKATAN KARENA KURBAN Kini Ustadz Felix menjalankan ibadah kurban hampir di setiap tahunnya. Baginya Ibadah kurban memiliki manfaat ganda, yaitu, manfaat sosial dan manfaat sipiritual atau manfaat hablumminannas dan hablumminallah.

Hablumminannas tercermin dalam bentuk silaturahim dan memberikan manfaat sosial berupa berbagi daging hewan kurban dengan sesama terutama yang tidak mampu sehingga mampu mendekatkan para mudhohi (orang yang berkurban) kepada saudarasaudaranya sesama muslim. Sementara itu manfaat hablumminallah tercermin dalam bentuk kedekatan kepada Allah karena berkurban merupakan bentuk rasa cinta dan rasa syukur kepada Allah. Sebagaimana firman Allah “Dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah“ (Qs. Alkautsar:2) 

Bagi ustadz Felix, kurban juga memiliki nilai syiar karena kita bisa bersilaturrahim tidak hanya kepada saudara-saudara kita yang tidak mampu, tetapi kurban juga bisa dibagikan kepada yang kaya sekalipun untuk mencerminkan kita peduli dan sebagai wujud silaturrahim. Bahkan umat non muslimpun boleh diberi daging kurban, ini bisa menunjukkan bahwa Islam itu peduli dan berkasih sayang. Sebagai tanda cinta dan syukur kepada Allah, keinginan berkurban harus bermula dari kebutuhan diri kita yang ingin dekat kepada Allah bukan karena diminta oleh orang lain. 

Logika kurban yang harus dibangun adalah bahwa kitalah yang butuh berkurban karena ingin   lebih dekat dan bersyukur kepada Allah, bukan karena diminta oleh orang lain yang tak mampu. Bukti bahwa kurban merupakan tanda cinta adalah bahwa hewan yang akan kita gunakan untuk berkurban harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Ini berarti harus hewan yang terbaik dan biasanya harganya mahal. Ini berarti bahwa kita diperintahkan Allah untuk memberikan harta terbaik kita, bukan sembarang hewan. Selain yang akan memakan daging kurban tersebut adalah saudara-saudara kita, juga karena kebaikan itu ketika kita memberikan sebagian harta yang kita cintai. 

Menurut Ustadz Felix, bagi orang orang yang sibuk dan tidak punya waktu sekarang bisa berkurban dengan mudah melalui berbagai lembaga pelayanan kurban semacam DPU Daarut Tauhiid, DD, Al-Azhar dan lain-lain. baik berkurban melalui lembaga - lembaga tersebut maupun diurus sendiri melalui ulama setempat semuanya baik. Bila melalui lembaga mungkin bisa menjangkau daerah-daerah terpencil atau daerah daerahkorban perang atau bencana alam dan tentu itu baik. Namun jika berkurban melalui diri sendiri atau personal melalui ulama setempat dimana kita tinggal, itu juga baik karena kita bisa dekat dan bersilaturrahim secara langsung dengan saudara-saudara yang ada di sekitar kita. Ia juga berharap kedepan ada tabungan kurban yang dikelola dengan baik, baik oleh bank-bank syariah maupun lembaga lainnya. 

Ia mencontohkan bahwa kebanyakan orang yang akan berkurban biasanya akan membeli hewan kurban sesaat sebelum Idul Adha sehingga biasanya hanya bagi orang-orang yang mampu saja. Namun jika ada tabungan kurban orang yang tidak dalam kategori kaya secara materi namun ingin berkurban barangkali bisa berkurban dengan menabung selama waktu tertentu, sehingga tidak terasa berat. Dan tentu ini sangat memudahkan. Hingga saat ini menurut Ustadz yang keturunan Tionghoa ini, belum ada tabungan kurban. Kalaupun ada masihlah sangat sedikit atau belum begitu popular.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution