Rabu, 16 Oktober 2013

Tulisan Untuk Kita Renungkan

Renungan

Setialah pada kebenaran

Setialah pada kebenaran di mana pun kebenaran itu berpindah walau engkau harus terus menerus berpindah mengikutinya. Walaupun kebenaran itu berpindah dari kelompokmu, ulamamu, kyaimu, ustadmu, syaikhmu, ikutilah kebenaran itu ke mana pun dia pergi.


Orang yang bingung akan berkata, ” Si fulan adalah orang yang tidak jelas manhajnya karena suatu waktu dia mendukung kita suatu waktu dia mendukung kelompok lain, suatu waktu dia membela syaikh kita, suatu waktu dia justru membela syaikh lain yang merupakan rival syaikh kita. Sungguh dalam pikirannya dipenuhi banyak syubhat “

Biarkanlah orang yang bingung itu, itu urusan mereka dan bukan urusanmu, urusanmu hanyalah setia pada kebenaran. Orang-orang bingung itu mengira kelompoknya adalah kebenaran. Padahal mereka hanyalah pencari kebenaran, suatu waktu dalam kebenaran, suatu waktu dalam kekeliruan. Seperti penatap matahari, suatu waktu dia bergeser dari cahayanya karena beberapa hal yang menggoda. Penatap matahari bukanlah matahari, setialah pada matahari, bukan pada penatapnya maka engkau akan selalu dalam cahaya.
Mungkin engkau suatu hari akan salah menangkap, engkau mengira itu cahaya matahari padahal itu adalah cahaya bulan, tetapi selama engkau selalu berniat untuk setia dalam cahaya, engkau akan selalu dalam cahaya dan sesungguhnya kekeliruan orang yang mencari kebenaran adalah sangat layak untuk mendapatkan maaf ILLAHI.
-----------------------

“Untuk kebahagiaan diri sendiri, ilmu pengetahuan hendaklah diamalkan. Dan Agama Islam adalah agama ilmu dan amal”
( Hamka )
-------------------------

“dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).” (al Alaq: 19).
Apabila Anda mendekatkan diri kepadaNya, Dia kan mendekat kepada Anda. Sebab yang paling besar yang bisa mendekatkan kita kepada kebutuhan kita adalah sujud penuh ketundukan”
 -------------------------

“Tahun-tahun itu seperti pohon, bulan-bulan itu seperti cabang pohon, hari-hari seperti rantingnya, jam demi jam seperti daun-daunnya, dan nafas kita adalah buahnya.

Siapa yang setiap desahan nafasnya diisi dengan ketaatan kepada Allah, maka buah pohon itu adalah buah yang baik. (Ibnul Qoyiim)
 ---------------------------------------


Ada 3 orang yang membuat aku tertawa karena lucu, dan ada 3 hal yang membuat aku menangis sedih..

Tiga orang yang membuatku tertawa karena lucu adalah orang yang masih mengangan-angankan dunia, padahal dia sedang diburu maut; Orang yang lalai tapi tidak merasa lalai; dan Orang yang tertawa lepas padahal dia tidak tahu apakah Allah meridhainya ataukah murka kepadanya..

Sementara 3 hal yang membuatku sedih adalah berpisah dengan orang-orang tercinta seperti Muhammad dan sahabat-sahabatnya; Menghadapi huru hara hari kiamat; dan Berdiri di hadapan Allah pada hari semua yang tersembunyi akan terungkap dan aku tidak tahu nasibku ke surga atau ke neraka…
(Abu Dard)
------------------------------

“At- taqwa ay al-khauf minal jalil, wa’ ‘amalu bittanzil, warridho bil qolil, wal isti’dad liyaumirrohil. (Taqwa adalah takut kepada Allah al-Jalil, mengamalkan Al Qur’an, ridho dengan yang sedikit, dan mempersiapkan diri untuk kematian.”
(Ali bin Abi Tholib ra.)
 ---------------------------------

Kiat-kiat agar istiqomah :

-Senantiasa melakukan ketaatan (Jika dalam melakukan ketaatan suatu saat kita merasa bosan, maka lakukan variasi amalan) mis : suatu saat jenuh melaksanakan sholat dhuha, bisa dialihkan dengan tilawah.
-Menyibukkan dengan ilmu-ilmu syar’i. Ilmu syar’i adalah antisipasi dari serangan syubhat.
-Perbanyak interaksi dengan Al Qur’an.
-Memperbanyak doa
-Banyak bergaul dengan orang-orang sholih.
Hal-hal yang bisa merusak sikap istiqomah:
-Meremehkan kemaksiatan
-Terlalu sibuk dengan dunia dan melupakan akhirat.
-Berlebih-lebihan dalam ibadah.
Beberapa tanda dari sikap istiqomah :
-Benarnya lisan
-Kesesuaian perbuatan dengan lisan
- Hati yang lurus
Hikmah dari sikap istiqomah:
- Allah berikan kabar gembira tentang surga
- Allah berikan keluasan rizki
- Allah berikan kehidupan yang baik.
“Katakanlah yang benar dan adil, sebab benar dan adil adalah satu. (Hamka)”
 ------------------------------------

“Di antara tanda diterimanya amalan ibadah adalah ketika ibadah tersebut menghasilkan buah yang baik. Buah ibadah adalah:

(1) Hati yang shalih
(2) Jiwa yang bersih
(3) Akhlak yang baik”

(Dr. Khalid Al Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al Qashim, Saudi Arabia, salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin (via twitulama)).



Wallahu a’lam 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution